Manado, BeritaManado.com — Banyak putra-putri Sulut belum mendapat gelar Pahlawan Nasional.
Bahkan untuk tercatat dalam sejarah pun masih samar-samar.
Penegasan ini disampaikan Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia, Dr Hilmar Farid pada webinar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Generasi Penerus Pejuang Merah Putih (GPPMP) bekerjasama dengan BeritaManado.com, Sabtu (15/11/2020).
Menurut Hilmar Farid, warga Indonesia khususnya Sulut patut berbangga dengan anugerah Pahlawan Nasional kepada Arnol Manonutu.
Tetapi kata Hilmar, ada juga sederet nama putra-putri bumi nyiur melambai layak mendapat penghargaan serupa.
Seperti Johanna Tumbuan.
Perempuan kelahiran Amurang ini, jelas Hilman, memegang peran penting dalam Kongres Pemuda Kedua.
Meskipun dididik secara Belanda, Johanna Tumbuan kemudian membela tanah air dan terlibat pada pergerakan nasional.
“Kalau dipikir, Johanna Tumbuan ini adalah seorang elit. Dia anak pemilik perkebunan, namun memilih berjuang,” kata Farid.
Menurut Hilmar, sebenarnya Johanna bisa saja terus bersekolah dan hidup enak tanpa gangguan apapun.
“Namun karena komitmen kebangsaan, beliau berprinsip mulia. Ini sebenarnya mesti diapresiasi dengan anugerah Pahlawan Nasional,” tandasnya.
Diskusi GPPMP sendiri mengangkat tema ‘Para Kawanua Nasionalis dan perannya dalam aksi Sumpah Pemuda hingga Pertempuran 10 November 1945’.
Selain Hilmar Farid, webinar menghadirkan Sejarahwan Anhar Gonggong, Budayawan Benny Matindas dan Dosen Pasca Sarjana Universitas Krisnadwipayana, Ade Reza Hariyadi.
Sementara yang mengundang Ketua GPPMP Jeffrey Rawis dan Sekretaris Jenderal Tedy A Matheos.
(Alfrits Semen)