Minsel, BeritaManado.com – Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) memiliki garis pantai 198 km dengan luas kawasan hutan mangrove sekitar 1.472 ha.
Dilansir dari akun resmi Dinas Pariwisata yakni akun Facebook Jelajah Minahasa Selatan, Hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem wilayah pesisir dan lautan yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan pariwisata.
Kabupaten Minahasa Selatan khususnya di Kecamatan Tatapaan memiliki kawasan hutan mangrove dengan luas sekitar 873.6 ha dan 276.7 ha berada di desa Sondaken.
Hutan mangrove ini berada di zona Taman Nasional Bunaken II di Desa Sondaken, Kecamatan Tatapaan dan bisa dicapai dalam waktu 1 jam dari pusat Kota Amurang atau 2 jam dari Kota Manado dengan transportasi darat dan bisa diakses dengan speed boat dalam waktu sekitar 25 menit dari Kota Amurang atau sekitar 35 menit dari Kota Manado.
Mangrove merupakan tanaman pelindung pantai dari abrasi dan gelombang laut serta menjadi tempat habitat berkembang biaknya ikan-ikan. Jika dipelajari beberapa mangrove dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari seperti dibuat tepung, dan lain sebagainya. Data dari Balai Taman Nasional Bunaken terdapat beberapa jenis mangrove di Tatapaan seperti:
Rhizophora meliputi spesies:
a. Rhizophora mucronata
b. Rhizophora stylosa
c. Rhizophora apiculata (lolaro)
Bruguiera meliputi spesies
a. Bruguiera gymnorrhiza
b. Bruguiera parviflora
c. Bruguiera cylindrica
Ceriops meliputi spesies
d. Ceriops tagal
e. Ceriops decandra
Sonneratia meliputi spesies
a. Sonneratia alba (posi-posi)
b. Sonneratia caseolaris
Avicennia meliputi spesies
a. Avicennia marina
b. Avicennia alba
c. Avicennia lanata
Xylocarpus meliputi spesies
a. Xylocarpus granatum
b. Xylocarpus mollucensis
Aegiceras meliputi spesies
a. Aegiceras corniculatum
b. Aegiceras floridum
Lumnitcera meliputi spesies
a. Lumnitcera racemosa
b. Lumnitcera littorea
Jenis waru meliputi spesies
a. Thespesia populnea (waru laut)
b. Hibiscus tiliaceus (waru)
Nypa Futrican (bobo)
Di Desa Sondaken telah tersedia suatu kawasan wisata ekologi dan edukasi oleh Balai Taman Nasional Bunaken bekerja sama dengan pemerintah desa dengan fasilitas pasanggrahan dan dermaga sehingga wisatawan dapat melihat lebih dekat jenis mangrove.
Pengunjung juga bisa menyewa perahu penduduk untuk tur ke area hutan mangrove (bulan-bulan) untuk melihat ikan-ikan karang serta indahnya kunang-kunang/firefly (Photuris lucicrescens) yang muncul pada sore sampai malam hari.
Dari dermaga desa pengunjung dapat melihat luas nan indah pantai Sondaken dengan pemandangan mangrove dan Pulau Manado Tua, apalagi pada saat matahari terbenam.
Areal pantai Sondaken banyak ditumbuhi padang lamun (seegrass) yang merupakan makanan dari ikan duyung (Dugong dugon) yang biasanya berhabitat di kawasan ini.
Pengunjung dapat melakukan kegiatan wisata edukasi, memancing, rekreasi dan kuliner hasil laut yang segar berkualitas.
Untuk pemanduan wisata pengunjung dapat menghubungi TNB Resort Sondaken atau Pemerintah Desa Sondaken.
(**RonaldKalalo)
Minsel, BeritaManado.com – Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) memiliki garis pantai 198 km dengan luas kawasan hutan mangrove sekitar 1.472 ha.
Dilansir dari akun resmi Dinas Pariwisata yakni akun Facebook Jelajah Minahasa Selatan, Hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem wilayah pesisir dan lautan yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan pariwisata.
Kabupaten Minahasa Selatan khususnya di Kecamatan Tatapaan memiliki kawasan hutan mangrove dengan luas sekitar 873.6 ha dan 276.7 ha berada di desa Sondaken.
Hutan mangrove ini berada di zona Taman Nasional Bunaken II di Desa Sondaken, Kecamatan Tatapaan dan bisa dicapai dalam waktu 1 jam dari pusat Kota Amurang atau 2 jam dari Kota Manado dengan transportasi darat dan bisa diakses dengan speed boat dalam waktu sekitar 25 menit dari Kota Amurang atau sekitar 35 menit dari Kota Manado.
Mangrove merupakan tanaman pelindung pantai dari abrasi dan gelombang laut serta menjadi tempat habitat berkembang biaknya ikan-ikan. Jika dipelajari beberapa mangrove dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari seperti dibuat tepung, dan lain sebagainya. Data dari Balai Taman Nasional Bunaken terdapat beberapa jenis mangrove di Tatapaan seperti:
Rhizophora meliputi spesies:
a. Rhizophora mucronata
b. Rhizophora stylosa
c. Rhizophora apiculata (lolaro)
Bruguiera meliputi spesies
a. Bruguiera gymnorrhiza
b. Bruguiera parviflora
c. Bruguiera cylindrica
Ceriops meliputi spesies
d. Ceriops tagal
e. Ceriops decandra
Sonneratia meliputi spesies
a. Sonneratia alba (posi-posi)
b. Sonneratia caseolaris
Avicennia meliputi spesies
a. Avicennia marina
b. Avicennia alba
c. Avicennia lanata
Xylocarpus meliputi spesies
a. Xylocarpus granatum
b. Xylocarpus mollucensis
Aegiceras meliputi spesies
a. Aegiceras corniculatum
b. Aegiceras floridum
Lumnitcera meliputi spesies
a. Lumnitcera racemosa
b. Lumnitcera littorea
Jenis waru meliputi spesies
a. Thespesia populnea (waru laut)
b. Hibiscus tiliaceus (waru)
Nypa Futrican (bobo)
Di Desa Sondaken telah tersedia suatu kawasan wisata ekologi dan edukasi oleh Balai Taman Nasional Bunaken bekerja sama dengan pemerintah desa dengan fasilitas pasanggrahan dan dermaga sehingga wisatawan dapat melihat lebih dekat jenis mangrove.
Pengunjung juga bisa menyewa perahu penduduk untuk tur ke area hutan mangrove (bulan-bulan) untuk melihat ikan-ikan karang serta indahnya kunang-kunang/firefly (Photuris lucicrescens) yang muncul pada sore sampai malam hari.
Dari dermaga desa pengunjung dapat melihat luas nan indah pantai Sondaken dengan pemandangan mangrove dan Pulau Manado Tua, apalagi pada saat matahari terbenam.
Areal pantai Sondaken banyak ditumbuhi padang lamun (seegrass) yang merupakan makanan dari ikan duyung (Dugong dugon) yang biasanya berhabitat di kawasan ini.
Pengunjung dapat melakukan kegiatan wisata edukasi, memancing, rekreasi dan kuliner hasil laut yang segar berkualitas.
Untuk pemanduan wisata pengunjung dapat menghubungi TNB Resort Sondaken atau Pemerintah Desa Sondaken.
(**RonaldKalalo)