Manado, Beritamanado.com – Peristiwa bunuh diri berturut-turut terjadi di wilayah hukum Polresta Manado dalam dua hari di Minggu pertama bulan Oktober tahun 2022.
Kejadian pertama terjadi di Terminal Malalayang, Rabu (5/10/2022) pria berinisial A (46) warga Desa Sea ditemukan tewas tergantung di salah satu kios penjualan tiket bus.
Berdasarkan data pihak kepolisian sektor Malalayang, disinyalir penyebab oknum tersebut melakukan aksi tidak terpuji ini adalah depresi setelah memukul anak kandungnya sendiri.
Teranyar, kejadian bunuh diri kembali terjadi di Desa Sea Kecamatan Pineleng, Kamis (6/10/2022) sekira pukul 09.30 WITA.
Pria bernama Alfi Leke (35) warga Desa Sea ditemukan warga tewas tergantung di plafon rumah dengan leher dililit tali nilon.
Berdasarkan pengakuan keluarga oknum tersebut sudah dua kali melakukan percobaan bunuh diri.
Motif korban berdasarkan keterangan kepolisian diduga akibat depresi karena penyakit yang tidak kunjung sembuh.
Kasat Reskrim Polresta Manado Kompol Sugeng Wahyudi Santoso mengatakan jika kebanyakan peristiwa gantung diri di Manado terjadi karena masalah pribadi.
“Paling banyak karena masalah pribadi dan keluarga,” ujarnya.
Ia meminta agar masyarakat Manado bisa berbagi cerita jika ada masalah dan tidak memilih mengakhiri hidupnya.
“Percobaan bunuh diri dapat dicegah, jika ada indikasi orang akan menghabisi nyawanya sendiri dapat dilaporkan ke petugas terdekat atau menghubungi call center 112,” tandas Sugeng.
Menanggapi fenomena gantung diri yang marak dalam sepekan ini, ditinjau dari Ilmu Psikologi dosen psikologi Preysi Sibih menyebut menjangkau orang yang ingin bunuh diri kontak awal sangat penting.
“Gangguan dan kondisi psikologis tertentu sangat mungkin melatari keinginan ini”, kata Preysi, kepada Beritamanado.com Kamis (6/10/2020).
Komunikasi dari orang di lingkungan terdekat merupakan langkah pertama adalah untuk mencegah niat orang untuk bunuh diri.
“Orang yang berkeinginan bunuh diri biasanya membutuhkan waktu lebih untuk melepaskan beban mereka sendiri dan seseorang harus siap secara mental untuk memberikan mereka waktu dalam hal ini sharing and caring,” ujar Dosen Psikologi UKIT tersebut.
Tujuannya adalah untuk menjembatani celah yang terbentuk dari ketidakpercayaan, keputusasaan dan hilang harapan dan memberikan orang tersebut harapan bahwa segala sesuatu bisa berubah menjadi lebih baik.
“Yang terpenting adalah untuk mendengarkan mereka secara efektif. Menjangkau dan mendengar saja merupakan langkah yang besar dalam menurunkan tingkat keputusasaan orang tersebut”, terangnya.
Menurutnya komunikasi dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat, pemuka agama dan pemerintah setempat.
Sementara dalam ajaran agama aksi menghilangkan nyawa sendiri sangat diharamkan, Pdt Hanny Pantouw mengatakan bunuh diri menjadi tindakan durhaka, karena hal itu menjadi bentuk penolakan manusia atas karunia kehidupan dari pencipta
“Tidak satu pun, pria ataupun wanita, diperbolehkan mengambil alih otoritas Tuhan dan mengakhiri kehidupan pribadi mereka, dalam ajaran agama manapun hal tersebut sangat dilarang”, ujar Pdt Hanny kepada Bertamanado.com, Kamis (6/10/2022) saat dimintai tanggapannya terkait fenomena bunuh diri.
Lanjut Pdt Hanny, “bunuh diri tentunya berdampak buruk bagi mereka yang ditinggalkan. Bekas luka batin yang disebabkan seseorang yang bunuh diri biasa lama sekali pulihnya”, tandasnya.
Untuk diketahui sepanjang tahun 2022 setidaknya ada 7 kasus gantung diri yang ditangani Polresta Manado hingga bulan Oktober.
Deidy Wuisan