Bitung – Wali Kota Bitung, Max Lomban menjadi salah satu narasber di Lokakarya Peminatan Program Hibah sAIIG Tahap II Wilayah Timur, Kamis (05/07/2018).
Kegiatan itu digelar Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya di Ballroom Swissbell Hotel Balikpapan dan Wali kota menjadi narasumber tentang pengelolaan sanitasi di wilayah Timur Indonesia.
Wali kota mengatakan bahwa Pemkot Bitung telah menggagas Gerakan 5 Bersih yang salah satunya tentang bersih di bawah tanah atau sanitasi serta gerakan hemat air yang secara nyata mendukung terwujudnya pengelolaan air minum yang baik.
“Pemkot Bitung terus berupaya menjalankan program pusat mengenai perbaikan pelayanan air minum yang ditargetkan mencapai 100% pada tahun 2019, dan sangat diperlukan kerja keras bersama untuk mencapai target,” katanya.
Dia juga mengatakan, sejumlah tantangan dihadapi, diantaranya distribusi air minum di Kota Bitung melalui jaringan perpipaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) masih belum menjangkau seluruh warga terutama MBR, padahal PDAM memiliki kapasitas produksi yang belum terpakai (idle capacity).
“Untuk itu melalui Program Hibah sAIIG ini kami selalu berkolaborasi dengan PDAM Duasudara Kota Bitung serta berbagai stakeholder tentang bagaimana mengefisienkan penggunaan air minum. Salah satu upaya yang kita lakukan adalah dengan melakukan penyertaan modal kepada pihak PDAM Duasudara Kota Bitung sehingga diharapkan bisa meningkatkan layanan air minum bagi masyarakat,” katanya.
(***/abinenobm)
Bitung – Wali Kota Bitung, Max Lomban menjadi salah satu narasber di Lokakarya Peminatan Program Hibah sAIIG Tahap II Wilayah Timur, Kamis (05/07/2018).
Kegiatan itu digelar Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya di Ballroom Swissbell Hotel Balikpapan dan Wali kota menjadi narasumber tentang pengelolaan sanitasi di wilayah Timur Indonesia.
Wali kota mengatakan bahwa Pemkot Bitung telah menggagas Gerakan 5 Bersih yang salah satunya tentang bersih di bawah tanah atau sanitasi serta gerakan hemat air yang secara nyata mendukung terwujudnya pengelolaan air minum yang baik.
“Pemkot Bitung terus berupaya menjalankan program pusat mengenai perbaikan pelayanan air minum yang ditargetkan mencapai 100% pada tahun 2019, dan sangat diperlukan kerja keras bersama untuk mencapai target,” katanya.
Dia juga mengatakan, sejumlah tantangan dihadapi, diantaranya distribusi air minum di Kota Bitung melalui jaringan perpipaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) masih belum menjangkau seluruh warga terutama MBR, padahal PDAM memiliki kapasitas produksi yang belum terpakai (idle capacity).
“Untuk itu melalui Program Hibah sAIIG ini kami selalu berkolaborasi dengan PDAM Duasudara Kota Bitung serta berbagai stakeholder tentang bagaimana mengefisienkan penggunaan air minum. Salah satu upaya yang kita lakukan adalah dengan melakukan penyertaan modal kepada pihak PDAM Duasudara Kota Bitung sehingga diharapkan bisa meningkatkan layanan air minum bagi masyarakat,” katanya.
(***/abinenobm)