Manado – Ada pemandangan menarik yang terlihat saat pelepasan peserta Parade Pancasila di Manado, Sabtu (3/6/2017) kemarin. Wakil Bupati Minahasa Ivan Sarundajang (IvanSa) terlihat tepat berdiri di belakang kursi yang diduduki Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri sambil melambaikan tangan ke arah peserta parade.
“Ini kan bukan acara politik sehingga harus duduk atau ambil posisi sesuai dengan kedudukan dalam struktur partai. Ini acara sesama anak bangsa yang tidak dibedakan status politik melainkan dihimpun oleh satu pandangan hidup yaitu Pancasila. Kalau soal hal ini, cuma kebetulan saja dan tidak ada yang lebih dari itu,” tutur IvanSa.
Suasana politik di Minahasa yang sedang menghangat tentu membuat segala sesuatu yang bisa dihubungkan dengan Pilkada Minahasa 2018 mendatang jadi sensitif. Figur-figur yang berpotensi maju bertarung selalu akan jadi perbincangan jika memposisikan diri pada hal-hal yang dapat menimbulkan pertanyaan.
Pengamat Politik dan Pemerintahan Dr Jerry Massie mengatakan bahwa hanya ada dua hal yang bisa menjelaskan hal-hal sensitif seperti tersebut diatas yaitu hanya kebetulan saja atau memang sudah ada sinyal politik dengan maksud tertentu. Hal ini juga dianggapnya bisa terjadi pada semua partai politik dan bukan sesuatu yang salah.
Menurutnya, komunikasi politik itu penting dilakukan apakah dengan pimpinan partai sendiri maupun dengan partai lain. Modelnya pun tidak selamanya harus melakukan pembicaraan rahasia, namun bisa juga dengan sekedar berfoto bersama dan lain sebagainya. Artinya komunikasi politik dibangun dari hal-hal kecil dan akan berkembang tentunya.
“Khusus dalam konteks Wakil Bupati Ivan Sarundajang saya menilai itu mungkin hanya merupakan kebetulan saja, akan tetapi penilaian masyarakat bisa saja lain. Yang jelas, siapapun yang melakukan komunikasi politik baik dengan pimpinan partai politik dan masyarakat, memiliki kepentingan dengan maksud yang baik,” jelas Massie. (frangkiwullur)