Manado – Terkait usulan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy soal penambahan jam belajar hingga sore hari bagi peserta didik, ikut ditanggapi Ketua Komisi D DPRD Kota Manado Apriano Saerang.
Kepada BeritaManado.com, Saerang berpendapat bahwa, wacana tersebut tidak tepat jika diterapkan di daerah.
Hal ini menurutnya dilatarbelakangi berbagai alasan yang diantaranya fasilitas pendidikan yang belum lengkap.
“Kebijakan menteri untuk full day sebaiknya program itu diterapkan hanya di ibu kota saja yang fasilitas dan sarana prasara pendidikannya sudah sangat layak. Tapi bagi sekolah yang sangat kekurangan, sangat sulit diterapkan program tersebut karena untuk kegiatan belajar mengajar kekurangan kelas, laboratorium. Apalagi anak didik setingkat SD dan SMP untuk kecerdasan emosional dan akademik harus di tunjang dengan tubuh jasmani yang sehat. Jadi mereka juga butuh istirahat tidur siang, bersosialisasi dilingkungan bermain di rumah,” ungkap Saerang.
Politisi Partai Gerindra ini pun menambahkan, program tersebut dapat dimungkinkan diterapkan di daerah, tapi hanya di sekolah-sekolah khusus.
“Jika ini mau di paksakan di daerah-daerah secara menyeluruh sekolah, ini jelas belum tepat. Mungkin dalam satu kota/kabupaten ada 1 sekolah rujukan untuk full day khusus menerima anak-anak yang orang tuanya punya kesibukan yang tinggi. Program ini masih perlu disosialisasikan keuntungan atau kemunduran sistim pendidikan di Indonesia,” tegasnya. (leriandokambey)
Manado – Terkait usulan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy soal penambahan jam belajar hingga sore hari bagi peserta didik, ikut ditanggapi Ketua Komisi D DPRD Kota Manado Apriano Saerang.
Kepada BeritaManado.com, Saerang berpendapat bahwa, wacana tersebut tidak tepat jika diterapkan di daerah.
Hal ini menurutnya dilatarbelakangi berbagai alasan yang diantaranya fasilitas pendidikan yang belum lengkap.
“Kebijakan menteri untuk full day sebaiknya program itu diterapkan hanya di ibu kota saja yang fasilitas dan sarana prasara pendidikannya sudah sangat layak. Tapi bagi sekolah yang sangat kekurangan, sangat sulit diterapkan program tersebut karena untuk kegiatan belajar mengajar kekurangan kelas, laboratorium. Apalagi anak didik setingkat SD dan SMP untuk kecerdasan emosional dan akademik harus di tunjang dengan tubuh jasmani yang sehat. Jadi mereka juga butuh istirahat tidur siang, bersosialisasi dilingkungan bermain di rumah,” ungkap Saerang.
Politisi Partai Gerindra ini pun menambahkan, program tersebut dapat dimungkinkan diterapkan di daerah, tapi hanya di sekolah-sekolah khusus.
“Jika ini mau di paksakan di daerah-daerah secara menyeluruh sekolah, ini jelas belum tepat. Mungkin dalam satu kota/kabupaten ada 1 sekolah rujukan untuk full day khusus menerima anak-anak yang orang tuanya punya kesibukan yang tinggi. Program ini masih perlu disosialisasikan keuntungan atau kemunduran sistim pendidikan di Indonesia,” tegasnya. (leriandokambey)