Manado – Mau belajar cara jadi kepala daerah yang baik dan benar, contohilah Joko Widodo-Basuki Tjahya Purnama. Sebagai pemimpin Jakarta, Jokowi dan Ahok telah memeragakan terobosan untuk membuat ibukota jadi lebih baik lagi.
Berbagai terobosan itu seharusnya patut ditiru banyak kepala daerah di Sulut. Bahkan berkat kinerja, Jokowi dan Ahok jadi trend berita bukan karena sengaja mencari populariti, justru medialah yang mengangkat keduanya. Berikut beberapa terobosan dimaksud.
1. Penerimaan CPNS
Jokohok, begitu kalau sapaan keduanya disatukan, 2012 lalu memrotes Kepala BKD Jakarta yang menaruh penerimaan CPNS sebagai satu dari sekian program unggulan instansi tersebut, mengingat itu harusnya program rutin. Ahok meminta usulan 5300 CPNS dipangkas hingga 2000-an saja, menyesuaikan dengan efisiensi kinerja, selain tentu saja bisa menghemat anggaran.
2. Pelayanan Publik
Pungutan liar pada pengurusan dokumen publik di pemerintahan ibarat jaring laba-laba yang selalu menjerat siapa saja. Untuk mengeliminasi hal ini Jokowi-Ahok sejak tahun lalu merancang sistem tertentu dengan pendekatan online atau teknologi informasi. Semua data yang perlu didokumenkan cukup dikirim ke web resmi Pemprov DKI, www.jakarta.go.id. Sementara masyarakat yang mengalami keterbatasan akan dibantu petugas di lokasi.
3. Lelang Jabatan
Program ini diacungi jempol banyak pihak. Kini para pejabat jebolan proses lelang, termasuk lurah, camat langsung tancap gas. Yang pasti mereka tak boleh berhenti bergerak dalam tugas keseharian, karena Jokowi-Ahok terus mengevaluasi.
4. Anggaran Untuk Publik
Jangan menghamburkan uang rakyat! Karena alasan ini, Silpa DKI Jakarta tahun ini digunakan Jokowi-Ahok untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapi publik. Antara lain mengatasi banjir, kemacetan, pembebasan lahan dan penataan kampung. Mau tahu berapa Silpa DKI dari tahun anggaran 2012? Diprediksikan mencapai Rp 8 triliun.
5. Penataan Fasilitas
Menata Pasar Tanah Abang dari PKL dan preman jelas butuh keberanian. Lewat berbagai pendekatan Jokowi-Ahok bisa melakukan itu, sekalipun Ahok harus menghadapi gelombang demo yang mengancam nyawanya. (ady putong)
Manado – Mau belajar cara jadi kepala daerah yang baik dan benar, contohilah Joko Widodo-Basuki Tjahya Purnama. Sebagai pemimpin Jakarta, Jokowi dan Ahok telah memeragakan terobosan untuk membuat ibukota jadi lebih baik lagi.
Berbagai terobosan itu seharusnya patut ditiru banyak kepala daerah di Sulut. Bahkan berkat kinerja, Jokowi dan Ahok jadi trend berita bukan karena sengaja mencari populariti, justru medialah yang mengangkat keduanya. Berikut beberapa terobosan dimaksud.
1. Penerimaan CPNS
Jokohok, begitu kalau sapaan keduanya disatukan, 2012 lalu memrotes Kepala BKD Jakarta yang menaruh penerimaan CPNS sebagai satu dari sekian program unggulan instansi tersebut, mengingat itu harusnya program rutin. Ahok meminta usulan 5300 CPNS dipangkas hingga 2000-an saja, menyesuaikan dengan efisiensi kinerja, selain tentu saja bisa menghemat anggaran.
2. Pelayanan Publik
Pungutan liar pada pengurusan dokumen publik di pemerintahan ibarat jaring laba-laba yang selalu menjerat siapa saja. Untuk mengeliminasi hal ini Jokowi-Ahok sejak tahun lalu merancang sistem tertentu dengan pendekatan online atau teknologi informasi. Semua data yang perlu didokumenkan cukup dikirim ke web resmi Pemprov DKI, www.jakarta.go.id. Sementara masyarakat yang mengalami keterbatasan akan dibantu petugas di lokasi.
3. Lelang Jabatan
Program ini diacungi jempol banyak pihak. Kini para pejabat jebolan proses lelang, termasuk lurah, camat langsung tancap gas. Yang pasti mereka tak boleh berhenti bergerak dalam tugas keseharian, karena Jokowi-Ahok terus mengevaluasi.
4. Anggaran Untuk Publik
Jangan menghamburkan uang rakyat! Karena alasan ini, Silpa DKI Jakarta tahun ini digunakan Jokowi-Ahok untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapi publik. Antara lain mengatasi banjir, kemacetan, pembebasan lahan dan penataan kampung. Mau tahu berapa Silpa DKI dari tahun anggaran 2012? Diprediksikan mencapai Rp 8 triliun.
5. Penataan Fasilitas
Menata Pasar Tanah Abang dari PKL dan preman jelas butuh keberanian. Lewat berbagai pendekatan Jokowi-Ahok bisa melakukan itu, sekalipun Ahok harus menghadapi gelombang demo yang mengancam nyawanya. (ady putong)