Bitung—Seakan luput dari perhatian, sejumlah mahasiswa di daerah ini memiliki prestasi yang patut dibanggakan. Seperti sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Manado yang tergabung dalam Team Robot Electrotech Community, mampu menciptakan robot layaknya sejumlah mahasiswa yang ada di daerah lain.
Namun sayang, perhatian terhadap prestasi anak-anak Sulut ini kurang terekspos. Bahkan boleh dikatakan kurang mendapat perhatian dari pemerintah untuk lebih dikembangkan, karena untuk mengikuti suatu kontes atau perlombaan mengukur hasil karya mereka, harus survive.
Seperti yang dilakoni dua mahasiswa Politeknik Negeri Manado, Vinno Rooroh dan Defry Tappi, yang harus jauh-jauh ke Kota Bitung untuk mencari dukungan dana dari Pemkot Bitung. “Kami kesini untuk memasukkan proposal bantuan dana dalam rangka mengikuti kontes robot di Bandung dan Makassar bulan Mei serta Juni nanti,” aku Rooroh dan Tappi, Rabu (7/3) ketika ditemui di ruangan TUP dan Humas Pemkot Bitung.
Kadua mahasiswa ini datang jauh-jauh ke Pemkot Bitung tidak hanya membawa proposal semata, tapi juga dua unit robot hasil rakitan mereka. Bahkan Rooroh dan Tappi langsung mendemonstrasikan kedua robot mereka yang diberi nama Humanoit dengan KRCI berkaki.
“Robot Humanoit ini bisa menari, sedangkan KRCI berkaki dapat memadamkan api secara otomatis. Namun sayang sejumlah kompenen belum terpasang, seperti KRCI berkaki yang belum dilengkapi dengan sensor panas karena keterbatasan dana,” kata Rappi.
Selain kedua jenis robot tersebut, menurutnya, masih ada dua unit lagi yang akan diikutkan dalam perlombaan yakni KRCI Beroda dan KRSI. “Kami tidak dapat membawa kedua robot tersebut karena ukurannya yang terlalu besar, jadi kami hanya membawa dua unit saja yang ukuran kecil,” kata Rooroh.
Menurut Rooroh dan Rappi yang mengaku jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Manado ini, ada 3 perlombaan yang akan mereka ikuti yakni Kontes robot Indonesia, Kontes robot cerdas Indonesia dan Kontes robot seni Indonesia. Dimana Team Robot Electrotech Community sendiri menerjunkan 4 tim yang berisikan para mahasiswa Politeknik Negeri Manado.
“Kami sendiri membutuhkan dana sebesar Rp5 juta untuk melengkapi sejumlah perangkat yang masih kurang pada tiap robot. Namun anggaran yang dibutuhkan untuk perakitan robot dari awal berkisar Rp40 jutaan,” ujar Rooroh.(en)