BOLMONG – Setelah 10 tahun berkuasa, akhirnya selesai juga Marlina Moha Siahaan (MMS) menjalankan tugas mulianya sebagai Bupati Bolmong. Tepatnya, Kamis (5/5), sekitar pukul 15.00 Wita, MMS sapaan akrabnya bersama dua buah hatinya, Aditya Anugerah Moha dan Mohamad Bayu Moha, mengikuti prosesi adat tersebut.
Pada kesempatan itu Marlina berusaha mencairkan suasana dengan bercengkeramah dengan wartawan, menanyakan keadaan para kulit tinta ini. Kemudian Marlina, dan keluarga disambut Samsul Mokoginta, selaku petuah adat. Bupati dan keluarga serta sejumlah SKPD pun duduk di lantai.
Marlina, dilepas dengan acara adat dari keempat ekswapraja di Bolmong yakni kerajaan Mongondow, Bolanggo, Kaidipang dan Bintauna dengan bahasa yang berbeda-beda. Pada acara adat ini, tangisan dari sejumlah orang yang hadir pun terlihat di tempat tersebut. Beberapa orang, terlihat wajahnya memerah.
Usai melakukan acara adat, mereka kemudian beranjak kerumah pribadi dari MMS yang terletak di jalan Siliwangi Kotamobagu. Di rumah itut, MMS kembali disambut dengan acara adat Bolmong.
Usai melakukan acara adat, sejumlah orang yang hadir kemudian menyalami MMS. Pada acara tersebut, lagi-lagi, suasana haru terjadi. warga bergelinang air mata saat menyalami MMS. Mereka seakan teringat dengan jasa-jasa yang dilakukan oleh wanita yang disapa Bunda Pembaharuan itu.
Bahkan, Ulfa Paputungan, langsung bersimpuh saat tiba gilirannya menyalami MMS. Ia menangis sambil memeluk kaki MMS. MMS sendiri, dilepas oleh tua-tuat adat dari rumah jabatan kerumah pribadi. Hal ini merupakan keharusan setiap pemimpin yang berakhir masa jabatannya dan yang akan memimpin daerah Bolmong.
“Ini merupakan acara yang harus dilakukan karena MMS saat masuk di rumah dinas di lakukan acara adat. Jadi saat masa jabatannya berakhir dan meninggalkan rumah dinas, harus dilakukan acara adat pula,” kata Khairun Mokoginta, seorang petua adat yang juga budayawan Bolmong. (abm)