Airmadidi – Walau pihak Universitas Klabat sudah menyosialisasikan untuk menggunakan hak pilih pada mahasiswanya, namun sampai batas waktu penyoblosan Rabu (9/4/2014) tepat Pukul 13.00 Wita, hampir 400 mahasiswa tercatat tak menggunakan hak pilihnya.
Pengakuan dari sejumlah mahasiswa, mereka ada ‘intervensi’ dari pimpinan, termasuk penerimaan surat undangan untuk mecoblos atau formulir c-6, baru di dapat di pagi hari saat pemilihan.
Dikatakan pihak mahasiswa, mereka tak bisa mencoblos karena tak sesuai ‘paket’ yang sudah ditentukan.
Freddy Kalangi selaku Humas Unklab mengakui ada hampir 400 mahasiswa Unklab tak menggunakan haknya. Dari informasinya, itu karena tak diberikan kesempatan oleh pihak panitia penyeleggara di Tempat Pemungutan Suara.
“Mahasiswa yang golput karena tak memilih itu bukan torang pe mau, tapi dari penyelenggara. Memang informasi itu sudah kami terima dan sementara diselidiki,” ujar Kalangi pada beritamanado.com, Jumat (11/4/2014) sore.
Diharapkan Kalangi, pihaknya sangat berharap para mahasiswa yang tak menggunakan hak pilih, bisa mendapat kesempatan untuk memilih.
“Pihak sekolah sempat bergerak menghubungi kecamatan bahkan sampai sekda. Torang berharap mereka sih diberikan kesempatan. Sekolah mengharapkan agar jangan golput. Sangat disayangkan,” jelas Kalangi.
Terkait adanya intervensi dari pihak universitas pada mahasiswa, Kalangi mengatakan hal tersebut tidak benar. “Biasanya mahasiswa sering menghiperbolakan. Tak ada intervensi. Dosen dan staff yang intervensi mahasiswa ada sanksi dari pihak universitas,” kata Kalangi.
Ditambahkannya, memang ada beberapa keluarga dari dosen yang menjadi calon legislatif. “Kalau cuma memberitahukan ada keluarga yang calon saya rasa itu tak intervensi,” tandas Kalangi.
Diketahui, dilingkungan Universitas Klabat ada dua tempat pemungutan suara. (robintanauma)
Airmadidi – Walau pihak Universitas Klabat sudah menyosialisasikan untuk menggunakan hak pilih pada mahasiswanya, namun sampai batas waktu penyoblosan Rabu (9/4/2014) tepat Pukul 13.00 Wita, hampir 400 mahasiswa tercatat tak menggunakan hak pilihnya.
Pengakuan dari sejumlah mahasiswa, mereka ada ‘intervensi’ dari pimpinan, termasuk penerimaan surat undangan untuk mecoblos atau formulir c-6, baru di dapat di pagi hari saat pemilihan.
Dikatakan pihak mahasiswa, mereka tak bisa mencoblos karena tak sesuai ‘paket’ yang sudah ditentukan.
Freddy Kalangi selaku Humas Unklab mengakui ada hampir 400 mahasiswa Unklab tak menggunakan haknya. Dari informasinya, itu karena tak diberikan kesempatan oleh pihak panitia penyeleggara di Tempat Pemungutan Suara.
“Mahasiswa yang golput karena tak memilih itu bukan torang pe mau, tapi dari penyelenggara. Memang informasi itu sudah kami terima dan sementara diselidiki,” ujar Kalangi pada beritamanado.com, Jumat (11/4/2014) sore.
Diharapkan Kalangi, pihaknya sangat berharap para mahasiswa yang tak menggunakan hak pilih, bisa mendapat kesempatan untuk memilih.
“Pihak sekolah sempat bergerak menghubungi kecamatan bahkan sampai sekda. Torang berharap mereka sih diberikan kesempatan. Sekolah mengharapkan agar jangan golput. Sangat disayangkan,” jelas Kalangi.
Terkait adanya intervensi dari pihak universitas pada mahasiswa, Kalangi mengatakan hal tersebut tidak benar. “Biasanya mahasiswa sering menghiperbolakan. Tak ada intervensi. Dosen dan staff yang intervensi mahasiswa ada sanksi dari pihak universitas,” kata Kalangi.
Ditambahkannya, memang ada beberapa keluarga dari dosen yang menjadi calon legislatif. “Kalau cuma memberitahukan ada keluarga yang calon saya rasa itu tak intervensi,” tandas Kalangi.
Diketahui, dilingkungan Universitas Klabat ada dua tempat pemungutan suara. (robintanauma)