Bitung – Di penghujung tahun 2012 ini, sejumlah pejabat Pemkot dikabarkan berlomba-lomba keluar daerah tanpa tujuan jelas. Hal ini dilakukan semata untuk menghabiskan anggaran APBD yang dikelola mengingat dalam waktu dekat sudah akan tutup buku.
Menurut pengakuan sejumlah staf di SKPD, ada pejabat yang hanya tiga hari masuk kantor kemudian kembali terbang keluar daerah. “Alasannya konsultasi ke Pusat,” kata salah satu staf yang identitasnya dirahasiakan, Senin (10/12).
Lebih anehnya lagi menurut pengakuan staf lain, ada kepala SKPD yang memboyong keluarga ketika keluar daerah. Padahal surat tugas melakukan konsultasi ke kementrian tertentu tapi memboyong anggota keluarga.
“Pada umumnya tujuan Jakarta paling banyak kemudian kota lainnya di Pulau Jawa seperti Surabaya, Bandung dan Yogyakarta,” katanya.
Para staf ini mengaku sudah jadi rahasia umum setiap akhir tahun jika masih ada anggaran sisa maka digeser untuk perjalanan dinas. Kendati tujuan keberangkatan tidak jelas dan hanya untuk jalan-jalan serta menghabiskan anggaran sisa.
Sementara itu, tudingan dan pernyataan para staf ini dibantah Kasubag Humas Pemkot Bitung, Erwin Kontu. Dimana menurut Kontu, anggaran perjalanan dinas para pejabat Pemkot telah diatur dalam APBD dan pada umumnya sudah habis digunakan serta harus jelas tujuan keberangkatan.
“Kalaupun masih ada yang berangkat itu mendapat tugas khusus dari walikota, wakil walikota dan Sekkot untuk mendampingi,” kata Kontu.
Kontu juga mengatakan, anggaran perjalanan dinas tidak mungkin disalahgunakan, mengingat setiap melakukan perjalanan dinas keluar daerah harus sepengetahuan walikota, wakil walikota dan Sekkot. Ditambah lagi peruntukkan dalam APBD sudah sangat jelas dan ada pertanggungjawaban.(enk)
Bitung – Di penghujung tahun 2012 ini, sejumlah pejabat Pemkot dikabarkan berlomba-lomba keluar daerah tanpa tujuan jelas. Hal ini dilakukan semata untuk menghabiskan anggaran APBD yang dikelola mengingat dalam waktu dekat sudah akan tutup buku.
Menurut pengakuan sejumlah staf di SKPD, ada pejabat yang hanya tiga hari masuk kantor kemudian kembali terbang keluar daerah. “Alasannya konsultasi ke Pusat,” kata salah satu staf yang identitasnya dirahasiakan, Senin (10/12).
Lebih anehnya lagi menurut pengakuan staf lain, ada kepala SKPD yang memboyong keluarga ketika keluar daerah. Padahal surat tugas melakukan konsultasi ke kementrian tertentu tapi memboyong anggota keluarga.
“Pada umumnya tujuan Jakarta paling banyak kemudian kota lainnya di Pulau Jawa seperti Surabaya, Bandung dan Yogyakarta,” katanya.
Para staf ini mengaku sudah jadi rahasia umum setiap akhir tahun jika masih ada anggaran sisa maka digeser untuk perjalanan dinas. Kendati tujuan keberangkatan tidak jelas dan hanya untuk jalan-jalan serta menghabiskan anggaran sisa.
Sementara itu, tudingan dan pernyataan para staf ini dibantah Kasubag Humas Pemkot Bitung, Erwin Kontu. Dimana menurut Kontu, anggaran perjalanan dinas para pejabat Pemkot telah diatur dalam APBD dan pada umumnya sudah habis digunakan serta harus jelas tujuan keberangkatan.
“Kalaupun masih ada yang berangkat itu mendapat tugas khusus dari walikota, wakil walikota dan Sekkot untuk mendampingi,” kata Kontu.
Kontu juga mengatakan, anggaran perjalanan dinas tidak mungkin disalahgunakan, mengingat setiap melakukan perjalanan dinas keluar daerah harus sepengetahuan walikota, wakil walikota dan Sekkot. Ditambah lagi peruntukkan dalam APBD sudah sangat jelas dan ada pertanggungjawaban.(enk)