MANADO – Dinilai gagal memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mendesak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengundurkan diri. Presidium GMNI se-Sulawesi Utara yang menggelar aksi demonstrasi di gedung DPRD Sulut, Senin (12/12) tadi, juga menggelar aksi keprihatinan atas meninggalnya aktifis GMNI Sondang Hutagalung akibat aksi bakar diri pekan lalu.
“Pengorbanan Bung Sondang sepatutnya membuka mata dan hati pemerintah, khususnya Presiden SBY bahwa cara pemerintah mengelolah negara ini telah menyimpang dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945,” teriak koordinator aksi Clance Teddy Kumaat.
Selain pemberantasan korupsi, aktifis GMNI ini juga mendesak pemerintah meninjau kembali seluruh kontrak karya pertambangan dengan pihak asing karena dinilai sangat merugikan masyarakat Indonesia. Pemerintah seyokyanya kembali pada prinsip awal pendiri bangsa ini yakni mampu berdiri dikaki sendiri.
“Seperi kata Bung Karno, kita harus mampu Berdikari dan mandiri. Meski kita telah merdeka dari penjajahan, namun penjajahan kekayaan alam oleh pihak asing sesungguhnya lebih kejam,” tutur Albert Hama, Ketua DPC GMNI Tomohon.
Anggota Deprov Arthur Kotambunan yang menerima pendemo mengatakan, akan menampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah pusat. “Saya akan sampaikan aspirasi adik-adik kepada pemerintah pusat. Saya juga berharap agar setiap kritikan juga dapat disertai solusi,” tukas Kotambunan.
Aksi yang dijaga pihak kepolisian ini berjalan lancar, dan sekitar pukul 13.00 WITA, para pendemo pulang dengan tertib. (jry)
MANADO – Dinilai gagal memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mendesak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengundurkan diri. Presidium GMNI se-Sulawesi Utara yang menggelar aksi demonstrasi di gedung DPRD Sulut, Senin (12/12) tadi, juga menggelar aksi keprihatinan atas meninggalnya aktifis GMNI Sondang Hutagalung akibat aksi bakar diri pekan lalu.
“Pengorbanan Bung Sondang sepatutnya membuka mata dan hati pemerintah, khususnya Presiden SBY bahwa cara pemerintah mengelolah negara ini telah menyimpang dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945,” teriak koordinator aksi Clance Teddy Kumaat.
Selain pemberantasan korupsi, aktifis GMNI ini juga mendesak pemerintah meninjau kembali seluruh kontrak karya pertambangan dengan pihak asing karena dinilai sangat merugikan masyarakat Indonesia. Pemerintah seyokyanya kembali pada prinsip awal pendiri bangsa ini yakni mampu berdiri dikaki sendiri.
“Seperi kata Bung Karno, kita harus mampu Berdikari dan mandiri. Meski kita telah merdeka dari penjajahan, namun penjajahan kekayaan alam oleh pihak asing sesungguhnya lebih kejam,” tutur Albert Hama, Ketua DPC GMNI Tomohon.
Anggota Deprov Arthur Kotambunan yang menerima pendemo mengatakan, akan menampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah pusat. “Saya akan sampaikan aspirasi adik-adik kepada pemerintah pusat. Saya juga berharap agar setiap kritikan juga dapat disertai solusi,” tukas Kotambunan.
Aksi yang dijaga pihak kepolisian ini berjalan lancar, dan sekitar pukul 13.00 WITA, para pendemo pulang dengan tertib. (jry)