Manado, BeritaManado.com – Gula Merah, menjadi topik perbincangan usai Gubernur Sulut Olly Dondokambey melantik Andrei Angouw – Richard Sualang menjadi Wali kota dan Wakil Wali kota Manado periode 2021-2024, Senin (11/5/2021).
Gula merah sejenak viral karena menjadi ilustrasi yang disampaikan Olly Dondokambey dalam sambutannya.
Staf Khusus Gubernur Sulut, Ruben Saerang lantas menilai filosofi gula merah tersebut mengandung pesan penuh makna.
Terkhusus kepada Andrei Angouw – Richard Sualang yang akan menahkodai Pemkot Manado.
Menurut Ruben Saerang, ada kesan politis dan budaya yang ingin dititipkan gubernur kepada anak buahnya.
Apalagi Andrei dan Richard merupakan kader binaan Olly.
“Mereka dibesarkan di lingkungan berbeda. AA dengan didikan pebisnis, sementara RS dari kalangan politik. Nah, gula merah mempertegas agar keduanya satu misi, sepaham, kompak, kuat dan adil membangun Manado,” terang Ruben Saerang kepada BeritaManado.com, Selasa (11/5/2021).
Dikatakan Ruben, tugas berat menanti Andrei – Richard.
Apalagi dengan segudang problematika di Manado yang menunggu dibereskan.
“AARS banyak menimba ilmu dari Olly Dondokambey selama memimpin Sulut. Pasti keberhasilan Olly Dondokambey – Steven Kandouw akan menular ke Manado,” tegas mantan anggota DPRD Sulut ini.
Ia menambahkan, perpaduan Olly – Steven dan AARS di ibukota provinsi akan menciptakan kekuatan luar biasa.
“Olly dengan gaya Tonsea dan memegang budaya politik Jawa, sementara Steven putra Tondano dari lingkungan nasionalis. Ini akan mewujudkan filosofi gula merah yang benar-benar kokoh dan adil,” tandasnya.
Filosofi Gula Merah
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey bekali Andrei Angouw dan Richard Sualang dengan filosofi gula merah.
Filosofi ini disampaikan Olly Dondokambey saat sambutan paripurna serah terima wali kota dan wakil wali kota Manado, di ruang serba guna Pemkot Manado, Senin (10/5/2021).
Diceritakannya, ada seorang lelaki menjual gula merah ke kota Manado.
Lelaki itu selalu menjual gula merahnya ke salah satu toko.
Selesai menjual akan pulang dengan membeli kebutuhan harian mereka untuk sekedar dimakan.
Suatu ketika pemilik toko itu curiga dengan berat gula merah dan dia pun menimbangnya.
Ternyata beratnya tidak sampai 1 kg, hanya 900 gram.
“Jadi selama ini dia membohongiku. Berapa banyak kerugian yang aku alami,” teriak pemilik toko itu dalam hati.
Hari itu penjual gula merah datang dengan membawa hasil olahannya yang akan dijual ke pemilik toko.
“Kamu telah menipu saya! Kamu bilang gula merah ini 1 kg ternyata hanya 900 gram saja!,” teriak penjual toko.
Penjual gula merah itu menjawab tuduhan yang disangkakan oleh pemilik toko.
“Saya tidak punya timbangan di kampung, setiap pulang saya beli gula pasir dari anda seberat 1 kg dan itulah yang saya jadikan timbangan untuk menimbang gula merah saya,” ucap penjual gula merah.
Dondokambey kemudian mengartikan cerita diatas.
“Takaran yang disampaikan wali kota dan wakil wali kota dalam sambutan akan menjadi takaran perangkat daerah yang ada di kota Manado,” ungkap Dondokambey.
Selanjutnya, Gubernur menyampaikan pesan yang terkandung dalam filosofi gula merah.
“Kalau takaran yang bapak kasih itu benar, pasti mereka akan melakukan yang benar,” kata Olly Dondokambey disambut tepuk tangan.
(Alfrits Semen)