Manado – Kabar tak sedap menghinggapi program Jejak Petualang (JP) Trans 7 usai mengeksplore Gunung Payung Desa Poopo di wilayah Kecamatan Ranoyapo Kabupaten Minsel.
Gunung Payung yang viral dengan Negeri di Atas Awan itu menjadi salah satu tujuan perjalanan program JP, namun sayangnya diterpa isu politik dan dianggap tak berkoordinasi dengan pemerintah desa.
Berikut pernyataan resmi dari program JP Trans 7 terkait tudingan politis di Gunung Payung;
“Kronologi Jejak Petualang Weekend ekspolre alam di sulut salah satunya desa Poopo rekomendasi dari hasil liputan perwakilan Trans7 di sulawesi utara Michelle de jonker.
Tanggal 25 nov 2018 tim tiba dari jakarta kami michelle dan teman-teman komunitas pecinta alam kumpul rapat tentang schedule dan biaya.
Start liputan pertama tangal 26 November di Batu Putih, hari kedua di Timbukar, hari ketiga di Gunung Soputan, hari keempat di Uluna dan Danau Tondano serta hari terakhir penutupan di Desa Poopo Gunung Payung.
Pada tanggal 23 sebelum teman-teman tiba di Dulawesi Utara, Michelle dempat menghubungi pemerintah desa, Sekdes Ibu Sweetly, memberitahukan tujuan kami akan kesana eksplore negeri di atas
awan Desa Poopo dan tarian Mawolay, dengan catatan jangan sampai ada tunggangan politik jadi saya hanya melibatkan teman-teman Karangtaruna Daseng.
Tiba pada hari H, tanggal 30, tim mendadak minta dicarikan rumah warga untuk menginap mengingat subuh harus mendaki ke Gunung Payung, karena dari tim sukses peliputan jejak petualang ada yang punya rumah siap untuk ditempatkan di Desa Motaling jadi tim tinggal nginap disana sampai liputan selesai kurang lebih dari 24 jam.
Start liputan jam 5 pagi selesai turun gunung tiba dikampung sekitar pukul 10 pagi, Rio Dewanto terlihat kelelahan sudah masuk di dalam mobil begitu pun juga kami sudah siap masuk mobil mendadak ada warga yang paksa Rio keluar mobil dan foto di spanduk, karena kami lelah jadi tidak terlalu perhatikan spanduk secara detail.
Ternyata di bawa spanduk selamat datang sudah ditulistkan nama salah satu caleg
fraksi PPDI P disana atas gagasan warga nama Ardiles yang dibiayai oleh Casper kordak sebagi Caleg untuk buat spanduk selamat datang.
Namun disayangkan ada nama Caleg dispanduk tersebut posisinya di kanan bawah pojok.
Kami semua baru sadar telah dimanfaatkan Sabtu tanggal 1 malam karena sudah terlalu fokus kerja dan
lelah.
Kami merasa kecolongan oleh masa pendukung Caleg tersebut yang menunggangi kegiatan liputarn
tentang alam jadi berbau unsur politik dan tersiar kabar bahwa kedatangan saya ke lokasi liputan pertama adalah undangan dari salah satu Caleg maka tim kedua yang datang juga di politisir cerita
demikian.
Tanggal 25 siang saya sempat bertemu secara langsung oleh pak Gubernur sulawesi utara untuk mengambil ucapan selamat ulang tahun transmedia yang ke 17 untuk tgl 15 Desember nanti, sekaligus
saya menginformasikan kepada pak gubernur bahwa akan ada tim Jejak Petualang di Sulut akan meliput
di Sulawesi Utara selama 5 hari eksplore wisata di Sulut, bahkan Pak Gubernur sempat berkata ya nanti kalo sempat kita bertemu, sayang waktu yang mepet kami tidak sempat bertemu semua dengan Gub.
Hal lain yang mengecewakan kemarin tanggal 1 siang di rumah duka di desa Poopo Camat Desa Poopo
menyampaikan hal yang tidak sedap didengar yang mana Trans7 datang liputan ke Poopo tidak berkoordinasi dengan pemerintah, padahal H-3 sebelum tim tiba saya sudah info ke Sekdes.
Dan sebelumnya pun berita tentang Gunung Payung itu viral camat tidak terlalu merespon baik/memperhitungkan kedatangan kami disana”.
(abinenobm)