Manado – Terpilihnya Evert Erenst Mangindaan sebagai wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI). Membawa rasa bangga bagi masyarakat Sulawesi Utara. Mangindaan sebagai putra Minahasa satu-satunya yang dinilai paripurna dalam karirnya sebagai seorang birokrat senior dan politisi.
Pria kelahiran Surakarta 4 Januari 1943 ini mengawali karir sebagai prajurit dengan pangkat terakhir Letnan Jendral TNI (Purn) dengan jabatan yang pernah diamanatkan negara sebagai Pangdam VIII/Trikora. Dan di Tahun 1995-2000 dipercayakan masyarakat sebagai Gubernur Sulut mengantikan John Rantung.
Usai menjabat Gubernur, oleh Partai Demokrat bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Tahun 2004 menunjuk Lape sapaan akrab Mangindaan ini sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) pertama partai berlambang bintang mercy tersebut. Di tahun yang sama, lewat Pemilihan Legislatif (Pileg), Lape yang diusung Partai Demokrat terpilih sabagai anggota DPR RI sekaligus mendapat posisi ketua Komisi II.
Pada pemerintahan Presiden SBY di tahun 2004-2009, suami tercinta dari Adelina Tumbuan ditempatkan sebagai Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara. Saat SBY kembali terpilih diperiode kedua tahun 2009-2014, Ia kembali dipercaya sebagai Menteri Perhubungan.
Kembali diusung Partai Demokrat, pada 9 April 2014 lalu, tokoh yang dicintai warga Sulut ini terpilih sebagai anggota DPR RI periode tahun 2014-2019. Dan saat ini karir sebagai birokrat dan politik telah paripurna dengan terpilihnya sebagai wakil ketua MPR RI.
Tokoh pengamat politik dan pemerintahan Sulut yang juga akademisi Unsrat, Toar Palilingan menyatakan bahwa Evert Erenst Mangindaan merupakan satu-satunya yang sukses berkarya bukan hanya di Sulut namun hingga tingkat nasional. Berkat ketokohannya itu, Ia selalu dicintai bahkan menjadi figur panutan warga Sulut.
“Sebagai warga Sulut kami bangga dengan Pak EE Mangindaan. Hanya beliau yang sukses meraih karir dari daerah hingga nasional. Karir beliau di legislatif maupun eksekutif sudah paripurna. Dan di Sulut sendiri baru beliau yang seperti itu,” kata Palilingan. (leriandokambey)