Ratahan, BeritaManado.com — Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), menggelar Sosialisasi Penanggulangan Stunting bagi anak yang digelar di Sport Hall Kantor Bupati, Selasa (19/11/2019).
Adapun menurut World Health Organization (WHO) atau badan kesehatan dunia, stunting adalah kegagalan pertumbuhan anak akibat gizi buruk, terkena infeksi berulang kali, dan kekurangan stimulasi psikososial.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Mitra James Sumendap melalui Sekretaris Daerah Robby Ngongoloy mengatakan, penanganan stunting harus dimulai dari keluarga, dalam hal ini dibutuhkan kesadaran orang tua untuk mempersiapkan tumbuh kembang anak, bahkan sejak dari dalam kandungan.
Selanjutnya dalam pencegahan stunting, peran Pemkab Mitra melalui dinas terkait juga sangat pentinh dalam memperhatikan kondisi kesehatan ibu-ibu hamil.
“Cegah stunting harus dimulai sejak dini, yakni sejak anak masih di dalam kandungan. Ini juga harus didukung dengan adanya proteksi terhadap ibu hamil oleh petugas, baik dari dinas dan puskesmas, serta terkait pemenuhan gizi ibu dan anak,” ujar Robby Ngongoloy, kala membuka kegiatan yang diikuti PKK Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, dan organisasi wanita lainnya.
Ditambahkannya, dalam penanggulangan stunting ini dibutuhkan kerjasama dan koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Tim Penggerak PKK supaya dapat proaktif mensosialisasikan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi, terutama kepada ibu hamil dan bayi hingga usia dua tahun.
“Kekurangan gizi di Mitra jangan hanya dipandang sebelah mata dan dianggap terjadi karena keadaan susah. Tetapi lebih kepada perhatian keluarga dalam pemenuhan gizi seimbang pada ibu hamil dan balita. Disinilah peran Penggerak PKK turun ke lapangan memberi informasi dan sosialisasi tentang hal tersebut,” tandas Robby Ngongoloy.
Tak sebatas itu saja, kegiatan ini diharapkan dapat memberi wawasan bagi warga terkait kesehatan keluarga, terutama anak.
“Dengan adanya sosialisasi ini mari kita sama-sama terbuka. Memberi informasi dan masukan, serta jalin komunikasi dengan (pemangku kepentingan) bidang kesehatan, semisal dalam pemenuhan gizi anak atau terkait anak yang sakit,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Panitia yang juga Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Mitra Dintje Kojong mengatakan, stunting merupakan kondisi kronis terhambatnya pertumbuhan anak akibat malnutrisi jangka panjang yang ditandai badan pendek.
Balita dengan stunting beresiko mengalami penurunan kemampuan intelektual, menghambat kemampuan motorik, produktifitas dan rentan kena obesitas.
“Faktor penyebab stunting disebabkan karena asupan makanan dan status kesehatan, pola pengasuhan, pelayanan kesehatan dan lingkungan, status ekonomi keluarga yang rendah. Selain itu, nutrisi ibu yang buruk sebelum melahirkan akan menyebabkan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan beresiko sebabkan stunting,” tukas Dintje Kojong.
Dirinya menambahkan, cara paling ampuh mencegah stunting adalah dengan pemberian ASI eksklusif kepada bayi hingga usia enam bulan.
Selanjutnya, isu stunting menjadi masalah umum dan menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah, bahkan menjadi salah satu tatanan penilaian dalam penentuan kabupaten/kota sehat (Swasti Saba).
“Dari kegiatan Sosialisasi kami berharap dapat meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan masyarakat umum sehingga mutu pelayanan kesehatan Mitra terpenuhi, dengan target meningkatkan status gizi masyarakat,” tutur Dintje Kojong.
Turut hadir dalam kegiattan tersebut, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Minahasa Tenggara Jola Ngongoloy-Kandowangko, Kadisnakertrans Mitra Maya Daming, Sekretaris Dinas Kesehatan Sherly Rompas, serta pimpinan TP-PKK Desa/Kelurahan se-Kabupaten Mitra.
(Jenly Wenur)