Tomohon – Akibat tersendatnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir-akhir ini, antrian panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Kota Tomohon tak terhindarkan lagi. Tak pelak, antrian ini menjadi penyebab kemacetan yang berdampak pada terganggunya arus lalu lintas.
Seperti pantauan media ini, sejak Senin (26/5) malam hingga Selasa (27/5/2014) antrian panjang kendaraan di dua SPBU yang ada di Kota Bunga terus terjadi. “Dua jam saya mengantri, masuk ke halaman SPBU saja tidak capai,” ujar David, salah satu warga kepada media ini. Akibatnya, warga pun beralih dengan mengisi BBM eceran yang dijual bervariasi mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per botol.
Sementara itu, dalam rapat evaluasi kelangkaan BBM yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Sulut DR Djouhari Kansil MPd terungkap bahwa rusaknya infrastruktur jalan akibat banjir bandang dan tanah longsor pertengahan Januari 2014 lalu menjadi penyebab kelangkaan BBM di sejumlah daerah di Sulut.
“Sebut saja jembatan yang menghubungkan jalur transportasi Manado-Tomohon di Tinoor dimana dua jembatan itu statusnya masih berupa jembatan darurat. Demikian pula dengan jembatan di Desa Matani Kecamatan Tumpaan yang masih dalam tahapan perbaikan dan jembatan Worotikan,” jelas Kepala Dinas PU Sulut Ir JE Kenap.
Sementara menurut Kepala Balai dan Jembatan Ir Jhony Wenur saat ini sedang dilakukan perbaikan pada jembatan di Desa Matani dan kapasitas jembatan bailey hanya sekitar 5 Ton sehingga tidak bisa dilewati oleh mobil Pertamina yang berkapasitas di atas 20 ton. Hal ini mengakibatkan kelangkaan BBM di daerah-daerah yang distribusi BBM melalui jalur tersebut. (Recky Pelealu)
Tomohon – Akibat tersendatnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir-akhir ini, antrian panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Kota Tomohon tak terhindarkan lagi. Tak pelak, antrian ini menjadi penyebab kemacetan yang berdampak pada terganggunya arus lalu lintas.
Seperti pantauan media ini, sejak Senin (26/5) malam hingga Selasa (27/5/2014) antrian panjang kendaraan di dua SPBU yang ada di Kota Bunga terus terjadi. “Dua jam saya mengantri, masuk ke halaman SPBU saja tidak capai,” ujar David, salah satu warga kepada media ini. Akibatnya, warga pun beralih dengan mengisi BBM eceran yang dijual bervariasi mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per botol.
Sementara itu, dalam rapat evaluasi kelangkaan BBM yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Sulut DR Djouhari Kansil MPd terungkap bahwa rusaknya infrastruktur jalan akibat banjir bandang dan tanah longsor pertengahan Januari 2014 lalu menjadi penyebab kelangkaan BBM di sejumlah daerah di Sulut.
“Sebut saja jembatan yang menghubungkan jalur transportasi Manado-Tomohon di Tinoor dimana dua jembatan itu statusnya masih berupa jembatan darurat. Demikian pula dengan jembatan di Desa Matani Kecamatan Tumpaan yang masih dalam tahapan perbaikan dan jembatan Worotikan,” jelas Kepala Dinas PU Sulut Ir JE Kenap.
Sementara menurut Kepala Balai dan Jembatan Ir Jhony Wenur saat ini sedang dilakukan perbaikan pada jembatan di Desa Matani dan kapasitas jembatan bailey hanya sekitar 5 Ton sehingga tidak bisa dilewati oleh mobil Pertamina yang berkapasitas di atas 20 ton. Hal ini mengakibatkan kelangkaan BBM di daerah-daerah yang distribusi BBM melalui jalur tersebut. (Recky Pelealu)