Tondano – Entah disadari atau tidak, setiap desa sangat membutuhkan sebuah perpustakaan meski berskala kecil. Hal ini dipandang perlu untuk diadakan mengingat jumlah anak-anak yang tidak mengecap pendidikan boleh dibilang lumayan tinggi. Pada akhirnya jika hal itu dibiarkan, maka dikhawatirkan akan berdampak pada kondisi kamtibmas. Paling tidak, perpustakaan desa bisa membuka cakrawala berpikir dan memberi pemahanan tentang hal-hal yang baik dan sebaliknya.
Selain itu, bagi anak-anak yang sedang bersekolah keberadaan sebuah perpustakaan dapat membantu meningkatkan wawasan dan juga prestasi. Mengenai hal ini, Desa Watuliney Kecamatan Belang yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara sudah memberikan contoh. Tanpa campur tangan dari pemerintah, kini telah ada bangunan permanen yang difungsikan sebagai perpustakaan desa dengan nama Pondok Baca Masa Depanku atas prakarsa Angela Wulur bersama keluarganya.
Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajow berpendapat bahwa hal tersebut memang tidak selalu harus dibebankan kepada pihak pemerintah. Persepsi masyarakat umum bahwa membangun dunia pendidikan adalah sepenuhnya tanggung jawab pemerintah, itu sangat keliru. Sebaliknya perlu disadari bahwa, menciptakan generasi cerdas bisa dilakukan oleh siapa saja yang punya kepedulian.
“Tentu saja pemerintah akan sangat merasa terbantu apabila ada perorangan atau kelompok yang berinisiatif membuat perpustakaan di desanya sendiri. Paling tidak satu dari sekian puluh desa di Minahasa tingkat pendidikannya akan megalami perubahan. Inilah yang diharapkan oleh pemerintah, bahwa kepedulian masyarakat sendiri akan sangat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Minahasa,” ungkap Sajow. (frangkiwullur)
Tondano – Entah disadari atau tidak, setiap desa sangat membutuhkan sebuah perpustakaan meski berskala kecil. Hal ini dipandang perlu untuk diadakan mengingat jumlah anak-anak yang tidak mengecap pendidikan boleh dibilang lumayan tinggi. Pada akhirnya jika hal itu dibiarkan, maka dikhawatirkan akan berdampak pada kondisi kamtibmas. Paling tidak, perpustakaan desa bisa membuka cakrawala berpikir dan memberi pemahanan tentang hal-hal yang baik dan sebaliknya.
Selain itu, bagi anak-anak yang sedang bersekolah keberadaan sebuah perpustakaan dapat membantu meningkatkan wawasan dan juga prestasi. Mengenai hal ini, Desa Watuliney Kecamatan Belang yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara sudah memberikan contoh. Tanpa campur tangan dari pemerintah, kini telah ada bangunan permanen yang difungsikan sebagai perpustakaan desa dengan nama Pondok Baca Masa Depanku atas prakarsa Angela Wulur bersama keluarganya.
Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajow berpendapat bahwa hal tersebut memang tidak selalu harus dibebankan kepada pihak pemerintah. Persepsi masyarakat umum bahwa membangun dunia pendidikan adalah sepenuhnya tanggung jawab pemerintah, itu sangat keliru. Sebaliknya perlu disadari bahwa, menciptakan generasi cerdas bisa dilakukan oleh siapa saja yang punya kepedulian.
“Tentu saja pemerintah akan sangat merasa terbantu apabila ada perorangan atau kelompok yang berinisiatif membuat perpustakaan di desanya sendiri. Paling tidak satu dari sekian puluh desa di Minahasa tingkat pendidikannya akan megalami perubahan. Inilah yang diharapkan oleh pemerintah, bahwa kepedulian masyarakat sendiri akan sangat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Minahasa,” ungkap Sajow. (frangkiwullur)