Manado – Proyek pembangunan dermaga dan tanggul pemecah ombak di Tanjung Parigi, Bunaken mendapat sorotan warga setempat. Pasalnya, dua proyek yang ditotal berbandrol satu miliar lebih itu dinilai sejumlah kalangan bakalan Mubasir.
Menurut Yan Wulur yang mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manado, pembuatan dermaga dibangun dilokasi yang tidak dilewati warga. Padahal proyek yang dikerjakan PT Alta Perkasa ini bernilai Rp 400 juta.
“Kami tidak tahu alasan kenapa dibangun di tempat yang tidak dilalui warga dan bukan dilokasi yang biasa menjadi tempat penambatan perahu,” ujar Wulur.
Sementara Proyek tanggul ditenggarai sesuai tak sesuai bestek. Proyek ini sendiri 727 juta, “Kami meragukan konstruksinya,” tambah Wulur.
Dipapan proyek yang diperlihatkan warga, tertera nama CV Estetica sebagai pelaksana proyek. “Kami tidak tahu siapa pemilik CV Estetica, namun kami berharap mereka mengerjakan proyek ini sesuai aturan sehingga bermanfaat,” kata Wulur.
Disisi lain, Anggota Komisi A, Markho Tampi, SIK yang menerima mereka juga mengku telah melihat kedua proyek itu. Dia meminta Instansi teknis untuk segera turun tangan. “kebetulan hari Minggu baru-baru ini say ke Bunaken dan sudah melihat kedua proyek tersebut. Untuk tanggul pemecah ombak saya lihat kontruksinya meragukan. Begitupun dengan pembangunan dermaga yang nampaknya akan mubasir, sebab dilokasi tersebutpun telah ada dermaga. Dinas PU perlu turun meninjau lokasi,” ungkap Tampi.
Personil Komisi C, Lienneke Kotambunan yang ikut mendengarkan aspirasi masyarakat, Tanjung Parigi ini mengaku akan mengusulkan ke pimpinan komisinya untuk turun langsung melakukan kunjungan ke lapangan. “Saya juga memandang perlu untuk mengadakan hearing dengan kontraktor serta instansi terkait,” ungkapnya.
Sayangnya sampai saat ini, Dinas PU belum mau berkomentar terkait hal ini. (oke)
Manado – Proyek pembangunan dermaga dan tanggul pemecah ombak di Tanjung Parigi, Bunaken mendapat sorotan warga setempat. Pasalnya, dua proyek yang ditotal berbandrol satu miliar lebih itu dinilai sejumlah kalangan bakalan Mubasir.
Menurut Yan Wulur yang mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manado, pembuatan dermaga dibangun dilokasi yang tidak dilewati warga. Padahal proyek yang dikerjakan PT Alta Perkasa ini bernilai Rp 400 juta.
“Kami tidak tahu alasan kenapa dibangun di tempat yang tidak dilalui warga dan bukan dilokasi yang biasa menjadi tempat penambatan perahu,” ujar Wulur.
Sementara Proyek tanggul ditenggarai sesuai tak sesuai bestek. Proyek ini sendiri 727 juta, “Kami meragukan konstruksinya,” tambah Wulur.
Dipapan proyek yang diperlihatkan warga, tertera nama CV Estetica sebagai pelaksana proyek. “Kami tidak tahu siapa pemilik CV Estetica, namun kami berharap mereka mengerjakan proyek ini sesuai aturan sehingga bermanfaat,” kata Wulur.
Disisi lain, Anggota Komisi A, Markho Tampi, SIK yang menerima mereka juga mengku telah melihat kedua proyek itu. Dia meminta Instansi teknis untuk segera turun tangan. “kebetulan hari Minggu baru-baru ini say ke Bunaken dan sudah melihat kedua proyek tersebut. Untuk tanggul pemecah ombak saya lihat kontruksinya meragukan. Begitupun dengan pembangunan dermaga yang nampaknya akan mubasir, sebab dilokasi tersebutpun telah ada dermaga. Dinas PU perlu turun meninjau lokasi,” ungkap Tampi.
Personil Komisi C, Lienneke Kotambunan yang ikut mendengarkan aspirasi masyarakat, Tanjung Parigi ini mengaku akan mengusulkan ke pimpinan komisinya untuk turun langsung melakukan kunjungan ke lapangan. “Saya juga memandang perlu untuk mengadakan hearing dengan kontraktor serta instansi terkait,” ungkapnya.
Sayangnya sampai saat ini, Dinas PU belum mau berkomentar terkait hal ini. (oke)