Manado, BeritaManado.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut menggelar Debat Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2020 sesi I (satu), di Warembungan, Kamis (5/11/2020).
Ketiga pasangan calon kepala daerah (Cakada) ini, baik Christiany Paruntu-Sehan Landjar, Vonnie Panambunan-Hendry Runtuwene, dan Olly Dondokambey-Steven Kandouw telah menyampaikan dengan baik materi yang diperdebatkan.
Namun, bagi Pengamat Politik Sulut, Ferry Liando, mengatakan belum semua pasangan calon peserta debat mengikutinya dengan serius.
“Harusnya debat itu dimanfatkan untuk meyakinkan publik agar mendapatkan keuntungan secara elektoral,” ujar Ferry Liando, kepada BeritaManado.com.
Ferry menambahkan, debat kemarin terkesan hanya banyak diisi dengan materi khotbah keagamaan dan parodi jenaka.
“Padahal anggaran yang disediakan untuk debat itu tidaklah sedikit,” ujar Dosen Unsrat tersebut.
Menurutnya, belum semua pasangan calon berargumentasi atas dasar identifikasi masalah publik, sehingga poin-poin yang disampaikan tidak jelas untuk mengatasi masalah atau kondisi apa.
“Jawaban kebanyakan abstrak, mengawang-awang dan jawaban tidak sejalan dengan apa yang ditanyakan. Debat hanya diisi seperti tanya jawab ketika sedang ujian skripsi,” kata Liando.
Bagi dia, seharusnya debat dapat juga dimanfatakn untuk saling mencounter klaim keberhasilan yang disampaikan lawan-lawan debat.
“Waktu 3 menit yang diberikan KPU untuk menanggapi harusnya dimanfaatkan untuk membantah dengan argumentasi data dan fakta. Dalam teori politik disebut negative campaign,” jelasnya.
Ia kemudian menjelaskan, konsep negative campign ini berperan untuk men-counter keberhasilan yang diklaim lawan-lawan debat.
“Negative campaign berbeda dengan black campaign yang dilarang oleh UU,” tegasnya.
Namun walau begitu, Liando mengatakan, harus diakui ada bagian-bagin dalam debat yang mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Pasangan tertentu.
“Kedepan, debat itu harus dibenahi oleh masing-masing pasangan calon agar hasilnya memberikan efek elektoral bagi pemilih,” ujarnya.
Walau begitu, Liando mengapresiasi kinerja KPUD di bawah kendali dr Ardiles Mewoh karena teleh mempersiapkan teknis debat dengan baik termasuk dalam menentukan nama-nama tim penulis soal.
“Para penulis memang memiliki reputasi yang baik,” tandas Liando.
(Dedy Dagomes)