BeritaManado.com — Honorary Chair Professor dari Jei University JCC Korea Selatan dimandatkan kepada Olly Dondokambey, Kamis (25/7/2024).
Apresiasi kepada Gubernur Sulut itu karena prestasi yang diakui Jei University sebagai kepala daerah dan juga tokoh bangsa.
Anugerah kepada Olly Dondokambey ini disaksikan langsung oleh Park Sung Hoon selaku Ketua Grup Jaeneung Educational Institute (JEI), Ahn Soon Mo Direktur Jaeneung Culture Center (JCC), Presiden Jei University, Zelda Wulan Kartika serta perwakilan Kedutaan Besar Indonesia di Seoul.
Di kesempatab itu, Olly kembali mengenang pertemuan pertama dengan Profesor Lee Nam Sik.
Itu, kata Olly, terjadi pada 2022, di mana dirinya mendapat kehormatan mendampingi Presiden Kelima Indonesia, Megawati Sukarno Putri, menghadiri upacara pelantikan Presiden Yoon Suk Yeol.
Dikatakan, pada 2023, persahabatan lebih dekat dan kemitraan antara Indonesia dan Korea Selatan semakin nyata lewat perayaan meriah 50 Tahun Hubungan Diplomatik antara kedua negara.
“Dan hari ini, saya merasa terhormat untuk mempresentasikan kepada anda peluang besar yang ditawarkan Sulawesi Utara sebagai gerbang Indonesia ke Asia-Pasifik,” ujar Olly.
Olly memaparkan panjang lebar profil Sulut sebagai daerah tepat untuk berinvestasi.
Menuturnya, letak strategis Sulut lebih dekat dari segi bisnis.
Sebagai contoh, lanjut dia, pengiriman langsung dari Bitung ke pelabuhan utama di Asia Timur yakni Kaohsiung dan Busan, mengurangi ribuan mil laut dan beberapa hari dari waktu transit.
“Ini berarti penghematan yang signifikan dalam biaya sewa kapal,” benernya. .
Olly bilang, Sulut menawarkan peluang investasi yang signifikan.
Pemerintah telah menerapkan kebijakan dan insentif yang ramah investor, menjadikan Sulut semakin menarik bagi investasi domestik dan asing.
Pada 2023, investasi asing mencapai Rp3,01 triliun dengan investasi domestik mencapai Rp7,69 triliun.
“Pada kuartal pertama tahun 2024 saja, kami mencatat investasi signifikan dengan total 1,8 triliun Rupiah. Investor utama termasuk Singapura, Tiongkok, Malaysia, dan Luksemburg, menunjukkan kepercayaan global pada potensi ekonomi kami. Sektor investasi terbesar termasuk pertambangan, transportasi, pergudangan, telekomunikasi, dan industri makanan. Investasi ini telah menciptakan peluang kerja yang substansial,” tuturnya.
Selain itu, nilai ekspor Sulut pada 2023 mencapai Rp509 juta Dolar Amerika untuk lemak dan minyak hewani dan nabati, Rp85 juta Dolar Amerika untuk ikan dan krustasea, dan Rp70 juta Dolar Amerika untuk daging olahan dan makanan laut.
Hal ini menyoroti kekayaan sumber daya alam kami dan kemampuan kami untuk memenuhi permintaan pasar internasional.
Lanjut Olly, komoditas ekspor utama ke Korea Selatan termasuk kopra, minyak kelapa sawit, ikan kering, dan asam lemak kelapa sawit.
Secara khusus, neraca perdagangan kami konsisten mengalami surplus sejak tahun 2020.
Olly mengatakan, pembangunan infrastruktur adalah prioritas di Sulut.
“Kami memiliki dua Kawasan Ekonomi Khusus: KEK Bitung yang berfokus pada industri perikanan dan turunan kelapa, serta KEK Likupang yang ditujukan untuk pariwisata resor dan budaya,” terangnya.
Selain itu, jalan tol Manado-Bitung dan peningkatan Bandara Internasional Sam Ratulangi diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan konektivitas dan mendukung kegiatan ekonomi.
Infrastruktur logistik di Sulut kuat dan terus membaik.
Pelabuhan Internasional Bitung telah dipilih sebagai Pelabuhan Hub Internasional di Indonesia Timur yang mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan meningkatkan kegiatan industri di wilayah tersebut.
Dan Pelabuhan Bitung menawarkan layanan pengiriman langsung ke Asia Timur yang meningkatkan konektivitas dan mengurangi waktu transit.
Sulut, lanjut Olly, memiliki penerbangan langsung ke bandara utama seperti Narita, Changi, dan Guangzhou, yang semakin memperkuat jaringan logistik kami.
Tahun lalu, Jeju Air meluncurkan penerbangan charter pertama dari Incheon ke Manado.
“Tujuan kami adalah lebih banyak pesawat Korea dari Incheon, Busan, Jeju, dan kota-kota terkemuka lainnya dapat membawa orang Korea untuk mengunjungi Sulawesi Utara dan merasakan keajaiban berwarna-warni di provinsi kami,” katanya.
Di awal 2000, ada drama Korea berjudul “Something Happened in Bali” dan sejak itu banyak pasangan baru yang mengunjungi Bali.
“Kami berharap tidak hanya pasangan baru, tetapi siapa pun dari Korea akan berbondong-bondong ke Manado dan mengalami kunjungan terbaik mulai dari kuliner lezat hingga pantai berpasir putih. Saya dapat meyakinkan anda bahwa ‘Something Beautiful Happens All The Time in North Sulawesi’,” tandasnya.
Dijelaskannya pula, sektor pariwisata yang merupakan penggerak ekonomi utama di Sulut.
Sulut dikenal dengan pantainya yang asli, kehidupan laut beragam, dan festival budaya yang meriah.
Taman Nasional Laut Bunaken menawarkan spot menyelam kelas dunia, sementara Gunung Lokon dan pulau Siladen serta Lihaga menyediakan peluang pariwisata petualangan.
Kawasan Ekonomi Khusus Likupang yang merupakan bagian dari inisiatif “10 Bali Baru” Indonesia, adalah area prioritas utama untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Budaya di Sulut kaya dan beragam, dipengaruhi oleh berbagai kelompok etnis seperti Minahasa, Bolaang Mongondow, dan Sangihe-Talaud.
Kata Olly, tari-tarian tradisional, musik, dan festival mencerminkan nilai-nilai kami tentang solidaritas dan harmoni sosial yang dituntun oleh prinsip “Si Tou Timou Tumou Tou” yang artinya “Manusia baru disebut manusia jika dapat memanusiakan manusia lain”.
“Kami berusaha menjembatani komunitas Korea dan Indonesia dengan mempromosikan lebih banyak kolaborasi dalam industri kreatif, sebagai contoh Sulut bekerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia di Seoul menyelenggarakan acara musik dan fashion Colorful North Sulawesi di Seoul. Dita Karang, penyanyi utama Indonesia dari Band K-Pop Secret Number, berada di Manado pada 17 Desember 2022,” ujarnya.
“Kami juga memberikan satu set lengkap ansambel musik bambu Kolintang kepada Busan University Foreign Studies di kota Busan,” sambung Olly
Singkatnya, Sulut tidak hanya merupakan gerbang ke Asia-Pasifik, tetapi juga tanah dengan peluang besar dan warisan budaya yang kaya.
“Kami mengundang investor dari Korea Selatan menjelajahi dan berpartisipasi dalam perjalanan kami menuju pertumbuhan berkelanjutan dan kemakmuran bersama, dan kami juga menyambut dengan hangat sesama pendidik yang berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” tandasnya.
(***/Alfrits Semen)