Ritual Cumbeng di Amurang, dilaksanakan setiap tahun.
Amurang—Sesuai agenda, Rabu (4/4) setiap tahun, warga Tionghoa atau umat Konghucu Minsel menggelar ritual cumbeng. Ritual tahunan yang berlangsung di pekuburan Tionghoa Amurang diikuti semua warga, baik keturunan Tionghoa maupun masih melekat dengan agama Konghucu.
Dari amatan beritamanado, sejak akhir bulan Maret suasana pekuburan Tionghoa yang terletak di Kelurahan Buyungon Kecamatan Amurang sudah ramai. Pasalnya, keluarga maupun sanak famili melakukan bersih-bersih di sekitar pekuburan yang ada.
‘’Ya memang, setiap tahun kami harus melaksanakan ritual ini. Ada beberapa makna ritual cumbeng setiap tanggal 4 April tersebut. Memang, yang tahu persis adalah orang tua. Dan kami, yang tak lain hanya sebagai anak hanya mengikuti ritualnya saja,’’ kata Billy Mailangkay, warga keturunan Tionghoa asal Buyungon.
Menurutnya, ritual ini dilaksanakan tiap tanggal 4 April. Dan memang, tahun-tahun sebelumnya ada perampasan hadiah-hadiah melalui panjat pinang. Juga perampasan hewan kambing dan babi dipintu tempat sembayang. Namun, beberapa tahun terakhir ini tidak ada lagi. Karena, mungkin ada hal-hal lain sehingga tak dilaksanakan.
‘’Namun, ritual cumbeng sangat diminati warga Amurang. Karena, mereka juga ikut menyaksikan dan datang di pekuburan Tionghoa. Usulnya, ritual ini dapat dijadikan objek wisata. Sebab, ritual seperti ini hanya bisa ditemui di Manado, Bitung, Tomohon dan Amurang. Maka dari itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Minsel diminta untuk melihat ritual ini demi mengundang turis mancanegara,’’ sebut Mailangkay. (and)
Ritual Cumbeng di Amurang, dilaksanakan setiap tahun.
Amurang—Sesuai agenda, Rabu (4/4) setiap tahun, warga Tionghoa atau umat Konghucu Minsel menggelar ritual cumbeng. Ritual tahunan yang berlangsung di pekuburan Tionghoa Amurang diikuti semua warga, baik keturunan Tionghoa maupun masih melekat dengan agama Konghucu.
Dari amatan beritamanado, sejak akhir bulan Maret suasana pekuburan Tionghoa yang terletak di Kelurahan Buyungon Kecamatan Amurang sudah ramai. Pasalnya, keluarga maupun sanak famili melakukan bersih-bersih di sekitar pekuburan yang ada.
‘’Ya memang, setiap tahun kami harus melaksanakan ritual ini. Ada beberapa makna ritual cumbeng setiap tanggal 4 April tersebut. Memang, yang tahu persis adalah orang tua. Dan kami, yang tak lain hanya sebagai anak hanya mengikuti ritualnya saja,’’ kata Billy Mailangkay, warga keturunan Tionghoa asal Buyungon.
Menurutnya, ritual ini dilaksanakan tiap tanggal 4 April. Dan memang, tahun-tahun sebelumnya ada perampasan hadiah-hadiah melalui panjat pinang. Juga perampasan hewan kambing dan babi dipintu tempat sembayang. Namun, beberapa tahun terakhir ini tidak ada lagi. Karena, mungkin ada hal-hal lain sehingga tak dilaksanakan.
‘’Namun, ritual cumbeng sangat diminati warga Amurang. Karena, mereka juga ikut menyaksikan dan datang di pekuburan Tionghoa. Usulnya, ritual ini dapat dijadikan objek wisata. Sebab, ritual seperti ini hanya bisa ditemui di Manado, Bitung, Tomohon dan Amurang. Maka dari itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Minsel diminta untuk melihat ritual ini demi mengundang turis mancanegara,’’ sebut Mailangkay. (and)