Manado, BeritaManado.com — Bahasa lockdown tiba-tiba saja menjadi trending topic bahkan begitu populer di jagad saat ini, selain smackdown dan shudown.
Hal ini diungkapkan langsung, Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie.
“Memang cara ini saya nilai cukup efektif dalam mengatasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), yang merajalela bahkan strategi jitu untuk menghentikan korban jiwa,” kata Jerry Massie.
Selain itu, Jerry Massie mengatakan adapula cara lain yakni karantina, isolasi, social distancing and physical distancing.
Ingat, Italia awalnya menggangap remeh dan enteng wabah Covid-19.
“Berbarengan dengan hal itu harus dibayar mahal oleh PM Italia Giuseppe Conte, bandingkan saat pandemi Covid-19 menerjang negeri Azurri ini pada 31 January 2020, kala itu jumlah korban hanya dihitung dengan jari namun sikap apatis bahkan apiori ditunjukan Conte,” ujar Jerry Massie.
Lebih lanjut, Massie menuturkan jika cepat dilakukan karantina bisa saja korban tak sebanyak sekarang ini.
“Sejauh ini, korban wabah Covid-19 di Italia mencapai 10 ribu orang, perhari saja tercatat 919 korban meninggal sedangkan jika ditotal semuanya mencapai 100 ribu orang, sebelumnya pada (21/2/2020) tercatat hanya 20 korban di Italia dan dalam tempo 18 hari melonjak mencapai angka 9171 namun kini tembus 100 ribu orang,” ucap Massie.
Di Indonesia saat dua orang ditemukan terinfeksi Covid-19 di Depok yang diduga dibawa warga Jepang, Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies menambahkan pemerintah belum mengambil langkah antisipatif.
“Masih saja berasumsi, seandainya langsung cepat di cegah maka dipastikan tidak akan menyebar luas seperti sekarang ini,” tuturnya.
Dirinya mengaku salut dengan sikap pemerintah Tegal dan Papua serta sejumlah daerah yang menutup akses masuk dan keluar daerah, padahal Presiden Jokowi menyebutkan untuk urusan lockdown diserahkan ke pemerintah pusat.
“Walikota Tegal Deddy Yon Supriyono lebih berani mengambil sikap tegas ketimbang Presiden Jokowi yang masih lambat meresponi kasus Covid-19 ini, kota ini pun ditutup selama 4 bulan ke depan,” bebernya.
Dia melanjutkan, begitu pula Walikota Bontang yang mau mendonasikan gajinya selama 6 bulan terhadap pandemi Covid-19, hal seperti ini yang layak ditiru oleh pemimpin di negeri ini.
“Saya yakin jumlah provinsi akan lockdown sekitat 10-15 provinsi, apalagi Perppu atau Perpres local lockdown akan diterbitkan oleh pemerintah,” jelasnya.
Daerah-daerah yang membuat kebijakan lockdown selain Tegal, Solo (semi lockdown) adapula Provinsi Papua, Bali, Kabupaten Karawang khusus TKA, Maluku dan Bengkulu. Lenjutnya menjelaskan ada juga yang sempat membuat kebijakan ini yakni Provinsi DIY Jogjakarta dan Kaltim tapi merubah keputusannya.
“Sebelum kejadian ini merebak, saya sudah sempat mengusulkan lockdown di awal Maret 2020, barangkali ini langkah preventif agar korban tak berjatuhan. Untuk status darurat Covid-19 saya sudah sampaikan disejumlah media nasional pada (27/1/2020) lalu, sedangkan pemerintah mengeluarkan status tersebut pada (29/2/2020). Menurut saya kebijakan ini agak telat dikeluarkan,” tuturnya.
Metode karantina yang dari bahasa asli Italia “Quaranta giorni” artinya (40 hari), lanjut Jerry menjelaskan merupaka istilah yang muncul pada abad ke-14 dengan wabah bubonic atau maut hitam yang membunuh sepertiga dan dua pertiga penduduk Eropah.
“Hal ini sama persis dengan wabah Black Death di Spanyol abad ke-14 silam yang membunuh kurang lebih 70-200 juta penduduk di Eropah,” ungkapnya.
Selain itu, Jerry mengungkapkan muncul beberapa wabah penting yang muncul kemudian antara lain Wabah Italia tahun 1629 hingga 1631, Wabah Besar London tahun 1665 hingg 1666, Wabah Besar Wina tahun 1679, Wabah Besar Marseille tahun 1720 hingga 1722), serta wabah pada tahun 1771 di Moskwa.
“Penyakit ini berhasil dimusnahkan di Eropa pada awal abad ke-19, tetapi masih berlanjut pada bagian lain dunia Afrika Tengah dan Oriental, Madagaskar, Asia, beberapa bagian Amerika Selatan,” ujarnya.
Anggaran lockdown, social distancing dan total karantina, memang pertumbuhan ekonomi 0-2 persen melambat utang membengkak.
“Caranya setengah anggaran APBN di alokasikan untuk Covid-19, anggaran 70 Triliun dana desa, Rp120 Triliun dana kesehatan dn Rp131 triliun anggaran PU-PR bisa menutupi soal financial,” ungkapnya.
Jakarta sendiri setidaknya dibutuhkan Rp12,4 triliun untuk lockdown, lanjut Jerry menuturkan khusus lockdown, India menggagarkan Rp353 triliun dari jumlah penduduk yang mencapai 1,3 miliar orang, Negara tetangga kita Malaysia lebih cepat dan tanggap mengatasi wabah Covid-19 dan Negeri Jiran ini pun mengangarkan stimulus Rp920 triliun untuk cegah Covid-19.
“Bukan saja itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump rela berkorban dengan menyumbangkan 3 bulan gaji demi corona, PM dan menteri Malaysia pun ikut mendukung penanganan corona dengan memotong 30 persen gaji mereka selama 2 bulan, Presiden AS menyumbangkan gaji 3 bulan untuk membantu corona, Singapura memotong gaji pejabat publik untuk tim medis, berbeda dengan Indonesia penanganan Covid-19 hanya dianggrkan Rp62 triliun, anehnya pemerintah membuka sumbangan dari masyarakat sebetulnya anggaran pemerintah dikas sampai Febuari yang ngangur sampai Rp270 triliun,” tuturnya.
Sampai kini, lanjutnya lagi menuturkan Covid-19 telah menyebar ke-200 negara dengan jumlah kasus sebanyak 662.073 dan jumlah korban meninggal mencapai 30.780.
“Di Indonesia dilaporkan korban meninggal terus bertambah sampai 29 Maret 2020 berjumlah 1.155 kasus, 102 korban meninggal dan 59 orang sembuh. Amerika Serikat (AS) menggeser Italia dengan jumlah kasus yang dirilis Jhon Hopkins University yakni, 127.131 kasus 2.202 orang meninggal dan 3.321 pasien sembuh,” tuturnya.
Dia juga mengatakan menterinya Presiden Jokowi pun kehilangan akal, bahkan no action and no concept dalam menghadapi situasi genting ini.
“Seharusnya mereka mencari solusi atau formula yang tepat mengatasi persoalan ini. Pemerintah diperhadapkan antara nyawa dan krisis, benar pernyataan Presiden Ghana Nana Addo Danwa Dakufo-Addo, ‘Kami tahu bagaimana menghidupkan kembali perekonomian, yang kami tidak tahu adalah bagaimana menghidupkan kembali orang meninggal’,” ujarnya.
Saat ini hampir 10 daerah menerapkan local lockdown sebentar lagi bakal ke arah total lockdown, lanjutnya lagi, Hari ini dipastikan Kabupten Toli-toli Sulawesi Tengah (Sulteng), dan Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan (Sulsel) serta Kota Bogor akan mengikuti jejak Kota Tegal dan Papua.
“Saya berharap Presiden menerapan total lockdown untuk menyelamatkan bangsa ini,” harapnya.
(***/Rei Rumlus)