Sulawesi Utara Pintu Gerbang Pasifik sebagai ide cemerlang dari Almarhum Dr Sam Ratulangi, sedang dilanjutkan perwujudannya oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey melalui Three Main Points.
Three Main Points tersebut adalah Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Udara Dr Sam Ratulangi dan Likupang.
Three Main Points ini sebagai basis awal menjadikan Sulawesi Utara sebagai Pintu Gerbang Pasifik yang sedang dilanjutkan, dikreasi dan dikembangkan oleh Gubernur Olly Dondokambey.
Bitung akan dijadikan Pelabuhan ekspor-impor wilayah Indonesia Timur dalam konekvitas ke-Pasifik untuk mengisi kebijakan Presiden Jokowi yaitu menjadikan Indonesia Poros Maritim Dunia, sebagaimana Pidato Presiden Jokowi pada Sidang IMO (International Maritime Organization) di depan peserta Marine Enviroment Protection Committee (MEPC) tgl 19 April 2016 di London.
Untuk mewujudkan Bitung berfungsi seperti tersebut diatas, maka bertolak dari keberadaan Bitung warisan Gubernur/Walikota sebelumnya, Olly DOndokambey telah, sedang dan meningkatkan melalui karya-karya baru seperti menjadikan nyata Bitung sebagai IHP (International Hub Port), pembangunan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) dimana Bitung sedang dan akan dibangun berbagai industri baik barang dan jasa, penyelesaian jalan tol Manado-Bitung, pembangunan jembatan Bitung ke pulau Lembeh dan lain-lain.
Pembangunan IHP tersebut tentu perlu dikembangkan terus dengan membangun berbagai sarana dan prasarana modern agar dapat beroperasi secara efisien dan produktif selama 24 jam.
Demikian pula pembangunan KEK tersebut, perlu disiapkan ruang/tanah yang cukup luas untuk pembangunan berbagai industri barang dan jasa yang dalam perhitungan bisnis, memiliki pasaran luas, baik di dalam negeri maupun diluar negeri khususnya Indo-Pasifik.
Perlu dijajaki kemungkinan membangun industri yang bahan bakunya dari sumber daya alam yang telah dilarang ekspornyanya oleh Presiden Jokowi setelah nikel yaitu bauksit, timah, dan lainnya yang akan menyusul.
Hal ini tentu perlu kajian matang, dengan mengambil pengalaman pembangunan industri mobil merk Holden, yang berakhir dengan kegagalan.
Dalam upaya untuk mengisi pembangunan industri di Bitung, maka pohon-pohon kelapa yang tidak produktif di Sulawesi Utara sampai dengan Sulawesi Tengah bisa diproses menjadi industri meubel dan barang jadi lainnya utuk tujuan ekspor dan domestik. Tentu ini perlu penelitian pasar.
Kemudian, dengan berfungsinya jalan tol Manado-Bitung, diharapkan arus barang produksi pertanian dan lainnya dari Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah menuju Bitung akan semakin ramai.
Produk-produk pertanian ini dapat diolah menjadi bahan jadi maupun bahan baku industri yang memberikan nilai tambah untuk tujuan antar pulau maupun ekspor, termasuk ikan.
Dalam kaitan ini, maka bahan makanan dengan tujuan ekspor, perlu dibangun fasilitas pengawetan bahan makanan yang modern yang menjamin high health quality sebagaimana persyaratan yang berlaku di negara-negara maju di Pasifik seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Cina, dan lain-lain.
Perlu dibangun Kantor Konsulat di Manado
Pelabuhan Bitung juga bisa dijadikan Pusat pelabuhan Pariwisata Maritim Indonesia bagian Timur, baik dalam pelayaran domestik maupun internasional yaitu kawasan Asia-Pasifik.
Khusus untuk Pariwisata Maritim domestik, pasti banyak peminatnya, bila diatur dengan baik dari segi pengenalan budaya, kuliner, kekayaan/wisata alam, dan lain-lain.
Tentang pembangunan Pelabuhan Udara Dr Sam Ratulangi, yang saat ini bukan hanya berfungsi untuk angkutan orang dan barang dalam negeri, tapi juga sudah berkembang dengan penerbangan keluar negeri, maka perlu diikuti dengan berbagai fasilitas yang mendukung untuk mengantisipasi berkembangnya fungsi penerbangan dari pelabuhan udara tersebut.
Misalnya perlu dibangun Kantor Konsulat di Manado dari negara-negara yang memiliki prioritas penerbangan untuk pengurusan visa dan dokumen-dokumen yang lain, sehingga tidak perlu lagi pengurusannya di Jakarta, demi menghemat ongkos dan pengurusannya lebih cepat.
Juga diantisipasi perluasan pembangunan landasannya untuk dapat didarati oleh pesawat udara ukuran besar seperti Boeing 747 maupun Airbus 380.
Demikian pula untuk menjamin keselamatan penerbangan, perlu dibangun fasilitas pendukung komunikasi modern lainnya, dimana dalam situasi seburuk apapun, diatas dan sekitar landasan, pesawat bisa mendarat.
Likupang, sebuah Kampung/Desa/Kota Kecil yang terletak dipantai timur Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi utara yang awalnya tidak dikenal luas, bahkan oleh sebagian masyarakat Sulawesi Utara, karena tidak ada pembangunan yang menonjol disana serta tidak ada pemberitaan istimewa walaupun mungkin ada potensi sumber daya alam (SDA) yang indah, budaya lokal yang khas, kuliner yang istimewa, dan lain-lain.
Namun tiba-tiba nama LIKUPANG sebagai The Northest Point of Sulawesi island mendadak menonjol, me-nasional bahkan mendunia karena penetapannya sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas.
10 Destinasi Wisata Prioritas Indonesia
Awalnya pada 2017 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan pengembangan 10 Destinasi Wisata Prioritas Indonesia atau yang disebut “10 Bali Baru”.
10 destinasi wisata tersebut yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika Lombok (Nusa Tenggara Barat), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Tanjung Lesung (Banten) dan Morotai (Maluku Utara).
Kemudian, dari 10 Destinasi Wisata Prioritas tersebut, pada 2019 dikerucutkan menjadi 4 Destinasi Pariwisata Super Prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.
5 Destinasi Super Prioritas
Hingga akhirnya pada 15 Juli 2019, Presiden Jokowi menambah Likupang, sehingga menjadi 5 Destinasi Super Prioritas yang tengah gencar dikembangkan dengan melibatkan beberapa instansi saat ini.
Penambahan Likupang sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas tentu tidak terlepas dari perjuangan Gubernur Olly Dondokambey yang mampu melakukan kajian dan pertimbangan yang komprehensif sehingga meyakinkan Presiden Jokowi.
Setelah penetapan Likupang sebagai Destinasi Super Prioritas, maka pada akhir 2019, ditetapkan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Likupang.
KEK Likupang memiliki luas 197,4 ha (seratus sembilan puluh tujuh koma empat hektar) yang terletak dalam wilayah Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Kawasan Ekonomi Khusus Likupang memiliki batas sebagai berikut:
a. sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi;
b. sebelah timur berbatasan dengan Desa Kinunang, Kecamatan Likupang Timur;
c. sebelah selatan berbatasan dengan Desa pulisan, Kecamatan Likupang Timur; dan
d. sebelah barat berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Desa Marinsow, Kecamatan Likupang Timur.
Setelah penetapan Destinasi Pariwisata Super Prioritas dan penetapan KEK, maka Likupang yang awalnya sepi, menjadi perhatian nasional karena berbagai pejabat tinggi dari pusat silih berganti datang ke Likupang untuk melaksanakan tugasnya membangun Likupang.
Bahkan Presiden Jokowi pada tgl 19 Januari 2023 berkunjung ke Likupang untuk menyaksikan berbagai proyek yang telah dan sedang dibangun di Likupang.
Likupang daerah pariwisata sangat lengkap
Tidak disangka, Likupang saat ini sudah berdiri dan beroperasi Hotel Bintang Lima yaitu Eco Family Resort (Hotel Marriott).
Manado, ibukota Propinsi Utara saja rasanya belum ada Hotel berbintang Lima.
Dalam rangka penataan pembangunan Likupang, maka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno antara lain menyatakan bahwa Destinasi Pariwisata Super Prioritas Likupang Target Rampung Sebelum 2024.
Progres destinasi wisata super prioritas Likupang saat ini sangat baik.
Likupang akan terus dikembangkan dengan membuka hotel-hotel.
Termasuk daerah penunjang Likupang atau desa-desa yang berada di sekitar Likupang. Kita akan tingkatkan investasinya karena beberapa hotel akan dibuka di kawasan Likupang dan sekitarnya.
Pariwisata Likupang akan dikembangkan hingga ke desa-desa di sekitarnya.
Sehingga target penciptaan lapangan kerja baru bisa tercapai.
“Desa-desa wisata seperti Desa Warisa, Desa Pulisan dan lainnya juga berkembang, pengembangan akan terus dilakukan. Sehingga target penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru bisa kita capai,” ujar Sandiaga.
Untuk meyakinan berbagai pihak bahwa penetapan Likupang sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas adalah sangat tepat, Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Steven Kandouw mengungkapkan bahwa Likupang merupakan daerah pariwisata yang sangat lengkap.
Mulai dari wisata alam hingga budaya masyarakatnya.
“Memang kalau kita ke sana, rasa-rasanya Likupang ini daerah pariwisata yang amat sangat lengkap. Ada wisata above the water, under the water, di daratan juga ada. Begitu juga dengan kultural masyarakatnya. Intinya yang bisa saya sampaikan dari aspek keindahan alam, Likupang itu “one of the best in Indonesia,”
Tidak hanya itu, banyak flora dan fauna laut yang ada di Likupang tapi tak ditemukan di daerah lain.
“Begitu juga dengan pantai-pantainya dan pulau-pulaunya,” kata Steven Kandouw.
Dengan beberapa kutipan diatas, maka untuk menjadikan Likupang sebagai daerah Pariwisata tingkat dunia, maka banyak pekerjaan besar yang harus disiapkan dan dilaksanakan.
Berbagai pembangunan infra-struktur fisik dan jasa harus dibangun/ditingkatkan berupa jalan, jembatan, pelabuhan, hotel berbagai kelas, Rumah Sakit Modern, berbagai industri barang dan jasa, transportasi, dan lain-lain.
Dampak positif bagi masyarakat dengan berbagai program pembangunan ini akan terbuka luas.
Dari uraian tersebut diatas, maka ada beberapa harapan kedepan sebagai masukan bagi Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta masyarakat luas untuk dapat dipertimbangkan diperhatian, sebagai berikut:
- Seluruh aspek pembangunan three main points tersebut, harus member nilai tambah secara luas dan merata bagi peningkatan kesejahteraan rakyat sekitarnya bahkan rakyat Sulawesi Utara pada umumnya;
- Rakyat setempat harus terlibat secara luas dan maksimal pada berbagai proyek pembangunan dalam berbagai strata pekerjaan;
- Tanah milik rakyat harus dicegah pemilikannya oleh pihak luar, sehingga mereka tetap merasa bangga dengan negerinya sendiri dan sebaliknya tidak merasa asing/orang asing ditanah tumpah darahnya sendiri;
- Sulawesi Utara terkenal dengan Kerukunan beragamanya dan telah menjadi salah satu ikon yang dikenal luas oleh berbagai daerah se Nusantara. Untuk lebih memasyarakatkan Ikon ini, maka sebaiknya ditempat-tempat strategis masuk keluarnya pendatang di-Sulawesi Utara, dibangun Rumah Ibadah Mini dari semua agama yang ada di-Sulawesi Utara, agar ikon ini lebih mendunia, mengingat makin banyaknya pendatang dari mancanegara berkunjung ke Sulawesi Utara;
- Rumah Sakit di Sulawesi Utara perlu ada dokter ahli yang berkualitas internasional untuk penyakit tertentu yang menjadi rujukan pengobatan penyakit tertentu, secara nasional maupun dari negara-negara tetangga, karena kemampuan dan keberhasilannya menangani penyakit-penyakit tertentu tersebut, misalnya penyakit Mata, THT, Jantung, Kanker, Stroke, dan lain-lain.
Pasti ada juga masukan-masukan berharga lainnya yang sangat berarti untuk menunjang pembangunan Sulawesi Utara sebagai Pintu Gerbang Pasifik.
Disadari bersama bahwa untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai Pintu Gerbang Pasifik yang riel, maju secara berkesinambungan, maka tanggung-jawabnya bukan hanya terletak pada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan/Desa/Kelurahan, tapi juga masyarakat luas termasuk masyarakat Diaspora Sulawesi Utara, baik yang bermukim di Indonesia maupun di-berbagai belahan bumi lainnya.
Diharapkan masyarakat Diaspora Sulawesi Utara yang memiliki keahlian/profesi, kegiatan bisnis, dan-lain-lain yang terkait dengan pembangunan Sulawesi Utara sebagi pintu gerbang Pasifik, ikut aktif berperan dalam berbagai bentuk termasuk kritik yang positif-konstruktif, sesuai data dan fakta.
Jangan hanya diam dan berpangku tangan apalagi bersikap apriori dengan ungkapan-ungkapan kritik negatif tanpa melihat dan mengakui kenyataan yang ada.
Semoga upaya menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Pasifik dari Indonesia benar-benar menjadi kenyataan sebagaimana yang telah dirintis oleh Gubernur Olly Dondokambey melalui Three Main Points, terus berlanjut dengan kreasi-kreasi baru melalui berbagai kebijakan nanti.
Ada rasa optimisme Gubernur Olly Dondokambey dapat mewujudkannya dengan menjadikan kemajuan Sulawesi Utara bukan saja menjadi idola bagi rakyat yang bermukim dari Miangas sampai Boroko, tetapi juga bagi rakyat Indonesia Bagian Timur.
Kenyataan ini nanti akan menjadikan sosok Olly Dondokambey sebagai Bintang dari Timur dan arwah Sam Ratulangi tentu penuh senyum karena AMANATNYA bisa diwujudkan secara awal oleh Olly Dondokambey sebagai Gubernur Sulawesi Utara masa bakti 2016-2024.
Jakarta, 30 April 2023.
Markus Wauran
Anggota DPR/MPR RI 1987-1999.
Anggota DPRD Dati I Sulawesi Utara 1971-1987.
Baca juga:
- Catatan Markus Wauran: Bitung dan Pintu Gerbang Pasifik
- Catatan Markus Wauran: Soekarno-Nikita Khrushchev, Jokowi-Putin dan Nuklir
- Catatan Markus Wauran: Suksesi Gubernur Sulawesi Utara 2024
- Catatan Markus Wauran: Indonesia dan Bulan Juni, Berkah dan atau Petaka
- Catatan Markus Wauran: Polemik Tentang Megawati Soekarnoputri dan BRIN
- Catatan Markus Wauran: Tantangan Olly – Steven Setelah Menang Mutlak pada Pilkada 9 Desember 2020
- Catatan Markus Wauran: Mengapa Memilih Olly Dondokambey – Steven Kandouw?
- Catatan Markus Wauran: Alm. Freddy Sualang Dimata Markus Wauran