Amurang – Tak disengaja, Markus Sinaulan (42) warga Desa Durian, Kecamatan Sinonsayang, Minahasa Selatan (Minsel) berencana ingin ‘bajubi’ (Mencari ikan dengan cara tradisional) di sungai Durian.
Tak disangka dirinya menemukan bom diduga masih aktif, dimana sumbuhnya masi ada.
Ditemukan bom tersebut berdasarkan data yang diperoleh BeritaManado.com, Selasa (11/8/2015) pada Polres Minsel, melalui Kasat Reksrim AKP Saiful Wachid mewakili Kapolres AKBP Benny Bawensel, SIK, MH.
Menerangkan bahwa, sekitar pukul 17.00 Wita, kemarin memang telah ditemukan satu buah bom yang diduga peninggalan semasa penjajahan, oleh Markus Sinaulan.
“Bom tersebut berbentuk buah pepaya dengan panjang 80 cm dan diameter 30 cm yang diduga masi aktif karena pemicu yg ada di bagian bawah benda tersebut terlihat masih utuh,” kata Wachid, Selasa (11/8/2015).
Lanjut dia menerangkan bahwa, bom ditemukan di dasar sungai Durian pada kedalaman sekitar 3 meter.
“Saat ini sudah di evakuasi oleh tim gegana brimob Polda Sulut,” pungkas Wachid. (sanlylendongan)
Amurang – Tak disengaja, Markus Sinaulan (42) warga Desa Durian, Kecamatan Sinonsayang, Minahasa Selatan (Minsel) berencana ingin ‘bajubi’ (Mencari ikan dengan cara tradisional) di sungai Durian.
Tak disangka dirinya menemukan bom diduga masih aktif, dimana sumbuhnya masi ada.
Ditemukan bom tersebut berdasarkan data yang diperoleh BeritaManado.com, Selasa (11/8/2015) pada Polres Minsel, melalui Kasat Reksrim AKP Saiful Wachid mewakili Kapolres AKBP Benny Bawensel, SIK, MH.
Menerangkan bahwa, sekitar pukul 17.00 Wita, kemarin memang telah ditemukan satu buah bom yang diduga peninggalan semasa penjajahan, oleh Markus Sinaulan.
“Bom tersebut berbentuk buah pepaya dengan panjang 80 cm dan diameter 30 cm yang diduga masi aktif karena pemicu yg ada di bagian bawah benda tersebut terlihat masih utuh,” kata Wachid, Selasa (11/8/2015).
Lanjut dia menerangkan bahwa, bom ditemukan di dasar sungai Durian pada kedalaman sekitar 3 meter.
“Saat ini sudah di evakuasi oleh tim gegana brimob Polda Sulut,” pungkas Wachid. (sanlylendongan)