BITUNG—Wilayah hutan Kota Bitung dianggap salah satu daerah yang cukup tinggi angka kasus kebakaran setiap tahun. Akibatnya Dirjen Pengendalian Kebakaran Hutan (PKH) Kementrian Kehutanan berinsiatif untuk membangun Pos Daerah Operasi (DAOPS) Manggala Agni di kawasan TWA Batuputih Kelurahan Batuputih Kacamatan Ranowulu.
Pembangunan pos DAOPS Manggala Agni ini sendiri ditandai dengan peletakan batu pertama Jumat (30/9) siang yang dilakukan Direktur PKH, Ir Noorhidayat, Kepala BKSDA Sulut, Ir Sudiyono, Wakil Walikota Bitung, Max Lomban dan Kapolres Bitung, AKBP Satake Bayu SIK.
“DAOPS Manggala Agni yang ada di Kota Bitung ini merupakan DAOPS ke-32 yang ada di Indonesia. Dimana DAOPS ke-31 ada Kalimantan Selatan dan 30 DAOPS lainnya tersebar di Sumatra, Jambi, Riau dan Sulawesi Selatan,” kata Noorhidayat dalam samabutannya.
Dipilihnya Kota Bitung sebagai lokasi pembangunan pos DAOPS karena menurutnya, kawasan hutan yang ada di wilayah Kota Bitung cukup luas. Dan dari hasil amatan pihaknya, angka kebakaran hutan di Kota Bitung cukup tinggi setelah Kalimantan dan Sulawesi Selatan.
“Kita berharap dengan dibangunnya pos DAOPS Manggala Agni ini akan mengurangi kasus kebakaran, karena petugas yang nantinya kita rekrut dari masyarakat sekitar kawasan hutan tidak hanya bertugas melakukan pemadaman tapi juga melakukan pengawasan jangan sampai terjadi kebakaran,” katanya.
Sementara itu, Lomban mengaku sangat merespon positif dibangunnya pos DAOPS Manggala Agni tersebut di wilayah Kota Bitung. Karena menurutnya, ia sendiri beberapa kali menyaksikan kawasan hutan Tangkoko dan Dua Sudara mengalami kebakaran tanpa memiliki alat memadai untuk melakukan pemadaman.
“Malah kalau bisa saya mengusulkan agar dibangun jalan dari Batuputih tembus ke Kasuari untuk memudahkan akses jika terjadi kebakaran serta melakukan pengawasan bagi para petugas nantinya,” kata Lomban.
Menurut Lomban, penjagaan hutan yang ada di wilayah Kota Bitung merupakan hal yang sangat diprioritaskan. Karena menurutnya, sudah menjadi tekat Pemkot Bitung untuk mewariskan hutan yang tertap hijau kepada generasi berikutnya.
“Kita tidak ingin mewariskan lahan yang tandus untuk anak cucu kita, dan hal ini selalu berulang-ulang kami sampaikan kepada masyarakat Kota Bitung, terutama yang ada diluar dikawasan hutan untuk sama-sama menjaga hutan yang kita miliki,” ujar Lomban. (en)