Awak MT Berkat Rehobot ketika tiba di dermaga Polair Polda Sulut Aertembaga Kota Bitung (foto beritamanado)
Bitung – Dengan bermodalkan parang, delapan orang pembajak berhasil membawa kabur kapal tengker pengakut BBM jenis solar milik PT Berkat Rehobot Kota Bitung. Dan menariknya, kapal itu dibajak beberapa jam setelah meninggalkan Pelabuhan Kota Bitung tepatnya di Pulau Dua Perairan Pulau Lembeh, Rabu (28/1/2015) malam lalu.
“Para pembajak hanya menggunakan parang dan kami tak melihat jika diantara mereka ada yang membawa senjata api selain parang,” kata Nahkoda MT Berkat Rehobot, Ridwan Balaati, Sabtu (31/1/2015) lalu ketika tiba di Dermaga Polair Polda Sulut Artembaga Kota Bitung.
Warga Kelurahan Singkil Lingkungan Lima Kecamatan Singkil Manado mengatakan, parang yang digunakan para pembajak semuanya masih terlihat baru. Itu terlihat dari warna parang yang masih mengkilat dan tak terlalu tajam karena belum diasa seperti parang yang dijual di pasar.
“Saya nilai baru karena untuk memotong tali plastik saja sangat sulit seperti parang yang baru dibeli di toko,” katanya.
Balaati juga mengatakan, kendati hanya menggunakan parang dirinya bersama 14 ABKnya tak berani melawan karena para pembajak menodongkan parang di bagian leher. “Bergerak sedikit saja pasti akan terluka karena parang ditempelkan di leher,” katanya.
Sementara itu, Balaati dan puluhan ABKnya sendiri berhasil diselamatkan KP Beo Polair Polda Sulut setelah para pembajak menurunkan daru kapal menggunakan rakit dan Sekoci Perahu Penyelamat atau Life Raft di tiga lokasi berbeda. Dua ABK diturunkan di perairan Nain atau Wori Minahasa Utara dan sisanya di dua lokasi di zona ekonomi eksklusif mendekat arah Filipina atau wilayah perbatasan.(abinenobm)
Awak MT Berkat Rehobot ketika tiba di dermaga Polair Polda Sulut Aertembaga Kota Bitung (foto beritamanado)
Bitung – Dengan bermodalkan parang, delapan orang pembajak berhasil membawa kabur kapal tengker pengakut BBM jenis solar milik PT Berkat Rehobot Kota Bitung. Dan menariknya, kapal itu dibajak beberapa jam setelah meninggalkan Pelabuhan Kota Bitung tepatnya di Pulau Dua Perairan Pulau Lembeh, Rabu (28/1/2015) malam lalu.
“Para pembajak hanya menggunakan parang dan kami tak melihat jika diantara mereka ada yang membawa senjata api selain parang,” kata Nahkoda MT Berkat Rehobot, Ridwan Balaati, Sabtu (31/1/2015) lalu ketika tiba di Dermaga Polair Polda Sulut Artembaga Kota Bitung.
Warga Kelurahan Singkil Lingkungan Lima Kecamatan Singkil Manado mengatakan, parang yang digunakan para pembajak semuanya masih terlihat baru. Itu terlihat dari warna parang yang masih mengkilat dan tak terlalu tajam karena belum diasa seperti parang yang dijual di pasar.
“Saya nilai baru karena untuk memotong tali plastik saja sangat sulit seperti parang yang baru dibeli di toko,” katanya.
Balaati juga mengatakan, kendati hanya menggunakan parang dirinya bersama 14 ABKnya tak berani melawan karena para pembajak menodongkan parang di bagian leher. “Bergerak sedikit saja pasti akan terluka karena parang ditempelkan di leher,” katanya.
Sementara itu, Balaati dan puluhan ABKnya sendiri berhasil diselamatkan KP Beo Polair Polda Sulut setelah para pembajak menurunkan daru kapal menggunakan rakit dan Sekoci Perahu Penyelamat atau Life Raft di tiga lokasi berbeda. Dua ABK diturunkan di perairan Nain atau Wori Minahasa Utara dan sisanya di dua lokasi di zona ekonomi eksklusif mendekat arah Filipina atau wilayah perbatasan.(abinenobm)