Minut, BeritaManado.com – Rully Nento, pengemudi motor (Ojek) online membuat heboh masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), Minggu (6/5/2018).
Hal ini tak lepas dari rekaman suara melalui pesan whatsapp (WA) di grup ojek online, yang mana Rully mengaku sedang dikejar seseorang sehingga dia meminta tolong teman-temannya.
“Tolong dang tolong black shaddow da dusu ini. Awas, ya Allah.. ya Allah.. aduh,” kira-kira bunyi rekaman WA berdurasi 5 detik yang diduga dikirim Rully di grup WA ojek online sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu dini hari.
Berdasar dari rekaman tersebut, kemudian berkembang luas di media sosial.
Sejumlah rekan satu profesi mengatakan Rully pada pagi itu akan pulang ke rumahnya di Desa Matungkas Minahasa Utara (Minut) kemudian diduga menjadi korban pemalakkan kelompok geng motor.
Puncaknya sekitar pukul 19.00 Wita, beredar pula video seorang wanita yang tengah kerasukan yang mengatakan bahwa Rully telah meninggal dan jenazahnya ada di semak-semak jalan Ir Soekarno tepatnya dekat tuguh Zero Point Desa Matungkas.
Alhasil, tak lama dari itu, ribuan warga dan pengemudi ojek online dibantu aparat TNI dan Polres Minut melakukan pencarian di sepanjang jalan Ir Soekarno, namun hasilnya nihil.
Upaya pencarian kemudian dilakukan aparat baik Polres Minut dan Poltabes Manado dengan melacak keberadaan Rully.
Benar saja, Rully terlacak berada di Atinggola, Provinsi Gorontalo, Senin (7/5/2018).
Sejak pagi tadi, beredar pula video pengakuan seorang pemuda yang disebut adalah Rully Nento, ojek online yang dikabarkan hilang.
Dalam video tersebut, Rully mengaku awalnya pada Minggu pagi sekitar pukul 04.00 Wita, dia sambil mengendarai motor hendak pulang ke rumah lalu dicegat empat orang bertubuh besar untuk menghentikan motornya.
Dari situ Rully mengaku takut kemudian lari menggunakan motor, namun terus dikejar.
“Saya jatuh dari motor, lalu diperintah masuk ke dalam mobil. Saya tidak lihat mobil apa karena gelap. Tapi di dalam mobil ada tiga orang. Sopir dan dua lagi duduk disamping saya,” ujar Rully,
Dalam kondisi itu, Rully mengaku sempat menangis dan mohon dilepaskan.
“Saya katakan, tolong saya. Saya cuma ojek online. Syukur saya diturunkan di Ring Road. Lalu karena takut akan dikejar lagi, maka saya naik truk yang lewat. Menurut sopir truk, mereka akan ke Gorontalo. Saya ikut saja,” ujarnya.
Terkait keberadaan Rully Nento yang dikabarkan sudah ditemukan, pihak Polres Minahasa Utara (Minut) rupanya masih melakukan upaya konfirmasi.
Kapolres Minut AKBP Alfaris Pattiwael melalui Kasubag Humas AKP Hilman Muthalib mengatakan masih saling berkoordinasi dengan Poltabes Manado, perihal informasi tersebut.
“Kami masih berkoordinasi dengan Poltabes Manado apakah itu benar korban atau bukan. Karena sejak tadi malam, informasi keberadaan korban masih simpang siur,” ujar Muthalib kepada BeritaManado.com.
Ketika ditanya soal korban yang kabarnya sedang di perjalanan menuju Polres Minut, Hilman mengaku belum ada perintah pemeriksaan.
“Belum ada informasi apakah diperiksa disini (Polres Minut) atau dimana. Kami masih berkoordinasi,” pungkasnya.
(Finda Muhtar)
Minut, BeritaManado.com – Rully Nento, pengemudi motor (Ojek) online membuat heboh masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), Minggu (6/5/2018).
Hal ini tak lepas dari rekaman suara melalui pesan whatsapp (WA) di grup ojek online, yang mana Rully mengaku sedang dikejar seseorang sehingga dia meminta tolong teman-temannya.
“Tolong dang tolong black shaddow da dusu ini. Awas, ya Allah.. ya Allah.. aduh,” kira-kira bunyi rekaman WA berdurasi 5 detik yang diduga dikirim Rully di grup WA ojek online sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu dini hari.
Berdasar dari rekaman tersebut, kemudian berkembang luas di media sosial.
Sejumlah rekan satu profesi mengatakan Rully pada pagi itu akan pulang ke rumahnya di Desa Matungkas Minahasa Utara (Minut) kemudian diduga menjadi korban pemalakkan kelompok geng motor.
Puncaknya sekitar pukul 19.00 Wita, beredar pula video seorang wanita yang tengah kerasukan yang mengatakan bahwa Rully telah meninggal dan jenazahnya ada di semak-semak jalan Ir Soekarno tepatnya dekat tuguh Zero Point Desa Matungkas.
Alhasil, tak lama dari itu, ribuan warga dan pengemudi ojek online dibantu aparat TNI dan Polres Minut melakukan pencarian di sepanjang jalan Ir Soekarno, namun hasilnya nihil.
Upaya pencarian kemudian dilakukan aparat baik Polres Minut dan Poltabes Manado dengan melacak keberadaan Rully.
Benar saja, Rully terlacak berada di Atinggola, Provinsi Gorontalo, Senin (7/5/2018).
Sejak pagi tadi, beredar pula video pengakuan seorang pemuda yang disebut adalah Rully Nento, ojek online yang dikabarkan hilang.
Dalam video tersebut, Rully mengaku awalnya pada Minggu pagi sekitar pukul 04.00 Wita, dia sambil mengendarai motor hendak pulang ke rumah lalu dicegat empat orang bertubuh besar untuk menghentikan motornya.
Dari situ Rully mengaku takut kemudian lari menggunakan motor, namun terus dikejar.
“Saya jatuh dari motor, lalu diperintah masuk ke dalam mobil. Saya tidak lihat mobil apa karena gelap. Tapi di dalam mobil ada tiga orang. Sopir dan dua lagi duduk disamping saya,” ujar Rully,
Dalam kondisi itu, Rully mengaku sempat menangis dan mohon dilepaskan.
“Saya katakan, tolong saya. Saya cuma ojek online. Syukur saya diturunkan di Ring Road. Lalu karena takut akan dikejar lagi, maka saya naik truk yang lewat. Menurut sopir truk, mereka akan ke Gorontalo. Saya ikut saja,” ujarnya.
Terkait keberadaan Rully Nento yang dikabarkan sudah ditemukan, pihak Polres Minahasa Utara (Minut) rupanya masih melakukan upaya konfirmasi.
Kapolres Minut AKBP Alfaris Pattiwael melalui Kasubag Humas AKP Hilman Muthalib mengatakan masih saling berkoordinasi dengan Poltabes Manado, perihal informasi tersebut.
“Kami masih berkoordinasi dengan Poltabes Manado apakah itu benar korban atau bukan. Karena sejak tadi malam, informasi keberadaan korban masih simpang siur,” ujar Muthalib kepada BeritaManado.com.
Ketika ditanya soal korban yang kabarnya sedang di perjalanan menuju Polres Minut, Hilman mengaku belum ada perintah pemeriksaan.
“Belum ada informasi apakah diperiksa disini (Polres Minut) atau dimana. Kami masih berkoordinasi,” pungkasnya.
(Finda Muhtar)