AMURANG—Belum cairnya sisa hutang DAK Dikpora Minsel tahun 2010, membuat para kontraktor mendatangi Dinas Pengelolah Keuangan Pendapatan Asli Daerah (DPKPAD) Minsel. Kedatangan para kontraktor tersebut tak lain ingin menanyakan sisa pembayaran dimaksud. Sebab, tahun 2011 pun akan berakhir. Sedangkan hutang DAK yang sudah dijanjikan akan dibayarkan, ternyata belum ada kejelasan secara pasti.
Dari amatan media ini, Senin (12/12) sekira pukul 12.00 Wita, kontraktor yang dipimpin John Matheos Cs langsung masuk dan menanyakan keberadaan Kabid Anggaran Dra Margharita Mundung. ‘’Kami datang disini, karena telah dijanjikan dia (Mundung, red). Namun, kami justru dibuat kesal. Lagipula, kami datang untuk menanyakan sisa hutang DAK 2010,’’ ujar Matheos dengan nada kesal.
Menurutnya, pekerjaan yang kami dapat kan sudah selesai sejak tahu 2010 lalu. Bayangkan, satu tahun lebih belum ada tanda-tanda apakah akan dibayarkannya. ‘’Ini kan hak kami. Seharusnya, sudah ada kata sepakat dengan DPRD dan Sekda Drs MC Kairupan akan dibayarkan semua hutang-hutang tersebut. Tetapi, ternyata semuanya omong kosong,’’ tambanya.
‘’Yang jelas, kami sudah dibuat kesal, kecewa yang mendalam. Ditambah kami akan merayakan Natal dan tahun baru. Tak punya uang, anak dan istri sudah bertanya-tanya. Termasuk disini, adalah pemilik toko yang kami mengambil barang. Jadi, seharusnya Pemkab Minsel segera membayarkannya. Jangan tunda-tunda lagi. Dosa namanya, dan ingat dimata masyarakat akan gagal kalau tak mau melihat penderitaan orang lain,’’ sebut Matheos dengan nada keras.
Senada dikatakan Sonny Sumual, kontraktor lainnya bahwa mereka akan tetap menduduki terus DPKPAD Minsel. Menurut Sumual, jika dana milik kontraktor belum akan direalisasikan, para kontraktor akan mengeluarkan meja dan kursi yang ada di ruangan Kabid Anggaran Dra Margarita Mundung serta memalang ruangannya.
‘’Sampai memasuki Natal belum dibayarkan, kami akan memalang ruangan. Selain itu, kami minta Mundung untuk turun dari jabatannya. Kalau tak mampu, sebaiknya mundur saja,’’ tegas Sumual.
Menanggapi hal ini, Kabid Anggaran DPKPAD Dra Margarita Mundung mengatakan, keterlambatan pencairan Dana DAK Dikpora dikarenakan Petunjuk Teknis (Juknis) belum turun. ‘’Bahkan, sudah sejak bulan September 2011 belum juga turun. Sementara untuk dapat merealisasikan dana tersebut harus dilakukan pembenahan rekening. Jadi hal ini jelas berdampak pada penyaluran Dana DAK. Karena SKPD yang saya bernaung harus melakukan pembenahan rekening guna pencairan dana tersebut, ” ungkap Mundung.
Jadi keterlambatan bukan merupakan faktor kesengajaan, namun karena ada pembenahan rekening. “Saya minta kontraktor bersabar, karena dana milik kontraktor akan dibayar setelah APBD- P disetujui Pemprov Sulut. Dan pembayarannya tentunya akan sesuai dengan mekanisme yang berlaku,’’ jelasnya. (ape)
AMURANG—Belum cairnya sisa hutang DAK Dikpora Minsel tahun 2010, membuat para kontraktor mendatangi Dinas Pengelolah Keuangan Pendapatan Asli Daerah (DPKPAD) Minsel. Kedatangan para kontraktor tersebut tak lain ingin menanyakan sisa pembayaran dimaksud. Sebab, tahun 2011 pun akan berakhir. Sedangkan hutang DAK yang sudah dijanjikan akan dibayarkan, ternyata belum ada kejelasan secara pasti.
Dari amatan media ini, Senin (12/12) sekira pukul 12.00 Wita, kontraktor yang dipimpin John Matheos Cs langsung masuk dan menanyakan keberadaan Kabid Anggaran Dra Margharita Mundung. ‘’Kami datang disini, karena telah dijanjikan dia (Mundung, red). Namun, kami justru dibuat kesal. Lagipula, kami datang untuk menanyakan sisa hutang DAK 2010,’’ ujar Matheos dengan nada kesal.
Menurutnya, pekerjaan yang kami dapat kan sudah selesai sejak tahu 2010 lalu. Bayangkan, satu tahun lebih belum ada tanda-tanda apakah akan dibayarkannya. ‘’Ini kan hak kami. Seharusnya, sudah ada kata sepakat dengan DPRD dan Sekda Drs MC Kairupan akan dibayarkan semua hutang-hutang tersebut. Tetapi, ternyata semuanya omong kosong,’’ tambanya.
‘’Yang jelas, kami sudah dibuat kesal, kecewa yang mendalam. Ditambah kami akan merayakan Natal dan tahun baru. Tak punya uang, anak dan istri sudah bertanya-tanya. Termasuk disini, adalah pemilik toko yang kami mengambil barang. Jadi, seharusnya Pemkab Minsel segera membayarkannya. Jangan tunda-tunda lagi. Dosa namanya, dan ingat dimata masyarakat akan gagal kalau tak mau melihat penderitaan orang lain,’’ sebut Matheos dengan nada keras.
Senada dikatakan Sonny Sumual, kontraktor lainnya bahwa mereka akan tetap menduduki terus DPKPAD Minsel. Menurut Sumual, jika dana milik kontraktor belum akan direalisasikan, para kontraktor akan mengeluarkan meja dan kursi yang ada di ruangan Kabid Anggaran Dra Margarita Mundung serta memalang ruangannya.
‘’Sampai memasuki Natal belum dibayarkan, kami akan memalang ruangan. Selain itu, kami minta Mundung untuk turun dari jabatannya. Kalau tak mampu, sebaiknya mundur saja,’’ tegas Sumual.
Menanggapi hal ini, Kabid Anggaran DPKPAD Dra Margarita Mundung mengatakan, keterlambatan pencairan Dana DAK Dikpora dikarenakan Petunjuk Teknis (Juknis) belum turun. ‘’Bahkan, sudah sejak bulan September 2011 belum juga turun. Sementara untuk dapat merealisasikan dana tersebut harus dilakukan pembenahan rekening. Jadi hal ini jelas berdampak pada penyaluran Dana DAK. Karena SKPD yang saya bernaung harus melakukan pembenahan rekening guna pencairan dana tersebut, ” ungkap Mundung.
Jadi keterlambatan bukan merupakan faktor kesengajaan, namun karena ada pembenahan rekening. “Saya minta kontraktor bersabar, karena dana milik kontraktor akan dibayar setelah APBD- P disetujui Pemprov Sulut. Dan pembayarannya tentunya akan sesuai dengan mekanisme yang berlaku,’’ jelasnya. (ape)