Manado, BeritaManado.com – Organisasi Barisan Masyarakat Adat Sulawesi Utara (Barmas) mempertanyakan transparansi pembagian bantuan Sembako yang diberikan oleh Pemkab Minut di desa Mapanget, Kecamatan Talawaan, Selasa (2/5/2020).
Dimana pemberian sembako pemberian pemerintah pada bula April tersebut dinilai tidak transparan
Ketua Divisi Pengawasan dan Investigasi Barmas Sulut Deddy Loing mengatakan saat pembagian sembako dari pemerintah, ada warga yang menerima hanya berupa beras saja dan kualitas berasnya sangat buruk.
“Itupun karena warga bertanya langsung kepada salah satu perangkat desa apakah dirinya penerima sembako atau tidak. Dalam hal ini kalau tidak ditanya berarti tidak menerima,” ujar Deddy.
Barmas berharap Hukum Tua bisa berlaku bijak terhadap warganya sehingga tidak muncul kecurigaan-kecurigaan.
“Inikan masalah kemanusiaan dan jangan pernah main-main dengan hak rakyat,” ungkapnya.
Disisi Lain, Hukum Tua desa Mapanget Kecamatan Talawaan, Frederick Sumakud saat dikonfirmasi BeritaManado.com mengatakan, penerimaan bantuan dari pemkab sudah dilaksanakan sampai dengan tahap tiga.
“Menyangkut keluhan ada yang terima beras dari salah satu warga bahwa ada beras yang sudah tidak layak. Itu saya sudah mengklarifikasi ke kepala jaga, bahwa penyaluran tersebut merupakan bantuan pemkab di tahap dua tanggal 22 April 2020,” ucapnya.
Frederick menjelaskan, bantuan tersebut sudah bukan bantuan dari pemkab, karna bantuan yang diterima salah satu warga merupakan kebijakan dari pala.
“karna kalau di perumahan mereka hanya mendapatkan bantuan hanya enam sampai tujuh paket sembako,” ujarnya.
Frederick melanjutkan, dirinya sangat menyayangkan atas tindakan warga yang memposting keluhannya di media sosial tidak hari itu juga disaat sembako diberikan.
“Pemberian sembakokan dari tanggal 22 April terus kenapa nanti di bulan Mei Baru di posting. Kenapa tidak dimakan berasnya dari bulan Mei, secara otomatis beras kalau dibiarkan pasti akan rusak,” pungkasnya.
Frederick berharap, dengan kondisi seperti ini mari semua saling menghargai dan betul betul saling berkoordinasi, sebab pemerintah darimanapun dia akan memperhatikan masyarakatnya.
“Selain berupaya untuk menyanggupi dan memenuhi kebutuhan masyarakat, masyarakat harus memahami bahwa memang yang menjadi fokus kami semua bukan sekedar pemenuhan pangan sebenarnya, tapi kami lebih fokus pada pemutusan rantai penyebaran Covid-19 itu” bebernya.
Ia menambahkan, Bantua pangan boleh bertahap pemerintah berikan kepada masyarakat, tapi apa boleh buat kalau masyarakat tidak fokus pada pemutusan ini pasti akan memperpanjang penyebaran Covid-19.
Ini Cuman Stimulus saja, bantuan pangan, bantuan BLT dan lain-lain. Yang terpenting kita semua harus fokus pada pemutusan rantai penyebaran Virus Corona,” tandasnya.
(HardinanSangkoy)