TOMOHON-Aktivitas vulkanis Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara rupanya belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun. Ini menyusul letusan besar yang kembali terjadi pada Jumat 6 Januari 2012 sekitar pukul 20.55 Wita.
Berdasarkan informasi yang dirangkum beritamanado.com, selain mengeluarkan lontaran material pijar dari dalam kawah Tompaluan, letusan dengan durasi 130 detik dengan ampiltudo maximun 45 milimeter ini juga disertai bunyi dentuman menggelegar yang dirasakan hingga ke Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lokon dan Mahawu yang berjarak 5 kilometer. Sedangkan untuk angin bertiup ke arah Selatan.
Sementara itu, Kepala Pos PGA Lokon dan Mahawu Farid Ruskanda Bina kepada media ini mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada peningkatan status. “Belum ada peningkatan, masih tetap di level III atau siaga dan letusan ini hanya satu kali. Sebelum letusan memang didahului peningkatan gempa mulai pukul 12.00 Wita,” ujar Farid seraya menambahkan sebagian penduduk di kawasan rawan bencana tetap berkomunikasi untuk menanyakan apakah telah ada perintah untuk dilakukannya pengungsian. (iker)
TOMOHON-Aktivitas vulkanis Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara rupanya belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun. Ini menyusul letusan besar yang kembali terjadi pada Jumat 6 Januari 2012 sekitar pukul 20.55 Wita.
Berdasarkan informasi yang dirangkum beritamanado.com, selain mengeluarkan lontaran material pijar dari dalam kawah Tompaluan, letusan dengan durasi 130 detik dengan ampiltudo maximun 45 milimeter ini juga disertai bunyi dentuman menggelegar yang dirasakan hingga ke Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lokon dan Mahawu yang berjarak 5 kilometer. Sedangkan untuk angin bertiup ke arah Selatan.
Sementara itu, Kepala Pos PGA Lokon dan Mahawu Farid Ruskanda Bina kepada media ini mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada peningkatan status. “Belum ada peningkatan, masih tetap di level III atau siaga dan letusan ini hanya satu kali. Sebelum letusan memang didahului peningkatan gempa mulai pukul 12.00 Wita,” ujar Farid seraya menambahkan sebagian penduduk di kawasan rawan bencana tetap berkomunikasi untuk menanyakan apakah telah ada perintah untuk dilakukannya pengungsian. (iker)