Airmadidi—Bagi anda masyarakat pengguna jalan yang biasa melewati jalur Desa Tanggari Kecamatan Airmadidi menuju ke Kabupaten Minahasa, begitu sebaliknya, harus siap-siap terjebak macet berjam-jam di Sungai Dinamunen Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi.
Pasalnya, saat ini Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XI Manado Kementerian Pekerjaan Umum sedang melakukan perbaikan jembatan Dinambunan.
Terpantau, kemacetan parah terjadi akibat separuh jembatan sudah dibongkar dan diganti dengan tumpukan kayu dari batang kelapa. Sayang, kayu tersebut tidak diikat sehingga setiap kendaraan yang lewat harus jalan perlahan-lahan melintasi deretan kayu, agar tidak terperosok ke dalam sungai.
Dari arah Tondano (Minahasa) antrian kendaraan dari arah jembatan Dinamunen, sudah sampai di ujung Desa Sawangan. Sedangkan dari arah Airmadidi, antrian sudah sampai di pertigaan lampu merah Airmadidi Atas.
Alhasil, kondisi ini dikeluhkan para pengendara yang merasa dirugikan. Salah satunya Suparlan (41) seorang sopir yang mengaku terlambat membawa penumpang ke Pelabuhan Samudera Bitung. “Harusnya disiapkan jembatan darurat lebih dulu baru jembatan ini dibongkar. Kalau seperti ini, sangat mengancam keselamatan dan menimbulkan kerugian,” kata Suparlan, Kamis (26/11/2015).
Sesuai tanggal yang tertera pada papan proyek, pekerjaan proyek pelebaran jembatan itu dari sumber Dana APBN Perubahan Rp4,976,009,000.00, tanggal kontrak 15 September 2015, dengan 107 hari kerja kalender.
Ketika dikonfirmasi, Direktur PT Mulia Solusi Perkasa Nunung Tangi sebagai pemenang tender mengakui sesuai kontrak memang tidak ada item pembuatan jembatan darurat, sebab selain tidak disertakan dana ganti rugi pembebasan lahan, batas waktu pekerjaan terlalu singkat. “Kami kerja menuruti semua yang diturunkan pihak BPJN XI. Kalau tidak ada dana kemudian saya bangun jembatan darurat, bagaimana nasib saya?” kata Tangi.(Finda Muhtar)
Airmadidi—Bagi anda masyarakat pengguna jalan yang biasa melewati jalur Desa Tanggari Kecamatan Airmadidi menuju ke Kabupaten Minahasa, begitu sebaliknya, harus siap-siap terjebak macet berjam-jam di Sungai Dinamunen Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi.
Pasalnya, saat ini Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XI Manado Kementerian Pekerjaan Umum sedang melakukan perbaikan jembatan Dinambunan.
Terpantau, kemacetan parah terjadi akibat separuh jembatan sudah dibongkar dan diganti dengan tumpukan kayu dari batang kelapa. Sayang, kayu tersebut tidak diikat sehingga setiap kendaraan yang lewat harus jalan perlahan-lahan melintasi deretan kayu, agar tidak terperosok ke dalam sungai.
Dari arah Tondano (Minahasa) antrian kendaraan dari arah jembatan Dinamunen, sudah sampai di ujung Desa Sawangan. Sedangkan dari arah Airmadidi, antrian sudah sampai di pertigaan lampu merah Airmadidi Atas.
Alhasil, kondisi ini dikeluhkan para pengendara yang merasa dirugikan. Salah satunya Suparlan (41) seorang sopir yang mengaku terlambat membawa penumpang ke Pelabuhan Samudera Bitung. “Harusnya disiapkan jembatan darurat lebih dulu baru jembatan ini dibongkar. Kalau seperti ini, sangat mengancam keselamatan dan menimbulkan kerugian,” kata Suparlan, Kamis (26/11/2015).
Sesuai tanggal yang tertera pada papan proyek, pekerjaan proyek pelebaran jembatan itu dari sumber Dana APBN Perubahan Rp4,976,009,000.00, tanggal kontrak 15 September 2015, dengan 107 hari kerja kalender.
Ketika dikonfirmasi, Direktur PT Mulia Solusi Perkasa Nunung Tangi sebagai pemenang tender mengakui sesuai kontrak memang tidak ada item pembuatan jembatan darurat, sebab selain tidak disertakan dana ganti rugi pembebasan lahan, batas waktu pekerjaan terlalu singkat. “Kami kerja menuruti semua yang diturunkan pihak BPJN XI. Kalau tidak ada dana kemudian saya bangun jembatan darurat, bagaimana nasib saya?” kata Tangi.(Finda Muhtar)