Dispertanak Minsel Kekurangan Obat Anti Rabies
AMURANG – Kasus Rabies di Kawasan Kota Amurang dan sekitarnya nampaknya makin menggila akhir-akhir ini. Buktinya di Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur dilaporkan korban gigitan anjing Rabies tersebut telah mencapai 7 orang. Sementara dua diantaranya telah meninggal dunia. Demikian dikatakan Kepala Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur Bert Repi saat dimintai keterangannya Jumat (18/11) kemarin.
“Korban gigitan anjing rabies di kelurahan kami, sudah banyak. Saya sebutkan ya Leo Kesek, Alex Tandayu, Fin Pongayow, Selma Matu, T Tapada, dan Max Mangindaan. Nah ini korban-korban ini sudah kami suruh mo ba suntik. Dan dari data kami baru satu orang yang so ba suntik anti Rabies, dan para korban ini sudah saya laporkan ke Ibu Wakil Bupati. Dan Ibu Ivon sudah telpon Kepala Dinas Kesehatan dan kepala Dinas Pertanian dan Peternakan,” ujar Repi.
Lanjut dia walaupun demikian, diprediksi korban masih akan bertambah. Dia mengatakan bahwa bulan lalu sudah ada korban meninggal dunia. “ Di Kelurahan Pondang ini bulan lalu so ada dua orang meninggal dunia, masing-masing Ibu Fenny Buyung (40-an) dan Buang Tambuwun (40-an). Memang saat dibawa dari RSUP Malalayang, korban dibungkus dengan menggunakan plastik, namun dorang suru buka kasiang,” ujar Repi.
Tambah dia, dari informasi gigitan anjing Rabies tersebut, terjadi di dua lokasi yang berbeda. “Pertama korban Fenny Buyung digigit oleh anjing sandiri, dan almarhum Buang Tambuwun digigit anjing di sebelah Rumah Sakit Kalooran Amurang. Karena saat itu ibu Buang ada sementara menjenguk anaknya di RS waktu itu. Jadi mengantisipasi hal ini menyebar, saya minta tolong kepada pemerintah untuk memperhatikan masalah ini, karena trus terang kami kewalahan,” kata dia lagi.
Sementara itu kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak, red) Kabupaten Minsel Ir Decky Keintjem saat dimintai keterangannya terkait mewabahnya Virus Rabies di kawasan kota Amurang ini, mengatakan bahwa sesungguhnya pihaknya melalui dokter hewan di Dispertanak telah melakukan Faksinasi anti Rabies di Kelurahan Pondang.
“Mungkin saja anjing itu berasal dari luar Pondang, namun akan kami cek lagi masalah tersebut,” ujar dia.
Disentil soal ketersediaan obat-obat suntik Anjing Peliharan di Minsel tersebut. Menurut dia sesungguhnya ketersediaan obat-obatan di Dispertanak Minsel sangat terbatas. “Anggaran Dispertanak saja, dipotong 20 persen karena penghematan,” kata Keintjem lagi.
Lanjut dia, ketersediaan suntikan anjing anti Rabies di Minsel hanya untuk 10 ribu ekor anjing saja, sementara data dispertanak Minsel jumlah anjing peliharaan di Minsel ada 30 ribu ekor. “ Tapi tak apalah kami akan upayakan minta bantuan obat dari pihak provinsi Sulut,” ujar dia.
Sementara itu Ketua Komisi 1 Dekab Minsel Zetly Kodhong saat dimintai keterangannya, mengusulkan bahwa jika masalah suntikan itu sangat Urjen. Maka sebaiknya Dinas Pertanian dan Peternakan Minsel menjadikan hal itu Prioritas. “Dan untuk upaya penghematan dari Pemkab Minsel, itu sebaiknya didukung, karena itu untuk kepentingan rakyat juga,” kata Kodhong. (ape)