Manado – Beberapa tahun terakhir jumlah gelandangan dan peminta-minta di Kota Manado terus bertambah. Peminta-minta yang sebagian besar anak-anak ini dapat dilihat di beberapa sudut kota dari pusat kota, ruas Boulevard, kawasan Megamas dan Mantos, Jalan Sam Ratulangi dan beberapa kawasan lainnya.
Fenomena sosial yang dulunya jarang ditemukan di daerah ini harus menjadi perhatian pemerintah. “Tentu ini menjadi masalah serius bagi pemerintah. Harus ditelusuri latar belakang sosial mereka. Amanat undang-undang untuk setiap anak terlantar harus dipelihara oleh negara,” ujar anggota DPRD Sulut, Benny Rhamdani.
Senada juga diungkapkan pemerhati kota, Devi Najoan. Menurutnya, fenomena anak jalanan dan anak terlantar semakin bertambah salah-satunya disebabkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara yang cukup tinggi. Faktor suka memberi warga Minahasa juga menambah subur jumlah anak jalanan.
“Harus dibedakan juga antara anak terlantar dan anak jalanan. Kalau anak terlantar itu wajib dipelihara negara, tapi anak jalanan hanya sebuah fenomena karena memang orang Minahasa itu suka memberi,” tutur Najoan, Jumat (5/10) tadi.
Untuk itu mantan aktifis Unsrat ini menyarankan agar masyarakat tidak terbiasa memberi kepada peminta-minta atau anak jalanan. “Itu sama saja mengajarkan mereka untuk tidak bekerja dan hanya mencari uang dengan cara gampang,” pungkasnya. (Jerry)
Manado – Beberapa tahun terakhir jumlah gelandangan dan peminta-minta di Kota Manado terus bertambah. Peminta-minta yang sebagian besar anak-anak ini dapat dilihat di beberapa sudut kota dari pusat kota, ruas Boulevard, kawasan Megamas dan Mantos, Jalan Sam Ratulangi dan beberapa kawasan lainnya.
Fenomena sosial yang dulunya jarang ditemukan di daerah ini harus menjadi perhatian pemerintah. “Tentu ini menjadi masalah serius bagi pemerintah. Harus ditelusuri latar belakang sosial mereka. Amanat undang-undang untuk setiap anak terlantar harus dipelihara oleh negara,” ujar anggota DPRD Sulut, Benny Rhamdani.
Senada juga diungkapkan pemerhati kota, Devi Najoan. Menurutnya, fenomena anak jalanan dan anak terlantar semakin bertambah salah-satunya disebabkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara yang cukup tinggi. Faktor suka memberi warga Minahasa juga menambah subur jumlah anak jalanan.
“Harus dibedakan juga antara anak terlantar dan anak jalanan. Kalau anak terlantar itu wajib dipelihara negara, tapi anak jalanan hanya sebuah fenomena karena memang orang Minahasa itu suka memberi,” tutur Najoan, Jumat (5/10) tadi.
Untuk itu mantan aktifis Unsrat ini menyarankan agar masyarakat tidak terbiasa memberi kepada peminta-minta atau anak jalanan. “Itu sama saja mengajarkan mereka untuk tidak bekerja dan hanya mencari uang dengan cara gampang,” pungkasnya. (Jerry)