KONDISI IIN (KANAN) SAAT DITEMUI IBU TIRINYA (KIRI).
Airmadidi—Malang nasib Martine Bawili (42), warga Kelurahan Saroinsong II Lingkungan V, Kecamatan Airmadidi. Gara-gara mengalami gangguan mental, wanita beranak satu ini diduga disekap dalam kamar oleh keluarganya.
Kabar disekapnya Martine, berhembus setelah lebih dari sembilan tahun warga setempat tidak lagi melihat paras wanita tersebut. Lebih-lebih, selama dua bulan terakhir, diketahui Martine sudah ditinggal sendiri dalam rumah oleh keluarganya.
“Kami warga disini merasa terganggu dengan aroma busuk dari dalam rumah tersebut. Kami duga, Iin (sapaan Martine,red) sudah buang air di dalam rumah lalu tidak dibersihkan oleh keluarganya. Kami juga merasa kasihan karena Iin hanya ditinggal sendiri oleh keluarganya, lalu bagaimana dia diberi makan? Karena beberapa kali kami mendengar Iin berteriak lapar dari dalam rumah,” keluh sejumlah warga yang ditemui di seputaran lokasi itu.
Warga yang merasa terusik, kemudian melaporkan kondisi ini kepada pemerintah setempat.
Senin (6/7/2015) sore, Lurah Saroinsong II Ril Rosang SSos bersama sejumlah perangkat kelurahan dan aparat keamanan, mengunjungi kediaman Keluarga Bawili tersebut.
Dari kunjungan itu, aparat menemukan kondisi rumah dalam keadaan tertutup rapat. Bahkan, aroma busuk langsung tercium dari halaman depan rumah.
Ketika didapati, Iin sedang duduk memeluk dada di atas bangunan semen yang menyerupai tempat tidur. Ruang kamarnya hanya seperti sel penjara. Dinding dan lantai rumah sangat kotor. Bahkan ruangan tidak difasilitas alat penerang juga tempat tidur. “Lapar,” ujar Iin ketika petugas dan sejumlah awak media menemuinya.
Menurut Heni Langigi, ibu tiri Iin, putrinya memang mengalami gangguan mental sejak lama dan sudah tiga kali dibawah ke rumah sakit jiwa. Namun, dirinya membantah jika telah memasung Iin. “Kami sekeluarga memutuskan untuk mengurung Iin di dalam rumah karena dia pernah lari dari rumah,” kata Heni dengan nada tinggi.
Sebelumnya, Heni menolak membuka pintu rumah dengan alasan Iin sedang tidak memakai pakaian. Namun, petugas tetap memintanya untuk membuka pintu rumah.
Disisi lain, Heni juga membantah jika telah menelantarkan putrinya tersebut. “Setiap hari, saya mengantar makanan dan membersihkan tubuh Iin. Dia memang tidak suka memakai pakaian dan memang selalu buang air di dalam rumah. Namun selalu kami bersihkan,” kilahnya.
Sementara itu Lurah Saroinsong II Ril Rosang berharap secepatnya Dinas Sosial bisa menindaklanjuti masalah ini. “Dinas Sosial harus segera turun tangan memperhatikan orang-orang yang mengalami penyakit kejiawaan seperti ini,” ujarnya.
(Finda Muhtar)
RUMAH IIN DIKERUMUNI WARGA.
KONDISI IIN (KANAN) SAAT DITEMUI IBU TIRINYA (KIRI).
Airmadidi—Malang nasib Martine Bawili (42), warga Kelurahan Saroinsong II Lingkungan V, Kecamatan Airmadidi. Gara-gara mengalami gangguan mental, wanita beranak satu ini diduga disekap dalam kamar oleh keluarganya.
Kabar disekapnya Martine, berhembus setelah lebih dari sembilan tahun warga setempat tidak lagi melihat paras wanita tersebut. Lebih-lebih, selama dua bulan terakhir, diketahui Martine sudah ditinggal sendiri dalam rumah oleh keluarganya.
“Kami warga disini merasa terganggu dengan aroma busuk dari dalam rumah tersebut. Kami duga, Iin (sapaan Martine,red) sudah buang air di dalam rumah lalu tidak dibersihkan oleh keluarganya. Kami juga merasa kasihan karena Iin hanya ditinggal sendiri oleh keluarganya, lalu bagaimana dia diberi makan? Karena beberapa kali kami mendengar Iin berteriak lapar dari dalam rumah,” keluh sejumlah warga yang ditemui di seputaran lokasi itu.
Warga yang merasa terusik, kemudian melaporkan kondisi ini kepada pemerintah setempat.
Senin (6/7/2015) sore, Lurah Saroinsong II Ril Rosang SSos bersama sejumlah perangkat kelurahan dan aparat keamanan, mengunjungi kediaman Keluarga Bawili tersebut.
Dari kunjungan itu, aparat menemukan kondisi rumah dalam keadaan tertutup rapat. Bahkan, aroma busuk langsung tercium dari halaman depan rumah.
Ketika didapati, Iin sedang duduk memeluk dada di atas bangunan semen yang menyerupai tempat tidur. Ruang kamarnya hanya seperti sel penjara. Dinding dan lantai rumah sangat kotor. Bahkan ruangan tidak difasilitas alat penerang juga tempat tidur. “Lapar,” ujar Iin ketika petugas dan sejumlah awak media menemuinya.
Menurut Heni Langigi, ibu tiri Iin, putrinya memang mengalami gangguan mental sejak lama dan sudah tiga kali dibawah ke rumah sakit jiwa. Namun, dirinya membantah jika telah memasung Iin. “Kami sekeluarga memutuskan untuk mengurung Iin di dalam rumah karena dia pernah lari dari rumah,” kata Heni dengan nada tinggi.
Sebelumnya, Heni menolak membuka pintu rumah dengan alasan Iin sedang tidak memakai pakaian. Namun, petugas tetap memintanya untuk membuka pintu rumah.
Disisi lain, Heni juga membantah jika telah menelantarkan putrinya tersebut. “Setiap hari, saya mengantar makanan dan membersihkan tubuh Iin. Dia memang tidak suka memakai pakaian dan memang selalu buang air di dalam rumah. Namun selalu kami bersihkan,” kilahnya.
Sementara itu Lurah Saroinsong II Ril Rosang berharap secepatnya Dinas Sosial bisa menindaklanjuti masalah ini. “Dinas Sosial harus segera turun tangan memperhatikan orang-orang yang mengalami penyakit kejiawaan seperti ini,” ujarnya.
(Finda Muhtar)
RUMAH IIN DIKERUMUNI WARGA.