Sangihe, BeritaManado.com — Sejumlah aktivis Kemahasiswaan yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Nusa Utara (AMNU), menggelar aksi penggalangan dana di areal pusat kota Tahuna, sebagai wujud kepedulian atas bencana banjir dan tanah longsor yang menimpa Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dan Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) beberapa waktu lalu.
Rabu, (29/7/2020).
Aksi solidaritas berslogan ‘Sangihe Untuk Bolmong-Bolsel’ yang diprakarsai oleh beberapa organisasi antara lain, Front Perjuangan Mahasiswa Sangihe (FPMS), Kerukunan Mahasiswa Kristen Senggighilang Sangihe (KMKSS), Ikatan Alumni SMA Petra (Ikasmapet) Sawang Jauh, dan juga 1 organisasi lokal, Kelompok Pencinta (KPA) Loriculus Batuwuhu, desa Belengang, dengan total relawan sejumlah 19 orang.
Menurut Ravel Pulumbara, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi solidaritas tersebut, penggalangan dana dimulai dari depan supermarket Megaria pada pukul 10.00 wita, dan langsung mendapatkan respon positif dari masyarakat.
“Diluar masalah kepedulian atas dasar rasa kemanusiaan yang dilakukan Aliansi, seyogianya ada hubungan kekerabatan yang selama ini terjalin antara Bolmong-Bolsel dan Kabupaten Kepulauan Sangihe, sehingga sudah menjadi kewajiban masyarakat Sangihe, yang turut duka yang mereka alami,” tutur Puulumbara.
Pulumbara mengatakan sebenarnya kita bisa melihat hubungan kekerabatan yang ada antara Bolmong, Bolsel dan Sangihe sejak jaman kerajaan hingga sekarang.
Kesamaan marga, perpindahan penduduk, dan fakta-fakta kekerabatan lain yang tidak bisa dipungkiri lagi.
“Makanya, kami merasa sebagai warga Sangihe yang peduli, wajib hadir untuk mereka, baik dari sudut pandang rasa kemanusiaan, tapi juga dari sisi kekerabatan kami,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua KMKSS, Jaya Bawole, mengharapkan aksi solidaritas ini diharapkan bisa menjadi pemicu gerakan-gerakan yang sama, sebagai bentuk empati masyarakat Sangihe bagi masyarakat Bolmong dan Bolsel.
“Ada banyak kawan-kawan yang belum sempat hadir dalam gerakan kali ini. Kami berharap, akan ada gerakan-gerakan serupa, karena bisa kita lihat bahwa bencana yang terjadi sangat berdampak bagi perekonomian mereka.
Setidak-tidaknya, ada sumbangsi dari masyarakat Sangihe, yang bisa dikonversikan menjadi bahan sandang, pangan, bahkan sebisanya renovasi papan sebagai tempat mereka berteduh,” ujar Bawole
(Erick Sahabat)