Manado – Pemerintah Sulawesi Utara (Sulut) melakukan pencanangan Gerakan Penanaman Semiliar Karang (GMSK). Pencanangan GMSK terebut dilakukan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono yang ditemani Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang, Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinasi dan Kesejahteraan Rakyat, Laksamana Muda TNI Willem Rampangiley serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Joy Korah di pantai Malalayang Kota Manado Sabtu, (24/11/ 2012).
Agung memberikan apresiasi atas usaha atau kegiatan merehabilitasi terumbu karang di Kota Manado yang dilakukan Pemprov Sulut. Gerekan merehabilitasi semiliyar karang diharapkan juga bisa memajukan kesejahteraan rakyat khususnya di Kota Manado.
Namun Agung mengatakan, permasalahan-permasalahan telah mengancam ekosistem di dunia termasuk negara kita yang tentu saja dapat menghancurkan terumbu karang itu sendiri, pada dasarnya ada dua faktor utama yang dapat menjadikan kerusakan terumbu karang tersebut adalah, pertama karena alam seperti pemanasan global. Yang paling fatal adalah faktor kedua yang disebabkan karena perilaku manusia.
“Termasuk kita-kita ini yang telah memberikan konstribusi kerusakan terumbu karang seperti pencemaran laut karena minyak dan berbagai hal, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak atau menggunakan racun termasuk pengambilan karang-karang yang kemudian dijual belikan secara ilegal,” ujar Agung.
Ia menambahkan, seiring dengan bertambahnya kepadatan populasi manusia disepanjang pantai ini, dapat meningkatkan ancaman degradasi keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang apabilah pemanfaatan dan pengolahan sumber daya lautnya tidak diatur dengan baik.
Pelaksanaan GMSK ini menurutnya akan mendorong seluruh komponen masyarakat secara nasional untuk melakukan penanaman karang. Selain itu melakukan pemulihan atau restorasi kawasan terumbu karang rusak karena faktor alam maupun manusia. Manfaat lainnya, memperbanyak kawasan terumbu karang melalui penanaman karang di kawasan baru ini, katanya, akan membuka peluang usaha dan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kepedulian publik dari sisi edukasi.
Dalam rangkaian pencanangan GMSK juga akan dilakukan beberapa kegiatan pendukung lainnya. Misalnya, bhakti sosial bersih pantai dan sapu laut, pameran foto dan penanaman karang secara simbolis oleh Menkokesra Agung Laksono ditemani Gubernur Sulut. (Jrp)
Manado – Pemerintah Sulawesi Utara (Sulut) melakukan pencanangan Gerakan Penanaman Semiliar Karang (GMSK). Pencanangan GMSK terebut dilakukan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono yang ditemani Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang, Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinasi dan Kesejahteraan Rakyat, Laksamana Muda TNI Willem Rampangiley serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Joy Korah di pantai Malalayang Kota Manado Sabtu, (24/11/ 2012).
Agung memberikan apresiasi atas usaha atau kegiatan merehabilitasi terumbu karang di Kota Manado yang dilakukan Pemprov Sulut. Gerekan merehabilitasi semiliyar karang diharapkan juga bisa memajukan kesejahteraan rakyat khususnya di Kota Manado.
Namun Agung mengatakan, permasalahan-permasalahan telah mengancam ekosistem di dunia termasuk negara kita yang tentu saja dapat menghancurkan terumbu karang itu sendiri, pada dasarnya ada dua faktor utama yang dapat menjadikan kerusakan terumbu karang tersebut adalah, pertama karena alam seperti pemanasan global. Yang paling fatal adalah faktor kedua yang disebabkan karena perilaku manusia.
“Termasuk kita-kita ini yang telah memberikan konstribusi kerusakan terumbu karang seperti pencemaran laut karena minyak dan berbagai hal, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak atau menggunakan racun termasuk pengambilan karang-karang yang kemudian dijual belikan secara ilegal,” ujar Agung.
Ia menambahkan, seiring dengan bertambahnya kepadatan populasi manusia disepanjang pantai ini, dapat meningkatkan ancaman degradasi keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang apabilah pemanfaatan dan pengolahan sumber daya lautnya tidak diatur dengan baik.
Pelaksanaan GMSK ini menurutnya akan mendorong seluruh komponen masyarakat secara nasional untuk melakukan penanaman karang. Selain itu melakukan pemulihan atau restorasi kawasan terumbu karang rusak karena faktor alam maupun manusia. Manfaat lainnya, memperbanyak kawasan terumbu karang melalui penanaman karang di kawasan baru ini, katanya, akan membuka peluang usaha dan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kepedulian publik dari sisi edukasi.
Dalam rangkaian pencanangan GMSK juga akan dilakukan beberapa kegiatan pendukung lainnya. Misalnya, bhakti sosial bersih pantai dan sapu laut, pameran foto dan penanaman karang secara simbolis oleh Menkokesra Agung Laksono ditemani Gubernur Sulut. (Jrp)