Manado – Menarik yang disampaikan oleh beberapa tokoh masyarakat Sulawesi Utara dalam dialog kebangsaan dengan topik “Nasionalisme untuk Indonesia yang Berdaulat” yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Study Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Sulut.
Dalam kesempatan tersebut, Fokusmaker menghadirkan empat narasumber yaitu Prof Ishak Pulukadang, Dr Bert Supit, Dolfie Maringka dan Taufik Tumbelaka. Menariknya, dalam dialog kebangsaan yang dihadiri sekitaran 100-an peserta dari unsur mahasiswa, pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah sempat menyentil persoalan ideologi bangsa yakni Pancasila.
Bert Supit dan Dolfie Maringka yang dikenal vokal dalam menyampaikan aspirasi masyarakat pribumi ini kemudian bersepakat untuk sebuah konsep dalam membangun Indonesia kedepan yakni 4 pilar bangsa harga mati. Namun yang diperlukan adalah pembaharuan dalam tatanan sistem pemerintahan. Hal ini dibutuhkan untuk mewujudkan pemerintah yang berdaulat dan yang berbuat untuk kesejahteraan rakyat seutuhnya.
“Empat pilar bangsa yakni, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati serta menjadi pondasi dalam mengawal pembangunan nasional. Namun tentunya perlu ada pembenahan dalam tatanan sistem pemerintahan, yaitu menghadirkan sebuah sistem yang benar-benar pro terhadap kesejahteraan rakyat,” demikian kesimpulan empat pembicara tersebut.(jkf)
Manado – Menarik yang disampaikan oleh beberapa tokoh masyarakat Sulawesi Utara dalam dialog kebangsaan dengan topik “Nasionalisme untuk Indonesia yang Berdaulat” yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Study Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Sulut.
Dalam kesempatan tersebut, Fokusmaker menghadirkan empat narasumber yaitu Prof Ishak Pulukadang, Dr Bert Supit, Dolfie Maringka dan Taufik Tumbelaka. Menariknya, dalam dialog kebangsaan yang dihadiri sekitaran 100-an peserta dari unsur mahasiswa, pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah sempat menyentil persoalan ideologi bangsa yakni Pancasila.
Bert Supit dan Dolfie Maringka yang dikenal vokal dalam menyampaikan aspirasi masyarakat pribumi ini kemudian bersepakat untuk sebuah konsep dalam membangun Indonesia kedepan yakni 4 pilar bangsa harga mati. Namun yang diperlukan adalah pembaharuan dalam tatanan sistem pemerintahan. Hal ini dibutuhkan untuk mewujudkan pemerintah yang berdaulat dan yang berbuat untuk kesejahteraan rakyat seutuhnya.
“Empat pilar bangsa yakni, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati serta menjadi pondasi dalam mengawal pembangunan nasional. Namun tentunya perlu ada pembenahan dalam tatanan sistem pemerintahan, yaitu menghadirkan sebuah sistem yang benar-benar pro terhadap kesejahteraan rakyat,” demikian kesimpulan empat pembicara tersebut.(jkf)