BOLTIM, BeritaManado.com – Sebanyak 16 petugas sanitarian belajar pengolahan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Melalui Dinas Kesehatan, petugas sanitarian dari 8 Pukesmas ini mendapat pengetahuan E-Monitoring dan Evaluasi (E-Monev) Limbah Fasyankes Puskesmas dan Promotor Kesehatan, Rabu (2/10/2019) Bertempat di Goba Molunow, Kecamatan Mooat.
Kepala Dinas Kesehatan Boltim, Eko Marsidi mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini terkait pembangunan kesehatan masih sangat besar khususnya dibidang hygiene dan sanitasi.
“Saat ini kondisi pengelolaan limbah medis belum sesuai persyaratan sebagaimana Permen LHK,” kata Marsidi saat membuka kegiatan tersebut.
Kondisi saat ini kata Eko, 8 Puskesmas di Boltim, belum sepenuhnya memiliki Sanitarian, hanya 4 Puskesmas yang memiliki tenaga Sanitarian. Sehingga itu mereka kesulitan dalam mengembangkan program kesehatan lingkungan di Puskesmas.
“Sanitarian Puskesmas belum juga memahami tata cara pengisian laporan E-Monev. Karena itu untuk mendukung program Puskesmas. Puskesmas mengangkat tenaga promotor kesehatan untuk mendukung program dari dalam dan luar Puskesmas,” ujar Marsidi.
Kata dia lagi, E-Monev limbah fasyenkes Puskesmas diciptakan untuk memudahkan petugas sanitarian dan pengelola program sehingga data progres dilapangan dapat diupdate secara akurat.
“Data hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan untuk dilakukan advokasi lintas sektor. Untuk menuju pengelolaan limbah yang sesuai dengan peraturan yang ada,” kata eko lagi.
Dirinya berharap, semua pihak terutama petugas sanitarian dan promotor kesehatan untuk mensukseskan E-Monev fasyankes.
“Semoga pertemuan ini dapat memberikan dampak dan manfaat yang nyata sebagai kontribusi untuk mendukung Kabupaten Boltim sehat,” harap Marsidi.
Kepala Bidang Program Kesehatan Dinkes Boltim, Kartini Djaman mengatakan apabila limbah cair dari fasyankes tidak diolah terlebih dahulu tetapi langsung dibuang di sungai atau lahan resapan maka fasyankes akan menjadi sumber penyakit.
“Karena itu fasyankes perlu memiliki petugas yang mampu mengelola limbah medis secara benar, sesuai standar melalui pengisian e-monev dan memperbaharuinya secara berkala,” tutup Kartini. (wan)