Bitung—Kecurigaan keluarga almarhun Yonoly Untajana (21) soal penyebab kematian praja IPDN Tampusu asal Tual Maluku Tenggara tersebut Januari lalu karena penganiayaan terbukti. Pasalnya, dari hasil penelusuran keluarga terhadap dokter yang melakukan otopsi terhadap jenasah Yonoly di RSUP Prof Kandouw Malalayang membantah jika anak mereka meninggal karena sakit seperti keterangan pihak IPDN.
“Bahkan dokter juga membantah jika anak kami meninggal karena tenggelam karena ketika melakukan otopsi dirinya tidak menemukan adanya tanda-tanda tenggelam dan sakit,” kata ibu angkat Yonoly, Ana Gomies, Jumat (22/3) lalu.
Dokter sendiri menurut Ana, tidak mau merincikan apa yang menjadi penyebab kematian anak semata wayang mereka. Dan dokter hanya menegaskan bahwa Yonoly bukan meninggal karena sakit paru-paru atau tenggelam seperti pengakuan pihak IPDN kepada keluarga.
“Dokter hanya meminta kami menyimpulkan sendiri dan menunggu persidangan karena menurutnya, hasil otopsi terhadap anak kami sudah dilapirkan untuk kelengkapan siding,” katanya.
Keterangan dokter ini sendiri menurut Ana klop dengan apa yang ditemukan keluarga pada jasad Yonoly ketika tiba di Tual dari Manado. Dimana ada luka lebam dan cakaran di jasad korban yang coba disamarkan dengan bedak agar tidak terlihat.
“Otomatis kami keluarga berpendapat jika anak kami meninggal karena dibunuh dengan cara dianiaya. Tapi sayangnya pihak IPDN tidak mau berterus terang dan menutup-nutupi apa sebenrnya yang mengakibatkan kematian anak kami,” katanya.(enk)