Ratahan – Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) belum lama ini telah menetapkan pengucapan syukur atau thaknsgiving mulai tahun 2014 dilaksanakan secara serentak di daerah ini.
Bersama para pimpinan dari berbagai denominasi gereja, Pemkab Mitra telah bersepakat puncak perayaan thanksgiving dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus mendatang.
Hanya saja, kesepakatan tersebut menuai pro kontrak dikalangan masyarakat Mitra, lebih khusus yang ada di kecamatan Tombatu. Dimana ada yang setuju, dan ada pula yang tidak setuju.
“Saya pribadi termasuk para orang tua di Tombatu, akan melaksanakan pengucapan pada tanggal 17 Agustus. Pasalnya, sudah menjadi tradisi bagi kami warga Tombatu melaksanakan pengucapan syukur tepat pada hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI),” tegas Fredy Pauran kepada BeritaManado.com baru-baru ini.
Menurut dia, kenapa mereka tetap akan melaksanakan pengucapan pada 17 Agustus, sebab sudah mengakar sejak dulu para sanak saudara dan keluarga yang anak-anaknya mengikuti pawai, sudah pasti akan datang. Itulah sebabnya, masyarakat Tombatu sudah terbiasa mempersiapkan hidangan secukupnya untuk menjamu keluarga-keluarga yang datang dari berbagai pelosok di wilayah Tombatu Raya.
“Dan yang terpenting tentunya, ada nilai historis kenapa orang Tombatu memaknai arti kemerdekaan bangsa ini dengan cara merayakan pengucapan syukur tepat pada puncak HUT proklamasi,” ujar Pauran sembari menambahkan, bahwa mengubah tradisi tidak semudah menggoreskan tinta diatas kertas. (rulandsandag)
Ratahan – Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) belum lama ini telah menetapkan pengucapan syukur atau thaknsgiving mulai tahun 2014 dilaksanakan secara serentak di daerah ini.
Bersama para pimpinan dari berbagai denominasi gereja, Pemkab Mitra telah bersepakat puncak perayaan thanksgiving dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus mendatang.
Hanya saja, kesepakatan tersebut menuai pro kontrak dikalangan masyarakat Mitra, lebih khusus yang ada di kecamatan Tombatu. Dimana ada yang setuju, dan ada pula yang tidak setuju.
“Saya pribadi termasuk para orang tua di Tombatu, akan melaksanakan pengucapan pada tanggal 17 Agustus. Pasalnya, sudah menjadi tradisi bagi kami warga Tombatu melaksanakan pengucapan syukur tepat pada hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI),” tegas Fredy Pauran kepada BeritaManado.com baru-baru ini.
Menurut dia, kenapa mereka tetap akan melaksanakan pengucapan pada 17 Agustus, sebab sudah mengakar sejak dulu para sanak saudara dan keluarga yang anak-anaknya mengikuti pawai, sudah pasti akan datang. Itulah sebabnya, masyarakat Tombatu sudah terbiasa mempersiapkan hidangan secukupnya untuk menjamu keluarga-keluarga yang datang dari berbagai pelosok di wilayah Tombatu Raya.
“Dan yang terpenting tentunya, ada nilai historis kenapa orang Tombatu memaknai arti kemerdekaan bangsa ini dengan cara merayakan pengucapan syukur tepat pada puncak HUT proklamasi,” ujar Pauran sembari menambahkan, bahwa mengubah tradisi tidak semudah menggoreskan tinta diatas kertas. (rulandsandag)