MANADO-Sebagian besar warga di Kota Manado dan sekitarnya masih kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti solar, premium maupun pertamax, di sejumlah SPBU di Manado.
Menurut pengamat politik Sulut, Taufik Tumbelaka, kelangkaan itu kemungkinan terjadi akibat keterlambatan penyaluran.
“Masyarakat sudah resah dengan situasi seperti ini, walaupun Pertamina pasti akan berusaha mengatasi kelangkaan BBM itu,” ungkap Tumbelaka,” Rabu (6/7) siang tadi.
Sampai saat ini, lanjut Tumbelaka, warga terus mengawasi pembelian BBM dengan menggunakan galon. “Kami berharap agar kiranya pemerintah melakukan koordinasi dengan instansi-instansi berkompeten,” ungkap Tumbelaka lagi. Karena yang hanya dilayani oleh SPBU, kata Tumbelaka, hanya pemegang kartu dan juga bagi mereka para nelayan.
Tumbelaka menambahkan, kartu tersebut sebagai salah-satu pengesahan untuk mendapatkan BBM berjenis premium dalam bentuk galon. “Kepolisian juga memiliki peran di sini, karena ketika ada warga yang membeli BBM tanpa memegang kartu kontrol tidak diperbolehkan,” katanya.
Menyangkut maraknya penjualan BBM yang dikemas botol-botol, dia mengatakan, pemerintah sampai saat ini tidak memberikan izin usaha tersebut. “Meskipun tidak dipungkiri, usaha tersebut sangat dibutuhkan manakala terjadi antrian panjang di SPBU-SPBU, namun legalisasi usaha tersebut tidak ada,” pungkas mantan aktifis UGM ini. (is)
MANADO-Sebagian besar warga di Kota Manado dan sekitarnya masih kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti solar, premium maupun pertamax, di sejumlah SPBU di Manado.
Menurut pengamat politik Sulut, Taufik Tumbelaka, kelangkaan itu kemungkinan terjadi akibat keterlambatan penyaluran.
“Masyarakat sudah resah dengan situasi seperti ini, walaupun Pertamina pasti akan berusaha mengatasi kelangkaan BBM itu,” ungkap Tumbelaka,” Rabu (6/7) siang tadi.
Sampai saat ini, lanjut Tumbelaka, warga terus mengawasi pembelian BBM dengan menggunakan galon. “Kami berharap agar kiranya pemerintah melakukan koordinasi dengan instansi-instansi berkompeten,” ungkap Tumbelaka lagi. Karena yang hanya dilayani oleh SPBU, kata Tumbelaka, hanya pemegang kartu dan juga bagi mereka para nelayan.
Tumbelaka menambahkan, kartu tersebut sebagai salah-satu pengesahan untuk mendapatkan BBM berjenis premium dalam bentuk galon. “Kepolisian juga memiliki peran di sini, karena ketika ada warga yang membeli BBM tanpa memegang kartu kontrol tidak diperbolehkan,” katanya.
Menyangkut maraknya penjualan BBM yang dikemas botol-botol, dia mengatakan, pemerintah sampai saat ini tidak memberikan izin usaha tersebut. “Meskipun tidak dipungkiri, usaha tersebut sangat dibutuhkan manakala terjadi antrian panjang di SPBU-SPBU, namun legalisasi usaha tersebut tidak ada,” pungkas mantan aktifis UGM ini. (is)