MINUT – Hasil investgasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulut, fasilitas DAM alias bak penampung limbah beracun yang dibangun PT MSM-TTN tak layak untuk dipergunakan. Dari segi daya tampung DAM, pengerjaan konstruksi dinilai tak cukup untuk menampung jutaan ton tailing yang dihasilkan saat beroperasi.
Selain itu, dua perusahaan tersebut kabarnya tak melakukan pengecoran dinding-dinding DAM. Pelak saja Walhi kuatir saat pembuangan tailing bakal memicu rembesan limbah mencemari air tanah, kemudian masuk ke sungai.
Penegasan ini dinyatakan Direktur Walhi Sulut, Edo Rakhman, saat pertemuan terbatas baru-baru ini.
“Hal ini harus ada langkah tegas dari Tim Terpadu. Pasalnya berharap dari Pemprov Sulut atau Pemkab Minut untuk melakukan peringatan keras terhadap PT MSM-TTN, saya kira itu tidak akan terjadi,” kata Rakhman.
Meski rekomendasi yang diwajibkan pihak perusahaan tak seluruhnya dipenuhi, namun Walhi Sulut menduga, kelancaran operasi dua perusahaan tersebut mendapat perlindungan dari Pemprov Sulut dan Pemkab Minut. Menurut Rakhman, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Jakarta mutlak harus meninjau langsung ke lokasi rencana eksploitasi dua perusahaan itu.
Ditegaskannya, KLH jangan hanya sebatas menerima laporan dari Pemprov Sulut saja sebab kemungkinan besar laporan tersebut tak sesuai kondisi di lapangan.
Untuk hal itu, kata Rakhman, Walhi Sulut telah menginformasikan langsung ke KLH meski belum ada tanggapan.
“Sangat disayangkan sikap tertutup KLH, padahal ini merupakan calon bencana yang akan merugikan rakyat Sulut,” kilahnya sembari menambahkan, bencana dimaksud sangat memungkinkan terjadi bagi warga sekitar wilayah pertambangan dua perusahan itu.
Sementara Kepala BLH Sulut Olvie Atteng menepis tudingan Walhi Sulut jika pembuatan DAM tailing tak sesuai ketentuan.
“Pembuatan DAM PT MSM-TTN sudah tersosialisasi dengan baik dan pembangunannya sesuai kebutuhan karena telah disetujui Komisi Keamanan Bendungan,” tandas Olvie bahwa kemungkinan Walhi saja yang tidak tahu.
Sementara manajemen PT MSM-TTN hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi. (is)
MINUT – Hasil investgasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulut, fasilitas DAM alias bak penampung limbah beracun yang dibangun PT MSM-TTN tak layak untuk dipergunakan. Dari segi daya tampung DAM, pengerjaan konstruksi dinilai tak cukup untuk menampung jutaan ton tailing yang dihasilkan saat beroperasi.
Selain itu, dua perusahaan tersebut kabarnya tak melakukan pengecoran dinding-dinding DAM. Pelak saja Walhi kuatir saat pembuangan tailing bakal memicu rembesan limbah mencemari air tanah, kemudian masuk ke sungai.
Penegasan ini dinyatakan Direktur Walhi Sulut, Edo Rakhman, saat pertemuan terbatas baru-baru ini.
“Hal ini harus ada langkah tegas dari Tim Terpadu. Pasalnya berharap dari Pemprov Sulut atau Pemkab Minut untuk melakukan peringatan keras terhadap PT MSM-TTN, saya kira itu tidak akan terjadi,” kata Rakhman.
Meski rekomendasi yang diwajibkan pihak perusahaan tak seluruhnya dipenuhi, namun Walhi Sulut menduga, kelancaran operasi dua perusahaan tersebut mendapat perlindungan dari Pemprov Sulut dan Pemkab Minut. Menurut Rakhman, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Jakarta mutlak harus meninjau langsung ke lokasi rencana eksploitasi dua perusahaan itu.
Ditegaskannya, KLH jangan hanya sebatas menerima laporan dari Pemprov Sulut saja sebab kemungkinan besar laporan tersebut tak sesuai kondisi di lapangan.
Untuk hal itu, kata Rakhman, Walhi Sulut telah menginformasikan langsung ke KLH meski belum ada tanggapan.
“Sangat disayangkan sikap tertutup KLH, padahal ini merupakan calon bencana yang akan merugikan rakyat Sulut,” kilahnya sembari menambahkan, bencana dimaksud sangat memungkinkan terjadi bagi warga sekitar wilayah pertambangan dua perusahan itu.
Sementara Kepala BLH Sulut Olvie Atteng menepis tudingan Walhi Sulut jika pembuatan DAM tailing tak sesuai ketentuan.
“Pembuatan DAM PT MSM-TTN sudah tersosialisasi dengan baik dan pembangunannya sesuai kebutuhan karena telah disetujui Komisi Keamanan Bendungan,” tandas Olvie bahwa kemungkinan Walhi saja yang tidak tahu.
Sementara manajemen PT MSM-TTN hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi. (is)