Manado, BeritaManado.com – Wacana pembangunan terowongan jalan Manado-Tomohon diangkat Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Silawesi Utara, Victor Rarung SE.
Menurut Victor Rarung, pembangunan terowongan mengacu pada ruas Manado-Tomohon rawan tanah longsor karena memiliki banyak bukit di tepi jalan.
“Beberapa opsi diangkat mengantisipasi tanah longsor yakni jalan tol, terowongan dan pelebaran jalan. Kalau pelebaran tetap beresiko karena pelebaran jalan akan membuat tebing lebih curam. sementara jalan tol akan mengurangi akses ke pedesaan. Paling memungkinkan terowongan,” jelas Victor Rarung kepada BeritaManado.com, Senin (12/3/2018).
Meski demikian lanjut Victor Rarung, terowongan dibangun hanya pada titik tertentu ketika akan melintasi pebukitan yakni trase yang dianggap berpotensi besar mengalami tanah longsor.
“Misalnya di tambulinas yang rawan longsor disana baiknya jalan dibuatkan terowongan juga di titik lainnya, sementara dari Manado hingga lewat Pineleng tidak perlu dibuatkan terowongan,” tandas Victor Rarung.
Lanjut Victor Rarung, seiring perubahan bentang alam akibat pembangunan infrastruktur tidak terencana baik maka sudah saatnya pembangunan ruas jalan mengutamakan keselamatan pengguna.
“Menjadi pelajaran bagi pemerintah termasuk balai jalan sebagai pemilik anggaran pembangunan jalan nasional agar tragedi 15 Januari 2014 lalu yang menelan banyak korban jiwa tidak terulang. Nah, pemikiran pembangunan ataupun rehabilitasi jalan perlu digali agar pembangunan infrastruktur jalan sesuai asas manfaat serta mengutamakan keselamatan,” tukas Victor Rarung.
(Jerry Palohoon)
Manado, BeritaManado.com – Wacana pembangunan terowongan jalan Manado-Tomohon diangkat Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Silawesi Utara, Victor Rarung SE.
Menurut Victor Rarung, pembangunan terowongan mengacu pada ruas Manado-Tomohon rawan tanah longsor karena memiliki banyak bukit di tepi jalan.
“Beberapa opsi diangkat mengantisipasi tanah longsor yakni jalan tol, terowongan dan pelebaran jalan. Kalau pelebaran tetap beresiko karena pelebaran jalan akan membuat tebing lebih curam. sementara jalan tol akan mengurangi akses ke pedesaan. Paling memungkinkan terowongan,” jelas Victor Rarung kepada BeritaManado.com, Senin (12/3/2018).
Meski demikian lanjut Victor Rarung, terowongan dibangun hanya pada titik tertentu ketika akan melintasi pebukitan yakni trase yang dianggap berpotensi besar mengalami tanah longsor.
“Misalnya di tambulinas yang rawan longsor disana baiknya jalan dibuatkan terowongan juga di titik lainnya, sementara dari Manado hingga lewat Pineleng tidak perlu dibuatkan terowongan,” tandas Victor Rarung.
Lanjut Victor Rarung, seiring perubahan bentang alam akibat pembangunan infrastruktur tidak terencana baik maka sudah saatnya pembangunan ruas jalan mengutamakan keselamatan pengguna.
“Menjadi pelajaran bagi pemerintah termasuk balai jalan sebagai pemilik anggaran pembangunan jalan nasional agar tragedi 15 Januari 2014 lalu yang menelan banyak korban jiwa tidak terulang. Nah, pemikiran pembangunan ataupun rehabilitasi jalan perlu digali agar pembangunan infrastruktur jalan sesuai asas manfaat serta mengutamakan keselamatan,” tukas Victor Rarung.
(Jerry Palohoon)