Ratahan — Berdasarkan data terbaru Satgas COVID-19, Rabu 3 Juni 2020, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) bertambah satu pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dan satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dikatakan Juru Bicara Satgas COVID-19 Mitra Gloria Wuwungan, untuk pasien positif berasal dari Kecamatan Pasan.
“Pasien positif tersebut yang merupakan bayi perempuan berusia dua bulan, sebelumnya adalah KERT (Kontak Erat Risiko Tinggi) dari pasien yang terdata di Satgas Sulut sebagai pasien 189 asal Kecamatan Pasan,” ungkap Gloria Wuwungan.
Dengan demikian maka total pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Mitra saat ini berjumlah tujuh orang, dengan dua di antaranya sudah meninggal dunia.
“Pasien positif ini tidak ada keluhan sehingga dikategorikan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). Selanjutnya sebagai KERT dari pasien 189, pasien positif tersebut tidak pernah keluar sehingga KERT pasien ini sama dengan pasien 189,” pungkas Gloria Wuwungan.
Sementara untuk PDP 11 merupakan seorang perempuan berusia 56 Tahun dari Kecamatan Tombatu Timur.
“Pada 2 Juni 2020 lalu, PDP 11 dilarikan ke RSUD Noongan dalam keadaan tidak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan, sebelum tiba di RSUD Noongan,” tandas Gloria Wuwungan.
Lanjut dijelaskannya, sebelumnya pasien sempat dirawat di RS Budi Setia selama 7 hari dengan Keluhan awal batuk dan sesak nafas karena lendir menumpuk, serta demam.
Adapun diagnosa PDP 11 adalah Bronkitis dan Pneumonia, kemudian keluar rumah sakit pada tanggal 1 Juni 2020, sebelum akhirnya dilarikan kembali ke RSUD Noongan.
“PDP 11 sudah dimakamkan dengan menggunakan Prosedur COVID-19,” tukasnya.
Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 2 orang dan pelaku perjalanan yang masih dalam pemantauan sekira 137 orang.
Sementara melihat perkembangan tersebut, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati dan lebih serius lagi dalam melakukan upaya pencegahan penularan COVID-19 di lingkungan sekitar karena kemungkinan besar sudah ada virus di wilayah tempat tinggal ataupun tempat beraktivitas.
Ditambahkannya, hal ini perlu mendapat perhatian lebih lagi oleh seluruh elemen masyarakat agar tidak terjadi penularan yang lebih luas, khususnya penularan yang bisa berasal dari para OTG yang ada di lingkungan sekitar, namun belum terdeteksi.
“Pencegahan penularan COVID-19 ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak mudah percaya dengan isu yang tidak benar atau hoax yang beredar di masyarakat karena hal itu justru dapat membahayakan banyak orang,” tutupnya.
(***/Jenly Wenur)