Manado, BeritaManado.com — Gangguan tidur adalah masalah kesehatan yang sering dialami oleh banyak orang, termasuk pasien dengan penyakit kronis seperti kanker, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit lainnya.
Gangguan tidur ini sering kali dihubungkan dengan stres, baik itu akibat diagnosis penyakit, efek samping pengobatan, perubahan gaya hidup, serta ketidaknyamanan fisik yang ditimbulkan oleh terapi medis yang dijalani.
Kondisi ini bisa berpengaruh besar terhadap kualitas hidup seseorang (khususnya pasien) dan memperburuk keadaan fisik dan mental mereka.
Menghadapi tantangan ini, Tim Dosen dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado melaksanakan sebuah program kemitraan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Program ini bertujuan untuk membantu pasien penyakit kronis dalam mengatasi gangguan tidur mereka dengan pendekatan nonfarmakologi yang lebih alami.
Pada 6 September 2024, kegiatan pengabdian dilaksanakan di Puskesmas Kombos, dan pada 20 September 2024, di Puskesmas Ranomuut, Kota Manado.
Program utama yang diselenggarakan adalah pendampingan dalam melaksanakan walking exercise (olahraga jalan kaki) sebagai modalitas peningkatan kualitas tidur pada pasien penyakit kronis.
Mengapa Walking Exercise?
Ketua TIM Pengabdian Masyarakat, Ns Gresty Masi MKep SpKepMB menjelaskan bahwa pasien kanker sering mengalami gangguan tidur yang disebabkan oleh stres terkait diagnosis, efek samping pengobatan, serta ketidaknyamanan fisik akibat terapi.
Hal serupa juga dialami oleh pasien dengan penyakit kronis lainnya.
Gangguan tidur ini dapat mengarah pada penurunan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.
Walking exercise dipilih sebagai salah satu metode efektif dalam menangani masalah tidur tersebut.
Selain mudah diakses, olahraga ini juga hemat biaya dan tidak memerlukan perlengkapan khusus.
Terlebih lagi, walking exercise dapat membantu memperbaiki kualitas tidur pasien dengan memengaruhi berbagai mekanisme fisiologis tubuh.
Di antaranya adalah respon imun inflamasi, pengaturan suhu tubuh inti, fungsi otonom, dan keseimbangan hormon endokrin.
“Walking exercise dapat memperbaiki kualitas tidur pasien dengan cara yang alami, tanpa harus bergantung pada obat-obatan,” ujar Gresty Masi.
Program Pengabdian kepada Masyarakat
Sasaran utama dalam program ini adalah pasien dengan penyakit kronis yang ada di wilayah Puskesmas Kombos dan Puskesmas Ranomuut, Kota Manado.
Sebanyak 40 pasien penyakit kronis yang terlibat dalam program ini menyambut baik inisiatif tersebut.
Banyak di antara mereka yang mengeluhkan sering terjaga di malam hari, sehingga program ini menjadi motivasi baru untuk meningkatkan kualitas tidur mereka.
Program pengabdian ini mengedukasi pasien mengenai manfaat walking exercise sebagai cara untuk mengelola gangguan tidur mereka.
Dalam kegiatan ini, pasien diberikan booklet mengenai walking exercise serta penjelasan tentang cara menggunakan pedometer (alat pengukur langkah) yang dapat diunduh melalui aplikasi pada handphone mereka.
Selain itu, teknik pelaksanaan program olahraga ini di rumah juga diajarkan, dengan tujuan agar pasien bisa menjalankannya secara mandiri dengan frekuensi tiga kali seminggu selama tiga minggu, sesuai kemampuan.
Harapan dan Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
Melalui program ini, diharapkan pasien dengan penyakit kronis dapat memperoleh solusi praktis dan efektif untuk mengatasi gangguan tidur mereka tanpa harus menambah konsumsi obat-obatan.
Dengan adanya pendekatan nonfarmakologi seperti walking exercise, kualitas tidur pasien diharapkan bisa meningkat sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Program ini juga menjadi contoh konkret dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana dosen dan mahasiswa tidak hanya berfokus pada penelitian dan pengajaran, tetapi juga terlibat langsung dalam pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat luas.
(***/jenlywenur)
Manado, BeritaManado.com — Gangguan tidur adalah masalah kesehatan yang sering dialami oleh banyak orang, termasuk pasien dengan penyakit kronis seperti kanker, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit lainnya.
Gangguan tidur ini sering kali dihubungkan dengan stres, baik itu akibat diagnosis penyakit, efek samping pengobatan, perubahan gaya hidup, serta ketidaknyamanan fisik yang ditimbulkan oleh terapi medis yang dijalani.
Kondisi ini bisa berpengaruh besar terhadap kualitas hidup seseorang (khususnya pasien) dan memperburuk keadaan fisik dan mental mereka.
Menghadapi tantangan ini, Tim Dosen dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado melaksanakan sebuah program kemitraan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Program ini bertujuan untuk membantu pasien penyakit kronis dalam mengatasi gangguan tidur mereka dengan pendekatan nonfarmakologi yang lebih alami.
Pada 6 September 2024, kegiatan pengabdian dilaksanakan di Puskesmas Kombos, dan pada 20 September 2024, di Puskesmas Ranomuut, Kota Manado.
Program utama yang diselenggarakan adalah pendampingan dalam melaksanakan walking exercise (olahraga jalan kaki) sebagai modalitas peningkatan kualitas tidur pada pasien penyakit kronis.
Mengapa Walking Exercise?
Ketua TIM Pengabdian Masyarakat, Ns Gresty Masi MKep SpKepMB menjelaskan bahwa pasien kanker sering mengalami gangguan tidur yang disebabkan oleh stres terkait diagnosis, efek samping pengobatan, serta ketidaknyamanan fisik akibat terapi.
Hal serupa juga dialami oleh pasien dengan penyakit kronis lainnya.
Gangguan tidur ini dapat mengarah pada penurunan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.
Walking exercise dipilih sebagai salah satu metode efektif dalam menangani masalah tidur tersebut.
Selain mudah diakses, olahraga ini juga hemat biaya dan tidak memerlukan perlengkapan khusus.
Terlebih lagi, walking exercise dapat membantu memperbaiki kualitas tidur pasien dengan memengaruhi berbagai mekanisme fisiologis tubuh.
Di antaranya adalah respon imun inflamasi, pengaturan suhu tubuh inti, fungsi otonom, dan keseimbangan hormon endokrin.
“Walking exercise dapat memperbaiki kualitas tidur pasien dengan cara yang alami, tanpa harus bergantung pada obat-obatan,” ujar Gresty Masi.
Program Pengabdian kepada Masyarakat
Sasaran utama dalam program ini adalah pasien dengan penyakit kronis yang ada di wilayah Puskesmas Kombos dan Puskesmas Ranomuut, Kota Manado.
Sebanyak 40 pasien penyakit kronis yang terlibat dalam program ini menyambut baik inisiatif tersebut.
Banyak di antara mereka yang mengeluhkan sering terjaga di malam hari, sehingga program ini menjadi motivasi baru untuk meningkatkan kualitas tidur mereka.
Program pengabdian ini mengedukasi pasien mengenai manfaat walking exercise sebagai cara untuk mengelola gangguan tidur mereka.
Dalam kegiatan ini, pasien diberikan booklet mengenai walking exercise serta penjelasan tentang cara menggunakan pedometer (alat pengukur langkah) yang dapat diunduh melalui aplikasi pada handphone mereka.
Selain itu, teknik pelaksanaan program olahraga ini di rumah juga diajarkan, dengan tujuan agar pasien bisa menjalankannya secara mandiri dengan frekuensi tiga kali seminggu selama tiga minggu, sesuai kemampuan.
Harapan dan Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
Melalui program ini, diharapkan pasien dengan penyakit kronis dapat memperoleh solusi praktis dan efektif untuk mengatasi gangguan tidur mereka tanpa harus menambah konsumsi obat-obatan.
Dengan adanya pendekatan nonfarmakologi seperti walking exercise, kualitas tidur pasien diharapkan bisa meningkat sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Program ini juga menjadi contoh konkret dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana dosen dan mahasiswa tidak hanya berfokus pada penelitian dan pengajaran, tetapi juga terlibat langsung dalam pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat luas.
(***/jenlywenur)