Bitung – Ketua TP PKK, Ny Josephine Sondakh Taroreh mengingat para Ibu Rumah Tangga (IRT) soal kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS. Hal ini disampaikan Taroreh ketika membawakan meteri soal kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS, Selasa (9/4)di ruang pertemuan lantai IV Gedung Pelni Kota Bitung.
Acara ini merupakan penyuluhan bagi IRT dalam membangun keluarga sejahtera yang diadakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Propinsi Sulut serta TP PKK Propinsi Sulut.
Dalam materinya, Taroreh yang ikut didampingi dr Ellen Wuisan memaparkan beberapa kegiatan TP PKK Kota Bitung dalam upaya mengatasi/menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu hamil lewat program mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang “berkualitas” kepada masyarakat.
“Ada 3 kunci, seperti setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil, setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan KTD atau kehamilan tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran,” jelas Taroreh.
Untuk upaya pencegahan penyebaran penyakit menular HIV/ AIDS menurut Taroreh adalah tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah, saling setia pada pasangannya, mengunakan alat kontrasepsi secara konsisten dan benar, menolak pengunaan Napza terutama narkoba suntik dan mempergunakan peralatan medis yang steril.
“Sehingga angka penderita HIV/AIDS di Kota Bitung dapat terus ditekan dan misi membangun Keluarga Sejahtera di Propinsi Sulut khususnya Kota Bitung dapat terwujud,” katanya.
Acara ini sendiri dibuka Ketua TPPKK Propinsi Sulut, Ny Deitje Sarundajang Laoh Tambuwun. Dimana dalam sambutannya Tambuwun menghimbau TP-PKK Sulut dapat berperan aktif dalam mendukung program pemerintah.
“TP PKK harus menjadi rekan kerja pemerintah dalam membina generasi muda dari segi mental dan spiritual,” kata Tambuwun.
Keluarga, masyarakat dan pemerintah menurutnya harus bergandengan tangan dalam mendidik generasi muda sehingga tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas yang mengakibatkan hilangnya pilar-pilar penerus generasi bangsa Indonesia.(enk)
Bitung – Ketua TP PKK, Ny Josephine Sondakh Taroreh mengingat para Ibu Rumah Tangga (IRT) soal kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS. Hal ini disampaikan Taroreh ketika membawakan meteri soal kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS, Selasa (9/4)di ruang pertemuan lantai IV Gedung Pelni Kota Bitung.
Acara ini merupakan penyuluhan bagi IRT dalam membangun keluarga sejahtera yang diadakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Propinsi Sulut serta TP PKK Propinsi Sulut.
Dalam materinya, Taroreh yang ikut didampingi dr Ellen Wuisan memaparkan beberapa kegiatan TP PKK Kota Bitung dalam upaya mengatasi/menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu hamil lewat program mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang “berkualitas” kepada masyarakat.
“Ada 3 kunci, seperti setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil, setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan KTD atau kehamilan tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran,” jelas Taroreh.
Untuk upaya pencegahan penyebaran penyakit menular HIV/ AIDS menurut Taroreh adalah tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah, saling setia pada pasangannya, mengunakan alat kontrasepsi secara konsisten dan benar, menolak pengunaan Napza terutama narkoba suntik dan mempergunakan peralatan medis yang steril.
“Sehingga angka penderita HIV/AIDS di Kota Bitung dapat terus ditekan dan misi membangun Keluarga Sejahtera di Propinsi Sulut khususnya Kota Bitung dapat terwujud,” katanya.
Acara ini sendiri dibuka Ketua TPPKK Propinsi Sulut, Ny Deitje Sarundajang Laoh Tambuwun. Dimana dalam sambutannya Tambuwun menghimbau TP-PKK Sulut dapat berperan aktif dalam mendukung program pemerintah.
“TP PKK harus menjadi rekan kerja pemerintah dalam membina generasi muda dari segi mental dan spiritual,” kata Tambuwun.
Keluarga, masyarakat dan pemerintah menurutnya harus bergandengan tangan dalam mendidik generasi muda sehingga tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas yang mengakibatkan hilangnya pilar-pilar penerus generasi bangsa Indonesia.(enk)