Manado – Untuk pertama kali dalam perjalanannya, SPN Polda Sulut dibawah kepemimpinan Kepala SPN Kombes Pol Dra. Henny Posumah menyelenggarakan syukuran ulang tahun. Di tahun 2017 ini, SPN Polda Sulut berusia 56 tahun. Usia ini dihitung sejak SPN Polda Sulut membuka pendidikan polisi pertama kali pada tanggal 1 Juni 1961.
“Syukuran ulang tahun ini didorong dan diminta oleh keinginan seluruh personil SPN, guna mengingat dan mengenang kembali sejarah terbentuknya lembaga pendidikan Polri di Sulawesi Utara,” ucap Kepala SPN.
Syukuran HUT SPN ini juga dirangkaikan dengan acara buka puasa bersama anak-anak yatim, yang dihadiri oleh Kapolda Sulut Irjen Pol Drs. Bambang Waskito, Ketua Bhayangkari Sulut Ruthy Bambang Waskito, Wakapolda Sulut Brigjen Pol Drs. Refdi Andri, MSi, Karo PID Div Humas Polri Brgjen Pol Drs. Daniel Pasaribu, para Pejabat Utama, personil SPN, peserta pelatihan, jamaah sekitar dan anak-anak panti asuhan An Nur Kombos, digelar di Graha Dotulong SPN Polda Sulut, Karombasan Manado, Senin (5/6/2017)
Kapolda Sulut dalam amanatnya mengatakan bahwa ulang tahun ini dapat dijadikan evaluasi diri, kira-kira setahun berjalan apa yang sudah diperbuat. “Apakah sudah sesuai dengan aturan yang ada, apa inovasi saya, apalagi ini merupakan lembaga yang sangat vital bagi calon-calon polisi yang akan bertugas di lapangan,” ujarnya.
Menurutnya, bisa terlihat hasil didik dari SPN ini sudah bisa terangkum atau belum. Bisa dievaluasi apakah pendidikan budi pekerti, pendidikan moral Pancasila, pendidikan tingkah laku dan lainnya sudah bisa diterapkan di lapangan.
“Apakah sudah cukup silabus-silabus yang sudah diberikan, yang sudah diajarkan disini untuk diterapkan di lapangan? Karena semakin hari polisi semakin tidak mudah, polisi semakin dihadapkan kepada permasalahan yang sangat luar biasa,” kata Kapolda mengingatkan.
Beliau juga mengatakan, saat ini Kapolri sedang gencar mengingatkan masalaah persekusi. “Ada seseorang mengupload di medsos, karena tidak sesuai dengan harapannya akhirnya didatangin, diancam, difitnah, suruh membuat surat perdamaian, suruh membuat surat pernyataan dan sebagainya, ini polisi tidak boleh tinggal diam,” tegasnya.
Ditambahkannya, Kapolri sudah mengingatkan, Polisi sebagai pengayom, pelindung apabila ada masyarakat yang ditekan, diancam, diteror, polisi tidak boleh tinggal diam, berbicara masalah hukum, polisilah penegaknya.
“Saya harapkan dengan adanya perkembangan situasi ini, bisa dicermati dengan baik, kita bisa membaca media sosial dengan bijak, dengan pintar, kita jangan sembarangn memberikan respon, nanti justru kita malah menyalahi UU ITE, itu polisi harus bertindak, sebelum yang lainnya bertindak. Ini sebagai koreksi bagi kita semua dan di wilayah juga apabila ada sesuatu hal yang demikian, polisi segera bertindak untuk melindungi masyarakat,” tegasnya.
Acara buka puasa bersama tersebut diiringi pengantar berbuka dan doa oleh Imam Mesjid Ulil Albab Kampus Unsrat Ustad Ngadikin Iskandar, dilanjutkan dengan sholat Maghrib di Mesjid SPN, selanjutnya pemotongan tumpeng sebagai ucapan syukur ulang tahun oleh Kapolda Sulut didampingi Ketua Bhayangkari dan Kepala SPN.
Potongan tumpeng diberikan kepada personil SPN aktif yang terlama dalam masa dinasnya yaitu Iptu Badu K. Todingan menjabat sebagai Paur Manage SPN Polda Sulut, yang pada bulan Septemer 2017 akan memasuki masa purna tugas. (***/risatsanger)