Manado, BeritaManado.com — Kota Manado sebagai Kota Pariwisata belum dirasakan dampaknya oleh masyarakat kecil, dimana masih kurangnya perhatian terhadap sektor Usaha Kecil dan Menengah (UMKM).
Pernyataan ini diberikan anggota DPRD Kota Manado, Syarifudin Saafa ST MM, Selasa (25/02/2020), saat diwawancarai BeritaManado.com, di Kantor DPRD Kota Manado.
“Pemerintah sekarang ini tidak maksimal di dalam membangun ekonomi masyarakat, perhatian pemerintah terhadap sektor-sektor informal itu sangat sangat kecil,” ujarnya.
Syarifudin menambahkan, hal itu bisa dibuktikan dengan alokasi anggaran di APBD, dimana sangat kecil porsi yang diberikan oleh pemerintah.
“Saya sering menyampaikan ke pemerintah agar memperbesar perhatian kepada sektor informal,” ujar Syarifudin Saafa.
Lanjutnya, pada 2019, jumlah wisatawan yang datang ke Manado mencapai 122.000 orang, tetapi kedatangan wisatawan tidak disambut dengan program kreatif dari pemerintah.
“Kedatangan para wisatawan ini tidak disambut dengan program kreatif dari pemerintah yang di situ sebenarnya bisa menggairahkan ekonomi masyarakat, jadi seharusnya di dorong, kalau kita Kota Pariwisata, sentra ekonomi kepariwisataan,” ucap Syarifudin.
Menurutnya, usaha-usaha kecil mikro menengah, kecil mikro, harus ditopang pemerintah.
“Hal ini yang saya lihat, pemerintah tidak memberikan porsi, sehingga kedatangan wisatawan, dampak langsung kepada Maembo, Utu, Ungke, Uti, Nou, Tole itu kurang, ojek online maupun pangkalan, mikro, macam-macam, itu kurang, ini catatan saya,” jelasnya.
Tantangan kepemimpinan kedepan menurut Syarifudin adalah bagaimana pemerintah, ketika banyak orang datang di Manado, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, betul-betul bersentuhan dengan sentra-sentra ekonomi kerakyatan sebelum pulang ke daerah atau negara masing-masing.
“Ini yang tidak dilakukan pemerintah, jadi kritik saya, pemerintah itu lemah di dalam membangun ekonomi kerakyatan,” tutupnya.
(Dedy Manlesu)