MANADO – Pemberitaan mengenai tindakan skors yang diberikan rektor Univerisatas Sam Ratulangi Manado terhadap beberapa mahasiswa kembali menuai sorotan dan tangapan dari masyarakat. Kali ini tanggapan dari Anes Supit, pemerhati kemasyarakatan.
Menurutnya, skorsing dapat dilakukan pihak rektorat apabila perilaku oknum mahasiswa tersebut diluar kewajaran. Namun menjadi tidak wajar skorsing kepada mahasiswa yang berlaku vokal atau mengkritik.
“Jika skorsing karena perlakuan mahasiswa yang tidak wajar maka itu dibenarkan. Namun sangat disayangkan kalau pihak rektorat melakukan skorsing kepada mahasiswa yang vokal dan suka mengkritik, justru itu menjadi tidak wajar,” tegas mantan pengurus DPD PDI-Perjuangan Sulut ini kepada beritamanado, Rabu (20/7)
Sekali lagi Supit mengingatkan pihak rektorat harus menjunjung tinggi asas demokrasi yang salah-satunya tercermin pada kebebasan berpendapat. “Apalagi kampus sebagai institusi kaum intelektual. Masakan kritik membangun diharamkan,” tambahnya mempertanyakan. (gn)
MANADO – Pemberitaan mengenai tindakan skors yang diberikan rektor Univerisatas Sam Ratulangi Manado terhadap beberapa mahasiswa kembali menuai sorotan dan tangapan dari masyarakat. Kali ini tanggapan dari Anes Supit, pemerhati kemasyarakatan.
Menurutnya, skorsing dapat dilakukan pihak rektorat apabila perilaku oknum mahasiswa tersebut diluar kewajaran. Namun menjadi tidak wajar skorsing kepada mahasiswa yang berlaku vokal atau mengkritik.
“Jika skorsing karena perlakuan mahasiswa yang tidak wajar maka itu dibenarkan. Namun sangat disayangkan kalau pihak rektorat melakukan skorsing kepada mahasiswa yang vokal dan suka mengkritik, justru itu menjadi tidak wajar,” tegas mantan pengurus DPD PDI-Perjuangan Sulut ini kepada beritamanado, Rabu (20/7)
Sekali lagi Supit mengingatkan pihak rektorat harus menjunjung tinggi asas demokrasi yang salah-satunya tercermin pada kebebasan berpendapat. “Apalagi kampus sebagai institusi kaum intelektual. Masakan kritik membangun diharamkan,” tambahnya mempertanyakan. (gn)